Menjawab pertanyaan masyarakat itu, Bernardus sebenarnya tidak tahu persis mengapa begitu.
Bernardus hanya berpikiran itu adalah strategi marketing (pemasaran). Cuma ada ibu dan dua anaknya, hal itu diharapkan dapat mempengaruhi ibu-ibu untuk membeli.
"Peran ibu kan sangat penting dalam belanja," kata Bernardus. Peran ayah menurutnya kurang penting.
Kisahnya berawal ketika Bernardus banyak mendapatkan pesanan membuat gambar dari sebuah perusahaan separasi film.
"Banyak pesanan gambar, salah satunya itu biskuit Khong Guan," katanya.
Bernardus menceritakan jika contoh gambar untuk Khong Guan itu didapatkannya dari sebuah majalah. Potongan gambar itu terlihat begitu lusuh.
Bernardus mengikuti arahan yang diberikan perusahaan soal gambar yang diinginkan. Bernardus mengatakan dia mengubah gambar itu dengan mewarnai baju yang dikenakan anak lelaki dengan warna merah, dan anak perempuan dengan warna kuning.
Posisi si anak perempuan agak digeser. Jadi lagi memegang biskuit.
Sejatinya Bernardus sudah menjadi pelukis profesional semasa dia kuliah di Insitut Teknologi Bandung (ITB). Pada saat itu Bernardus kos di Jalan Lengkong Kecil, dan bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil.
Majalah Aktuil yang mengkhususkan diri di musik dan film itu pada saat itu memang cukup populer.
Karena bersebelahan, Bernardus sering mampir ke kantor bahkan membuat komik di majalah yang diterbitkan.