Libur panjang sejatinya identik dengan membludaknya obyek-obyek wisata tempat para wisatawan memanfaatkan vakansi mereka berekreasi.
Kendati pun tidak sedikit himbauan dari pemerintah agar tidak bepergian di saat libur panjang (26 Oktober hingga 1 Nopember 2020) ini untuk mengantisipasi timbulnya klaster-klaster baru penularan Covid-19, namun setidaknya lokasi-lokasi wisata tetap diprediksi bakalan ramai dikunjungi.
Namun cukup menarik perhatian pada lokasi wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Melansir sukabumiupdate.com, Â ada yang janggal terjadi di lokasi wisata Pelabuhan Ratu dan sekitarnya. Kepala Operasional Balawisata Kabupaten Sukabumi, Asep Edom, mengatakan hingga hingga Kamis (29/10/2020) obyek wisata Pantai Pelabuhan Ratu dan Geopark Ciletuh bisa dibilang sepi pengunjung.
"Dari laporan anggota di lapangan, pengunjung tak terlalu ramai," kata Asep, Kamis (29/10/2020).
Lokasi wisata yang berdekatan dengan Pantai Pelabuhan Ratu, yaitu Pantai Citepus hingga Karanghawu Kecamatan Cisolok sami mawon, sepi.
Seperti diketahui, jika Anda hendak bepergian ke Pantai Pelabuhan Ratu, maka Anda akan menemui jalan berbelok menuju obyek wisata Geopark Ciletuh, namun Geopark yang termasuk wilayah Kecamatan Ciemas itu juga sami mawon, tidak ramai.
Pihak pengelola kawasan wisata di sana memang sudah membuat himbauan agar para pengunjung menerapkan protokol 3M. Di setiap titik temu atau area parkir pihak pengelola sengaja membangun tempat cuci tangan.
Orang-orang yang berkunjung ke sekitar Geopark itu dikabarkan hanya sekitar 350 orang hingga hari kedua liburan (Kamis, 29/10/2020).Â
Diamini oleh Asep, kondisi sepinya pengunjung kali ini selain karena orang-orang (para wisatawan) sedang kesulitan keuangan sebagai imbas Covid-19, sebab lain adalah kondisi gelombang laut yang sedang tidak bersahabat.
Kondisi kesulitan keuangan ini memaksa sebagian masyarakat lebih memilih untuk tinggal di rumah.
"Sudah dua malam, gelombang laut tidak bersahabat," ujar Asep.
Pihaknya juga telah memasang sejumlah bendera merah di titik-titik yang dianggap sebagai zona berbahaya yang dianggap rentan terhadap kecelakaan laut.
Salah seorang pedagang di Karang Hawu, mengatakan sepinya wisatawan di area tempatnya berdagang karena adanya prediksi tsunami 20 meter yang di share di media sosial.
"Prediksi tsunami ini kira-kira sudah ada dua minggu, padahal di sini (Karang Hawu) aman-aman saja. Jika pun gelombang tinggi, itu hanyalah pasang surut air laut biasa," kata Santi (37), pedagang itu.
Santi berharap kondisi Covid-19 ini segera berlalu. "Agar aktivitas kembali seperti biasa," katanya.
Anda sering atau pernah mengunjungi Pantai Pelabuhan Ratu ini dan sekitarnya?
Saya pernah mengunjungi beberapa kali obyek wisata ini pada kesempatan adanya libur panjang, yaitu memanfaatkan libur panjang Lebaran beberapa tahun lalu.
Perjalanan dari kota Sukabumi cukup mengasyikkan, sembari melihat segala aktivitas masyarakat di sepanjang perjalanan menuju Geopark/Pelabuhan Ratu, sekali-kali di tengah perjalanan kendaraan kami berhenti dulu untuk mampir ke Alfa Mart atau Indomaret.
Untuk menuju lokasi air terjun yang berada di sekitar Geopark Ciletuh, maka pengunjung ke sana harus berjalan kaki menyusuri jalan-jalan setapak. Rasa capek bepergian dan berjalan kaki tersebut kami anggap sebagai penghilang rasa jenuh dari keseharian duduk di meja bekerja.
Maklum, libur panjang Lebaran kala itu, pengunjung memang membludak, baik yang berkunjung ke Geopark Ciletuh maupun Pantai Pelabuhan Ratu. Kendaraan dari berbagai plat nomor pun memenuhi lokasi, F (Sukabumi, Cianjur, Bogor), D (Bandung), dan B (Jakarta).
Seperti diketahui Geopark Ciletuh ini beberapa waktu lalu sudah resmi masuk dalam daftar UNESCO, bagian dari Global Geopark Network UNESCO sehingga Geopark Ciletuh ini menjadi salah satu yang dinaungi oleh UNESCO.
Pada kesempatan itu, kami juga sempat mengunjungi obyek wisata Vihara Dewi Kwan Im. Di sepanjang pintu masuk yang menuju ke bagian atas Vihara, ada patung-patung naga yang melingkar dan memanjang.
Di taman yang ada di dalam Vihara itu juga ada patung-patung Buddha dan Patung Dewi Kwan Im.
Lebih menarik lagi, di bagian dalam Vihara itu juga ada tempat khusus yang disediakan untuk bersemayamnya Prabu Siliwangi, Prabu dari Kerajaan Pajajaran. Kerajaan "Kian Santang" memang berlokasi di wilayah Sunda.
Di depan "kediaman" Prabu Siliwangi itu mengepul kemenyan. Beberapa yang penting ini saya jepret dengan ponsel yang saya bawa. Jangan dikira Vihara yang terletak di pinggir pantai ini hanya dikunjungi oleh mereka yang beragama Buddha saja, akan tetapi juga dikunjungi sebagai obyek wisata oleh berbagai agama lainnya.