Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Thomas Cup Tanpa Indonesia Ibarat Sayur Tanpa Garam

16 September 2020   09:01 Diperbarui: 16 September 2020   09:04 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piala Thomas dan Uber (galamedia.pikiran-rakyat.com)


Tanpa Indonesia, perhelatan Piala Thomas dan Uber yang semula digelar di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober mendatang ibarat kata pepatah bagai sayur tanpa garam.

Indonesia memutuskan untuk membatalkan keikutsertaannya pada 11 September lalu dari turnamen dua tahunan tersebut. 

Dengan demikian sudah tujuh negara yang mengundurkan diri. Sebelumnya, yaitu Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Thailand, Australia, dan Taiwan.

Indonesia sampai saat ini adalah pemegang gelar terbanyak Piala Thomas yaitu 13 kali, atau 3 kali lebih banyak ketimbang Cina, dan 8 kali lebih banyak ketimbang Malaysia.

Digadang-gadang saat ini pun Indonesia sangat potensial kekuatannya di Piala Thomas. Ganda putra ada tiga yang berperingkat di bawah 10 dunia. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1), Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan (2), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (7).

Sedangkan tunggal putra ada Anthony Sinisuka Ginting (6) dan Jonatan Christie (7).

Keputusan negara-negara tersebut di atas tentu saja dengan pertimbangan demi keselamatan dan kesehatan para atlet dan ofisial nya.

Kabar angin, Cina dan Jepang juga dikabarkan sudah mempertimbangkan untuk ikut mundur juga.

Kurang sreg rasanya jika Thomas dan Uber ini digelar tanpa negara-negara kuat seperti disebutkan di atas.

Kabar terakhir, dilansir dari bola.com, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akhirnya menyerah pada kenyataan. Pada Senin (14/9/2020) BWF secara resmi menunda perhelatan lambang supremasi itu.

Dalam pernyataan resminya, BWF mengatakan bahwa BWF dan Federasi Bulutangkis Denmark telah bersepakat mengambil keputusan sulit untuk menunda pagelaran supremasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun