Nama Tati pun semakin pudar dan dilupakan orang. Bahkan menurutnya, PBSI juga tidak menghubunginya lagi untuk diperkenalkan kepada para pemain muda.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Tati menabrak orang saat mengendarai motor di kawasan Kemayoran, Jakarta.Â
"Saya jatuh, dia (yang ditabrak enggak)," kisah Tati.
Berupaya bangkit dari jatuhnya, Tati merasakan sakit pada kakinya. Dan ternyata, tumit kaki sebelah kiri Tati patah.
"Maklum sudah tua," komentarnya.
Sejak itulah Tati berhenti bekerja di apotek. Tati hanya berdiam diri di rumah, mengurusi orang tuanya yang sudah sepuh.
Rudy Hartono lantas memberikan Tati pekerjaan sebagai tenaga administrasi di bagian perpustakaan perusahaan Oli TOP 1.
Tati baru benar-benar pensiun dari pekerjaannya di perusahaan tersebut pada tahun 2015.
Satu cita-cita Tati yang tidak kesampaian sampai akhir hayatnya adalah menjadi seorang pelatih bulutangkis. Namun sejak kecelakaan itu dan usia senjanya, kakinya sudah tidak kuat lagi menopang.
Tati juga sempat menceritakan ketika mengawinkan Piala Uber dan Piala Thomas.
