Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin: Klub Harus Berkorban untuk Timnas Indonesia

21 Januari 2020   07:23 Diperbarui: 21 Januari 2020   07:31 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong dan para pemain U-19 (sport.detik.com)

"Karena di Korea, kalau satu klub menolak panggilan, maka klub itu akan kena sanksi," kata Shin, Jum'at (17/1/2020).

Menurut Shin, dia secara jujur mengatakan tidak pernah terpikirkan apabila pemain pilihan bakal ditolak klub di Indonesia.

Tapi Shin mengharapkan klub Indonesia mau berkorban untuk Timnas, dan tidak ada penolakan kalau dipanggil.

Sebelumnya, Simon McMenemy yang digantikan Shin Tae-yong, sempat marah-marah kepada penguasa liga yang dianggapnya tidak bisa menyesuaikan jadwal dengan induk organisasi (PSSI).

Pelatih asal Skotlandia itu mengkritik jadwal Liga 1 yang tetap berlangsung pada saat kalender internasional.

Bahkan mantan pelatih Bhayangkara FC itu mengakui merasa tidak maksimal bebenah pasukannya karena ada pemain pilihannya yang ditahan klub.


Sebelum McMenemy, Luis Milla Aspas juga pernah mengalami hal seperti itu ketika membesut Timnas U-23, dan PSSI membiarkannya begitu saja.

Bagaimana jika Shin juga mengalami hal sedemikian? Tentu hal tersebut bakal menjadi preseden buruk bagi pelatih berusia 50 tahun itu, mengingat di negaranya hal tersebut tidak bisa terjadi.

Terkecuali terkena sanksi.

Ketika Shin melatih Timnas Korea, bahkan pria kelahiran Yeong Deok itu dapat memanggil dengan mudah para punggawanya yang merumput di liga-liga Eropa.

Ketika dia teringat Indonesia, mantan pelatih Seongnam itu meminta klub dan semua pihak agar mengutamakan Timnas.

"Seharusnya klub berkorban," ujar pelatih yang membawa Korea ke Piala Dunia Rusia itu. Dan apabila terjadi, maka Shin akan mendiskusikannya dengan klub dan PSSI.

Secara umum, Shin mengatakan terkesan dengan dengan kualitas punggawa U-19. 

Dari 53 pemain yang dipanggil ke Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Shin sudah menetapkan 28 pemain yang akan melakukan pemusatan latihan di Thailand dan akan melakukan berbagai ujicoba melawan klub-klub di sana.

Ke 28 punggawa tersebut terbang pada Senin (20/1/2020) ke Chiang Mai bakal melakukan Training Center hingga Pebruari 2020.

Adapun nama-nama yang berangkat ke sana di antaranya adalah Sutan Zico, Ari Sutaryadi, dan Bagas Kaffa.

Adapun para pemain yang tidak lolos adalah mereka yang mempunyai masalah fisik atau cedera. Dalam pengumuman di Cikarang, Sabtu (18/1/2020) itu, tidak disebutkan nama-nama seperti Jack Brown, Muhammad Supriadi, Beckham Putra Nugraha, dan Rendy Juliansyah.

Kendati Shin terkesan dengan kemampuan punggawa U-19, tapi mantan pemain Seongnam itu mengatakan mereka memiliki fisik yang payah. Penilaian yang sama, setelah Shin menyaksikan beberapa tayangan laga Timnas ketika dia digadang-gadang Bacalon pelatih.

Shin menyimpulkan kelemahan Timnas Indonesia ada pada aspek fisik. Menurutnya, para pemain Indonesia sudah kepayahan ketika main memasuki menit ke 70 ke atas.

Shin bahkan membawa khusus pelatih fisik dari negerinya, Lee Jae-hong, dalam staf kepelatihannya. Untuknya Shin harus bekerja lebih keras untuk membenahinya, masalah ini bahkan lebih buruk dari yang dibayangkan. 

Shin juga mengatakan, "Kemampuan pemain lebih dari yang dibayangkan, tetapi fisik juga lebih buruk dari yang dibayangkan saya," ujar coach manager yang sudah bisa mengucapkan beberapa kata Bahasa Indonesia tersebut.

Masalah yang harus segera dibenahi, selain cepat harus memahami para punggawanya, soal bahasa juga menjadi penghalang untuk berkomunikasi dengan lancar.

Shin yang tidak bisa juga bahasa Inggris, bakal kesulitan instruksinya akan kurang dimengerti para asuhannya.

Shin menyadari kekurangannya dan harus belajar Bahasa Indonesia agar dapat lancar berkomunikasi dengan staf pelatih Indonesia dan pemain tentunya. Bukan hanya dia, staf kepelatihannya yang dari negaranya juga mesti melakukan hal yang sama.

Selama ini, Shin masih didampingi Jeong Seok-seo, penerjemah dari Kedubes Korea di Jakarta.

Namun beberapa kata yang berhubungan dengan kepelatihannya sudah bisa dimengerti Shin, seperti passing keras, harus hajar, bagus, dan kiri-kanan.

Harus belajar lebih banyak lagi Shin!

Demam pelatih asal negeri ginseng memang sedang berjangkit di Asia Tenggara. Shin punya reputasi mentereng, membawa Seongnam FC juara Liga Champions Asia.

Tercatat Park Hang-seo yang mempersembahkan medali emas SEA Games 2019, semifinal Asian Games 2018, dan finalis Piala Asia U-23. Park bahkan dinobatkan sebagai pelatih terbaik AFF 2019, Vietnam juara.

Nama Lee Min-young juga menjadi pelatih U-19 Timor Leste di kualifikasi Piala Asia 2020 dan Timnas wanita negeri Loro Sae.

Lalu ada Kim Shin-hwan yang menangani U-23 Timor Leste. Permainan Bumi Loro Sae dianggap bagus, meski gagal melangkah ke ke Piala Asia U-23.

Shin datang ke Indonesia, bukan program dari KFA (Korean Football Association), tapi atas keinginan sendiri.

Mengapa banyak negara memilih pelatih Korea?

"Kuncinya, karena orang Korea sangat rajin dan disiplin," kata Shin.

Sementara itu, asisten pelatih U-19, Nova Arianto, mengatakan ada enam klub yang akan ujicoba di Thailand. "Sebagian besar dari Korea, tapi ada juga dari Thailand," kata Nova. 

Training Center itu terutamanya sebagai persiapan menghadapi Piala Asia U-19 Oktober nanti di Uzbekistan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun