Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Atlet-atlet Olimpiade Tokyo Akan Tidur di Atas Kardus Berteknologi

12 Januari 2020   07:44 Diperbarui: 12 Januari 2020   09:56 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat tidur berteknologi untuk atlet Olimpiade dan Paralimpiade 2020 (detik.com)

Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki semangat kedisiplinan bak Samurai. 

Kendati negeri matahari terbit itu hancur lebur oleh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia ke 2 oleh Amerika Serikat.

Namun negara yang rentan terkena gempa dan tsunami ini terkenal memiliki etos kerja dan spirit juang yang tinggi.

Selain memiliki semangat Samurai yang membuat bulu kuduk berdiri. Para Samurai lebih memilih bunuh diri ketimbang gagal dalam menjalankan tugasnya.

Oleh semangat bushido, kai zen, dan keisan, bangsa Jepang melesat bangkit dari keterpurukan selepas Perang Dunia ke 2 berakhir.

Tak hanya disitu, Jepang juga memiliki kemampuan literasi yang terbaik di dunia.

Di Jepang tidaklah aneh jika Anda melihat orang-orang membaca buku atau koran, baik di taman-taman, saat antre di Bank, di Bus, Kereta Api, dsb.

Dalam hal literasi teknologi Jepang pun sangat mengagumkan.

Pada dasarnya, literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Namun dalam skala yang lebih luas literasi juga berarti bebas buta huruf. Adapun macam literasi tersebut bisa berupa literasi kesehatan, literasi teknologi, literasi digital, dsb.

Jepang terbaik

Hasil penelitian terhadap 24 negara membuktikan kalau Jepang merupakan negara dengan kemampuan literasi yang terbaik di dunia.

OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) melaporkan studi terhadap 167.000 orang yang berusia antara 16-65 tahun menyimpulkan bahwa orang Jepang memiliki tingkat literasi yang lebih baik daripada orang di negara-negara lainnya.

Para peneliti membuat skor dari angka 1 sampai dengan 5.

Angka 5 adalah kemampuan membaca pada teks-teks yang padat. Hasilnya, cuma 4,8 persen orang Jepang yang memperoleh skor 1 atau kurang. 1 dari 5 orang Jepang memperoleh skor 5 atau 4.

Itu adalah kemampuan membaca orang Jepang.

Dalam kemampuan menulis, ternyata orang Jepang pula jauh lebih baik ketimbang orang Spanyol dan Italia.

Orang Jepang yang berusia 25-35 tahun dan berpendidikan tingkat SMA ternyata memiliki kemampuan menulis yang jauh lebih baik ketimbang orang Spanyol dan Italia yang berpendidikan perguruan tinggi.

Olimpiade

Pagelaran akbar empat tahunan Olimpiade Tokyo bakal dihelat pada 24 Juli sampai 9 Agustus 2020 mendatang. Sedangkan Paralimpiade digelar pada 25 Agustus sampai 6 September 2020.

Termasuk Indonesia, ada 206 negara yang akan turut serta di ajang pesta olahraga terbesar itu.

Jepang sebagai tuan rumah tentu sedang mempersiapkan segala sesuatu fasiltas yang diperlukan untuk mendukung dan menunjang suksesnya penyelenggaraan tersebut.

Pemerintah Jepang ternyata ingin menghadirkan nuansa baru dengan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan.

Apa saja itu?

Ternyata Jepang akan membuat obor Olimpiade dari bahan aluminium bekas, sedangkan podium bagi peraih medali  dibuat sampah plastik dari laut dan limbah rumah tangga.

Untuk tempat tidur atlet, Jepang membuat tempat tidur yang berasal dari kardus bekas. Sementara matras tempat tidur itu dibuat dari bahan polyethylene.

Apabila hajatan akbar Olimpiade dan Paralimpiade itu selesai dan tempat tidur tidak dipergunakan lagi, maka polyethylene itu dapat dibuat, diproduksi menjadi plastik.

Pada acara hitung mundur setahun menjelang hari H Olimpiade, pemerintah Jepang memperkenalkan medali yang terbuat dari limbah elektronik.

Pemerintah Jepang hingga saat ini berhasil mengumpulkan 6,2 juta ponsel bekas sumbangan dari masyarakat di sana. Nah, dari ponsel-ponsel bekas tersebut dibuatlah medali emas, perak, dan perunggu.

Untuk membuat 5.000 keping medali Olimpiade dan Paralimpiade, dibutuhkan 2,2 ton perunggu, 3,5 ton perak dan 32 kilogram emas. Bahan-bahan untuk membuat medali emas, perak, dan perunggu itu diekstraksi dari ponsel-ponsel bekas yang disumbangkan masyarakat selama dua tahun terakhir.

Untuk Olimpiade dibutuhkan 18.000 tempat tidur, dan untuk Paralimpiade dibutuhkan 8.000 tempat tidur.

Meski terbikin dari kardus bekas, jangan dikira gampang melempem. Tempat tidur berukuran 210 cm itu bahkan mampu menahan beban hingga 200 kilogram!

Sementara untuk kebutuhan listrik akan diambil dari energi yang terbarukan.

Sungguh luar biasa, kemampuan bangsa matahari terbit ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun