Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Adakah Jalan Keluar Bagi Jokowi?

29 September 2019   10:13 Diperbarui: 29 September 2019   11:02 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (merdeka.com)

Para pejabat negeri, Presiden, serta pimpinan DPR RI sempat tak menyangka dan terkejut oleh begitu hingar bingarnya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa di berbagai kota di seluruh pelosok Indonesia.

Belum lagi masalah rusuh Papua, mahasiswa turun ke jalan mewakili suara rakyat agar Presiden membatalkan pelemahan Lembaga Antar Rasuah. UU KPK yang direvisi

Pasalnya, pasal-pasal baru di UU itu menekan semangat KPK dalam upaya lebih menjaring lagi koruptor-koruptor yang menelan uang rakyat. Rakyat tentu sakit hati. 

Untuk makan jujur saja mereka sulit, sementara pemeras duit (koruptor) senang saja di atas penderitaan orang lain.

Selain tuntutan pembatalan UU KPK revisi, para mahasiswa juga minta agar membatalkan atau menunda pengesahan sejumlah RUU KUHP yang sudah disusun DPR RI.

Aksi pelemparan batu dan korban luka bahkan ada yang meninggal, Jokowi akhirnya luluh hatinya dan mempertimbangkan, atas desakan sebagian pihak, segera mengeluarkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang).

Ini yang melegakan kita semua.

Tak berhenti sampai di situ, keinginan mahasiswa dipenuhi, cobaan bagi Jokowi masih datang. 

Kendati BEM menyatakan tidak mendukung aksi sekelompok orang yang menamakan dirinya Mujahid 212.

Aksi Mujahid 212 bahkan ternyata lebih ngeri lagi ketimbang aksi BEM. Mujahid 212 dalam melaksanakan kebebasan berkumpul dan berpendapat, meminta Presiden Jokowi untuk lengser dari jabatannya.

"Jokowi turun... Jokowi turun," demikian teriak mereka. Rakyat sudah cukup menahan kekecewaan yang berat selama ini.

Jokowi pasti mendengar teriakan mereka di jalanan.

Yang lebih ngeri?

Ada. Ternyata politisi Partai Gerindra, Permadi SH menggelar pertemuan tertutup bersama Al Khaththath dan Jenderal (purn) TNI Soenarko.

Isi pertemuan tersebut menyatakan kalau Permadi mendukung aksi mahasiswa untuk menurunkan Presiden Jokowi sebelum pelantikan pada 20 Oktober mendatang.

Khawatir nama Gerindra tercemar dengan pernyataan Permadi, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menyatakan kalau apa yang dikatakan kadernya itu adalah pernyataan pribadi Permadi sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan partai.

Inilah kehidupan politik. Apa yang diprediksi bakal aman-aman saja untuk memajukan Indonesia. Namun Presiden Jokowi terhenyak dengan kenyataan, harus berhadapan dengan kesulitan. Belum lagi masalah Papua.

Hadapi apa yang terjadi, kendati mengembalikan keamanan ke kondisi semula redup. Kita tunggu, adakah jalan keluar dari keredupan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun