PAN (Partai Amanat Nasional) akan hengkang dari dukungannya kepada Prabowo Subianto, yang mana Prabowo sekarang sedang sibuk menghitung perolehan suaranya.
Cuma satu pekan sejak hari pencoblosan, berhembus isuIsu bakal bergabungnya PAN kedalam Kabinet Indonesia Kerja (KIK) datang, ketika Zulkifli Hasan menghadiri upacara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku di Istana Negara, Rabu (24/4/2019).
Kubu PAN pada saat itu tidak menampik atau belum mengiyakan sepenuhnya pertanyaan para wartawan, apakah PAN akan berubah haluan dari kubu Prabowo ke kubu Jokowi?
"Lihat saja ke depannya," kata Bima Arya, salah seorang petinggi PAN.
"Yang penting bertemu dulu (dengan Jokowi)," kata Wakil Ketua Umum PAN.
Partai Amanat Nasional sering bolak-balik berkoalisi dengan capres tertentu.
Sebelum mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, pada tahun 2014 PAN memberikan dukungannya kepada pasangan capres Prabowo-Hatta Rajasa. Lantas pada tahun 2015 PAN bergabung ke koalisi Jokowi-JK.
Tiga hari setelah isu PAN akan bergabung ke Kabinet Indonesia Kerja (KIK) pimpinan Jokowi, muncul isu serupa bakal bergabungnya Partai Demokrat ke kubu Jokowi.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengatakan kendati terlalu dini membicarakan kemungkinan gabungnya PD, tapi silaturahmi dan komunikasi antar elit politik pasca Pilpres 2019 disambut baik oleh Pak Jokowi.
Pada periode 2014-2019 ini Partai Demokrat bersikap penengah, artinya PD tidak mendukung salah satu kubu yang bersaing di kontestasi Pilpres 2019, Jokowi ataupun Prabowo.
Awalnya sempat gamang, tapi sengitnya persaingan kedua kubu yang bersaing, PD harus menentukan sikap. Dan PD kemudian menempatkan dukungannya kepada Prabowo Subianto.