Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tidur Dapat Membantu Mempertajam Ingatan

12 Januari 2018   15:03 Diperbarui: 12 Januari 2018   16:27 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: myallisya.com

Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa stimulasi eksternal selama tidur bisa membantu memperkuat ingatan dan bisa membantu untuk belajar.

Para peneliti mencatat bahwa stimulasi tertentu bisa memperkuat apa yang telah dipelajari orang.

Selama bertahun-tahun ilmuwan telah memunculkan gagasan tentang mengapa kita tidur. Beberapa mengatakan bahwa tidur adalah cara untuk menghemat energi. Beberapa lainnya mengatakan bahwa tidur menyediakan peluang untuk membuang sampah sel-sel otak.

Dua penelitian yang belum lama ini dipublikasikan di jurnal Science menawarkan alasan lain: Kita tidur untuk melupakan beberapa hal yang kita pelajari setiap hari.

Untuk belajar, kita harus menumbuhkan koneksi, atau sinapsis, di antara sel-sel saraf otak. Koneksi ini memungkinkan sel saraf untuk saling mengirim sinyal secara cepat dan efisien. Kita menyimpan ingatan yang baru di jejaring kerja ini.

Pada 2003, Giulio Tononi dan Chiara Cirelli, ahli biologi dari University of Wisconsin, mengatakan bahwa sinapsis tumbuh dengan meriah sepanjang hari, sehingga sirkuit-sirkuit otak kita menjadi "ramai". Ketika kita tidur, otak kita memangkas kembali koneksi-koneksi agar sinyal bisa lebih jelas daripada keriuhan itu. Tanpa pemangkasan di malam hari, ingatan kita menjadi buram.

Tahun-tahun berikutnya, Tononi dan Cirelli menemukan banyak bukti tidak langsung yang mendukung apa yang disebut hipotesis homeostatis sinaptik. Di antaranya adalah analisis terhadap gelombang-gelombang listrik yang dilepaskan otak dan studi terhadap tikus-tikus di laboratorium. Mereka menemukan sinapsis dalam otak tikus yang tidur adalah 18 persen lebih kecil dari tikus yang bangun.

Studi kedua dipimpin oleh Graham Hancock. Diering, peneliti pos-doktoral di Johns Hopkins University. Diering dan rekan-rekannya ingin menjelajahi hipotesis homeostatis sinaptik dengan mempelajari protein di dalam otak tikus. Diering dan rekan-rekannya menciptakan sebuah jendela melalui mana mereka bisa mengintip ke dalam otak tikus. Mereka menemukan bahwa jumlah protein permukaan menurun selama tidur. Penurunan itulah yang akan terjadi jika sinapsis menciut.

Namun, pemangkasan tidak terjadi pada setiap sel saraf. Seperlima dari sinapsis tidaklah berubah. Mungkin saja sinapsis ini berisi ingatan yang sudah terbentuk dengan kuat, yang tidak boleh disingkirkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun