Kalau Indonesia mengisi jeda FIFA Match Day dengan dua kali laga melawan Timnas Curacao, sedangkan negara-negara ASEAN lainnya mengikuti turnamen King's Cup 2022 dimana Thailand menjadi tuan rumahnya.
Secara peringkat, ranking FIFA Indonesia dan Curacao berbeda jauh. Garuda di 155 sedangkan negara di Laut Karibia 84.
Ini yang membuat level Garuda terlihat jelas berbeda dengan Timnas Malaysia di FIFA Match Day bulan September ini.
Dengan kemenangan dua kali masing-masing 3-2 dan 2-1 atas negara Laut Karibia Timnas Indonesia diganjar kenaikan empat peringkat menjadi ke 151, dengan melihat hasil-hasil FIFA Match Day lainnya.
Di semifinal Piala Raja 2022 yang digelar Stadion Chiang Mai, Bangkok, Kamis (22/9/2022) Harimau Malaya menumbangkan tuan rumah Thailand dengan skor 5-3 dalam drama adu penalti.
Setelah di waktu normal 1-1. Perbedaan peringkat mereka berseling 37. Malaysia di posisi ke-148 sedangkan Thailand di posisi ke-111.
Namun di final, Minggu (25/9/2022) Malaysia dikalahkan Tajikistan dengan skor 0-3 lewat adu penalti setelah di laga 90 menit masih imbang 0-0.
Sementara Thailand hanya menduduki tempat ketiga setelah menang 2-1 atas Trinidad-Tobago.
Dengan demikian, Malaysia diprediksi akan stagnan di posisi semula, sedangkan Gajah Perang turun 3 peringkat.
Angkat topi buat Shin Tae-yong.
Pelatih Timnas Indonesia itu mendapatkan pujian berlimpah yang secara diluar dugaan menang dua kali atas La Familia Azul (julukan Timnas Curacao).
Di laga kedua yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (27/9/2022), pasukan Shin Tae-yong kembali menundukkan La Familia Azul, kali ini dengan skor 2-1.
Dimas Drajad membuat Garuda unggul cepat 1-0 di menit ke-2.Â
Tembakan keras Witan Sulaeman gagal diamankan dengan sempurna oleh kiper Tyrick Jeremy Bodak. Si kulit bundar disambar oleh pemain Persikabo 1973.
La Familia Azul menyamakan kedudukan di menit ke 48 lewat Jeremy Antoinesse setelah menerima operan dari Juninho Bacuna. 1-1.
Laut Karibia bermain dengan 10 orang sejak menit ke 81 karena Bacuna diusir wasit keluar lapangan menerima kartu kuning kedua.
Gol kedua kembali berasal dari Witan Sulaeman. Pemain yang merumput di Eropa itu melepaskan umpan di kotak penalti setelah menggiring si kulit bundar.
Pemain Bhayangkara FC Dendy Sulistyawan menjebol gawang Curacao di menit ke 88. 2-1.
Skor itulah yang menjadi akhir laga ini.
Cerdik apa yang dirancang oleh Shin. Mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu bahkan tidak memainkan Marc Klok dan Fachrudin Aryanto yang di laga pertama mencetak gol.
Kiper Nadeo Argawinata pun diistirahatkan, posisinya digantikan pemain Persikabo 1973 Syahrul Fadila Trisna.
Uniknya, Dimas Drajad yang menyumbangkan gol dari skor 3-2 untuk kemenangan Indonesia di laga pertama, masih tetap dipertahankan.
Bahkan pemain kebanggaan Persikabo 1973 mencetak gol dini di menit ke 2.
Di laga kedua itu posisi Marc Klok dipercayakan kepada Rahmat Irianto. Sedangkan posisi Fachrudin Aryanto diberikan kepada Saddil Ramdani.
Sang pencetak gol Dimas Drajad ditarik keluar Shin. Pelatih berusia 52 tahun itu lantas memasukkan tiga pemain baru yaitu Ramadhan Sananta, Dendi Sulistyawan, dan Mohammad Rafli.
Dendi lantas yang membuat Indonesia unggul 2-1 dengan golnya di menit ke 88.
Tidak terpaku kepada pemain yang itu-itu saja, eksperimen Shin ternyata berhasil.
Keuntungannya, Marc Klok tetap bugar menghadapi laga El Classico melawan Persija Jakarta. Begitu pun dengan Fachrudin dan Nadeo di Liga 1.
