"Terkadang, orang mudah stres karena terlalu kaku pada pemikirannya, sehingga ketika rencana dan penilaiannya tidak sesuai dengan kenyataan, ia pun cemas atau bahkan frustasi," tukas Alexandra yang juga berpraktek di Mind and Behavior Clinic, Ciputra Medical Center, ini.
Kunci terhadap keseimbangan hidup ada pada manajemen waktu yang baik. Cobalah membuat timetable atau sebuah rencana dengan media yang konkret, bukan merencanakan di kepala saja. Niscaya, strategi ini akan membantu Anda dalam membagi waktu secara sistematis.
"Punya prioritas bukan berarti mengabaikan hal-hal lain yang dianggap tidak prioritas," tandas Monica mengingatkan. "Karena itu, buatlah daftar kegiatan harian. Misalnya dalam satu minggu atau satu bulan, kapan waktu untuk hubungan sosial, kapan untuk keluarga, dan kapan menyisihkan waktu untuk olahraga."
Alexandra sepakat. Menurutnya, manajemen waktu yang baik akan mendukung untuk lebih konsisten melakukan jadwal yang telah direncanakan. Misalnya, Senin sampai Kamis menjadi prioritas bagi pekerjaan atau pendidikan, Jumat untuk kepentingan pribadi, dan Sabtu dan Minggu prioritas keluarga.
"Ingat, prioritas disini bukan berarti suatu hal yang sama sekali tidak dapat diganggu gugat, namun sebagai struktur agar kita lebih mudah menyiasatinya," tegas Alexandra.
Milikilah gambaran konkret atas kesuksesan di setiap aspek kehidupan Anda, baik karier yang cemerlang, keluarga yang sukses, atau prestasi yang ingin dicapai. Dengan menentukan gambaran-gambaran tersebut, maka akan lebih mudah menentukan langkah untuk mencapainya.
Anda juga perlu terbuka terhadap hal-hal baru. Contohnya, terbuka terhadap kemajuan teknologi, lakukan rapat lewat video callsehingga menghemat waktu dan biaya transportasi. Manfaatkan waktu dan biaya tersebut untuk mengerjakan kepentingan lain.
Selain itu, kemampuan meregulasi stres juga penting untuk mewujudkan keseimbangan hidup. Kenalilah keterbatasan diri. Bila sudah merasa suntuk, tertekan, atau lelah, lakukanlah hal-hal yang menyenangkan. Layaknya komputer, tubuh dan pikiran pun harus di-refresh. Cobalah istirahat, relaksasi, meditasi, dan berdoa untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh.
"Tantangan dalam mencapai keseimbangan hidup datang dari tuntutan yang semakin besar, baik dari keluarga, atasan, lingkungan sosial, bahkan diri sendiri," tukas Alexandra.Â
Monica menambahkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah sosial media yang begitu menyita waktu. Bahkan, ada penelitian yang mengungkap bahwa penggunaan gadget atau gawai untuk bermedia sosial mengurangi produktifitas sebanyak 20 persen.
Dalam sehari, tanpa disadari banyak waktu yang terbuang untuk berinteraksi di media sosial, baik sekedar baca atau intip percakapan di grup, tanpa terasa 30 menit bahkan lebih waktu terpakai. Padahal, 30 menit tersebut bisa digunakan untuk berolahraga. Pantaslah jika kita sering merasa 24 jam tidak pernah cukup!