Tetapi pada saat seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, mereka tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi mereka berusaha mencari solusi yang berbeda.
Mereka membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke jalur pengepakan. Setiap kotak sabun yang selesai dipak akan melewati semburan udara dari kipas angin listrik tersebut.
Dengan demikian bila ada kotak sabun yang kosong maka kotak kosong tersebut akan terdorong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.
Kisah lain, pada suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu.
Pemilik apartemen tersebut mengundang sejumlah pakar untuk menyelesaikan permasalahan atau komplain ini.
Salah satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang.
Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".
Moral dari semua kisah di atas adalah kita harus selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Filosofi lebih dikenal dengan istilah KISS (Keep It Simple Stupid).
Pada saat kita menghadapi masalah kita harus mencoba menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Oleh karena itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada fokus pada masalah.