Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Keep It Simple Stupid", Kisah di Balik Sukses Jonan Mereformasi KAI Melalui Pembenahan Toilet

28 Maret 2022   21:56 Diperbarui: 28 Maret 2022   22:19 2748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana dalam Kereta Eksekutif, Aman dan Nyaman, Sumber: vibizmedia.com

Kisah sukses Ignasius Jonan dalam mereformasi PT KAI sudah banyak dibahas dan pencapaian beliau selama menjabat sebagai direktur utama PT KAI sangat fenomenal.

Ketika baru setahun memimpin, Jonan sudah berhasil membalikkan kondisi keuangan PT KAI yang semula menderita rugi bersih Rp 83,5 miliar pada 2008, setahun kemudian berhasil mencetak laba Rp 154,8 miliar pada 2009.

Dibawah kepemimpinan Jonan kinerja PT KAI terus bertumbuh dan pada 2013, BUMN tersebut mencatatkan laba sebesar Rp 560,4 miliar. Selain itu aset KAI juga tumbuh berlipat ganda dari Rp 5,7 triliun pada 2008, naik hingga tiga kali pada 2013 menjadi Rp 15,2 triliun.

Jonan juga mensterilkan semua statsiun KA dari para pedagang kaki lima dan calo karcis yang sering mengganggu kenyamanan penumpang. Selain itu dia juga mengubah area stasiun dan kereta yang awalnya kumuh, semrawut dan tidak tertib menjadi bersih, teratur dan tertib.

Dari sisi pelayanan, Jonan melengkapi semua kereta  dengan penyejuk udara (AC) dan menegakkan larangan merokok bagi setiap penumpang. Fasilitas umum seperti toilet gratis dan ruang menyusui pun dibangun di stasiun.

Bagi karyawan PT KAI sendiri buah dari reformasi yang dilakukan oleh Jonan juga membuat mereka lebih sejahtera. Pada 2008 -saat awal Jonan menjabat di PT KAI- gaji seorang kepala stasiun hanya sekitar 2.75 juta per bulan saat ini seorang kepala stasiun bisa mendapatakan 27,5 juta-Rp 30 juta per bulan, naik sepuluh kali lipat.

Namun di sisi lain, Jonan juga kerap memecat dan memensiunkan dini pegawai KAI yang malas atau tidak mau bekerja sama untuk memajukan PT KAI. Tercatat ada ratusan orang pegawai KAI yang pensiun dini dan diberhentikan dan diganti dengan tenaga baru yang lebih profesional.

Ada salah satu kisah yang paling menarik dan sarat dengan filosofi KISS (Keep It Simple Stupid) pada saat Jonan melakukan pembenahan toilet kereta api dalam rangka reformasi yang dilakukan di PT KAI.

Awalnya, Jonan berkeinginan membenahi toilet kereta api, untuk menampung setiap feses atau urin yang dibuang penumpang. Pada saat itu toilet di kereta api, buang air kecil atau besar langsung jatuh ke tanah atau di atas rel KA.

Kemudian, Jonan meminta PT Industri Kereta Api (INKA) untuk mendesain toilet di kereta karena sebagai pembuat gerbong kereta tentunya PT KAI memiliki keahlian khusus dan pengalaman dibanding lainnya.

Singkat kata PT INKA menyanggupinya dan butuh waktu enam bulan untuk merancang toilet kereta yang sesuai dengan standar teknis perkeretaapian dan higienis dan biaya yang dibutuhkan mencapai 500 juta per unit.

Bagi Jonan, harga toilet kereta 500 juta per unit ini sangat tidak masuk akal, meskipun Jonan tidak memiliki latar belakang teknik namun secara akal sehat tidak masuk. Harga satu unit toilet tersebut setara dengan harga dua toyota Innova kala itu pada 2012.

Akhirnya, dia memutuskan untuk mengambil alih sendiri proyek itu. Dia bersama Kepala Pusat Keselamatan PT KAI Ronald Pracipto berhasil membuat toilet kereta api dalam enam bulan dengan harga lebih murah, hanya 12 juta per unit.

Prototype toilet karya Jonan dan Ronald ini akhirnya diproduksi secara masal dan diterapkan pada semua kereta mulai tahun 2012. Baik Jonan mapun Ronal tidak punya latar belakang tenik, Jonan lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dan Ronald lulusan Fakultas Hukum.

Kisah yang unik ini sarat dengan filosofi KISS (Keep It Simple Stupid). Apa yang dimaksud dengan filosofi atau prinsip KISS dan bagaimana penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari?

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Dalam kasus ini toilet kereta yang dirancang oleh para insinyur perkeretaapian di PT INKA mungkin secara teknik memang bagus namun tidak efisien dan mungkin terlalu rumit sehingga jatuh harganya sangat amat mahal.

Perlu dicatat bahwa sebagian besar dari perancang dan ahli perkeretaapian yang bekerja di PT INKA merupakan lulusan terbaik perguruan tinggi teknik terkemuka di tanah air, jadi pengetahuan dan kompetensi teknik mereka tidak diragukan lagi.

Sebaliknya Jonan dan Ronald dari PT KAI, mereka tidak mempunyai latar belakang pendidikan teknik dan secara formal mereka tidak memiliki kompetensi dalam bidang teknik. Namun mereka justru bisa menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan dengan efektif dan efisien.

Salah satu penyebabnya adalah para insinyur di PT INKA terlalu terpaku dengan penyelesaian secara teknis yang sangat rumit membutuhkan pengetahuan khusus yang notabene merupakan kompetensi mereka.

Mereka yang memiliki kompetensi teknik yang tinggi seringkali tergoda untuk menerapkan ilmunya sebagai satu-satunya solusi terhadap setiap permasalahan yang mereka hadapi. Padahal kita seharusnya lebih fokus kepada solusi bukan pada masalah dengan segala keruwetannya.

Kejadian ini mengingatkan kita pada kisah yang hampir sama yang terjadi pada saat perlombaan penjelajahan ruang angkasa antara Amerika Serikat (USA) dan Uni Sovyet (USSR) pada masa perang dingin beberapa dekade yang lalu.

Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan masalah yaitu pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena.

Untuk memecahkan masalah tersebut, NASA menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?. Mereka menggunakan pensil!.

Kisah yang sangat inspiratif ini membuktikan bahwa filosofi KISS (Keep It Simple Stupid) harus menjadi solusi yang pertama dan utama sebelum kita mencoba solusi yang secara teknologi sangat rumit dan sangat mahal.

Filosofi KISS ini bisa diterapkan di semua bidang kehidupan atau pekerjaan ketika kita menghadapi masalah yang membutuhkan investasi atau biaya tinggi bila kita menggunakan teknologi terkini untuk menyelesaikannya.

Salah satu contoh kasus yang serupa adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang.

Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas kemasan) kosong.

Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman.

Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar-X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Tetapi pada saat seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, mereka tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi mereka berusaha mencari solusi yang berbeda.

Mereka membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke jalur pengepakan. Setiap kotak sabun yang selesai dipak akan melewati semburan udara dari kipas angin listrik tersebut.

Dengan demikian bila ada kotak sabun yang kosong maka kotak kosong tersebut akan terdorong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

Kisah lain, pada suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu.

Pemilik apartemen tersebut mengundang sejumlah pakar untuk menyelesaikan permasalahan atau komplain ini.

Salah satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang.

Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, "Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu". Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan "menunggu" dan merasa "tidak menunggu lift".

Moral dari semua kisah di atas adalah kita harus selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Filosofi lebih dikenal dengan istilah KISS (Keep It Simple Stupid).

Pada saat kita menghadapi masalah kita harus mencoba menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Oleh karena itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada fokus pada masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun