Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Keep It Simple Stupid", Kisah di Balik Sukses Jonan Mereformasi KAI Melalui Pembenahan Toilet

28 Maret 2022   21:56 Diperbarui: 28 Maret 2022   22:19 2748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat kata PT INKA menyanggupinya dan butuh waktu enam bulan untuk merancang toilet kereta yang sesuai dengan standar teknis perkeretaapian dan higienis dan biaya yang dibutuhkan mencapai 500 juta per unit.

Bagi Jonan, harga toilet kereta 500 juta per unit ini sangat tidak masuk akal, meskipun Jonan tidak memiliki latar belakang teknik namun secara akal sehat tidak masuk. Harga satu unit toilet tersebut setara dengan harga dua toyota Innova kala itu pada 2012.

Akhirnya, dia memutuskan untuk mengambil alih sendiri proyek itu. Dia bersama Kepala Pusat Keselamatan PT KAI Ronald Pracipto berhasil membuat toilet kereta api dalam enam bulan dengan harga lebih murah, hanya 12 juta per unit.

Prototype toilet karya Jonan dan Ronald ini akhirnya diproduksi secara masal dan diterapkan pada semua kereta mulai tahun 2012. Baik Jonan mapun Ronal tidak punya latar belakang tenik, Jonan lulusan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi dan Ronald lulusan Fakultas Hukum.

Kisah yang unik ini sarat dengan filosofi KISS (Keep It Simple Stupid). Apa yang dimaksud dengan filosofi atau prinsip KISS dan bagaimana penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari?

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.


Dalam kasus ini toilet kereta yang dirancang oleh para insinyur perkeretaapian di PT INKA mungkin secara teknik memang bagus namun tidak efisien dan mungkin terlalu rumit sehingga jatuh harganya sangat amat mahal.

Perlu dicatat bahwa sebagian besar dari perancang dan ahli perkeretaapian yang bekerja di PT INKA merupakan lulusan terbaik perguruan tinggi teknik terkemuka di tanah air, jadi pengetahuan dan kompetensi teknik mereka tidak diragukan lagi.

Sebaliknya Jonan dan Ronald dari PT KAI, mereka tidak mempunyai latar belakang pendidikan teknik dan secara formal mereka tidak memiliki kompetensi dalam bidang teknik. Namun mereka justru bisa menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan dengan efektif dan efisien.

Salah satu penyebabnya adalah para insinyur di PT INKA terlalu terpaku dengan penyelesaian secara teknis yang sangat rumit membutuhkan pengetahuan khusus yang notabene merupakan kompetensi mereka.

Mereka yang memiliki kompetensi teknik yang tinggi seringkali tergoda untuk menerapkan ilmunya sebagai satu-satunya solusi terhadap setiap permasalahan yang mereka hadapi. Padahal kita seharusnya lebih fokus kepada solusi bukan pada masalah dengan segala keruwetannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun