Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari Uber, Netflix dan Spotify yang Sukses Bertranformasi melalui Proses Lima Langkah Sistematis Pergeseran Samudra Biru

10 Agustus 2021   13:00 Diperbarui: 10 Agustus 2021   13:02 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks ERRC pada perusahaan layanan transportasi online UBER

Faktor-faktor penting diatas kemudian dituangkan kedalam matriks ERRC (Eliminate / Reduce / Raise / Create) yang spesifik untuk tiap-tiap industri. Berikut ini analisa matriks ERRC pada perusahaan Uber, Netflix dan Spotify untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai transformasi menuju Samudra Biru.

Matriks ERRC pada perusahaan layanan transportasi online UBER
Matriks ERRC pada perusahaan layanan transportasi online UBER

Matriks ERRC pada perushaan layanan streaming film dan TV Netflix
Matriks ERRC pada perushaan layanan streaming film dan TV Netflix

Matriks ERRC untuk perusahaan layanan streaming music dan podcast Spotify secara umum sama dengan matriks ECCR untuk Netflix hanya beda jenis streaming yang ditawarkan. Demikian juga Uber sekarang sudah banyak pesaingnya seperti Gojek dan Grab sehingga arena persaingan pada bisnis ini tidak sepenuhnya Samudra Biru lagi, namun bila dibanding penyedia layanan transportasi konvensional mereka tetap lebih unggul.

Penerapan strategi Samudra Biru yang dijalankan pada perusahaan-perusahaan diatas bukan hanya berlaku untuk perusahaan-perusahaan besar dengan modal besar namun konsep inovasi nilai yang mendasari strategi Samudra Biru juga dapat diterapkan pada perusahaan skala menengah dan kecil, bahkan mikro (UMKM), kuncinya adalah kreatifitas kita dalam mengungkapkan kebutuhan konsumen yang belum mereka sadari atau bahkan belum terpikirikan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun