Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konsep Pembangunan Hijau Tiongkok Dalam "Jalur Sutra Hijau" Inisiatif Belt & Road

5 Maret 2025   13:28 Diperbarui: 5 Maret 2025   13:28 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teori Dua Gunung. Sumber: Xinhua News


Dalam beberapa tahun terakhir, konsep pembangunan hijau Tiongkok yang berpusat pada "peradaban ekologis" dan "target karbon ganda" telah diwujudkan melalui implementasi Inisiatif "Belt & Road", sehingga menghasilkan pencapaian nyata bagi pembangunan berkelanjutan global. Di kawasan negara-negara berkembang seperti Asia Tenggara dan Afrika, Tiongkok tidak hanya mengekspor modal dan teknologi, tetapi juga berbagi pengalaman melalui kerja sama energi hijau, tata kelola ekologi, dan model pembangunan rendah karbon. Hal ini telah mengubah persepsi dunia internasional tentang "pembangunan" dan membuka jalan baru bagi transformasi hijau negara-negara Global Selatan. Tiongkok menanamkan konsep "Teori Dua Gunung" ke dalam hati masyarakat dunia. Intisari dari "Teori Dua Gunung" ini adalah "Gunung hijau dan air jernih sama berharganya dengan gunung emas dan perak"
Dalam satu dekade terakhir, investasi energi Tiongkok di luar negeri secara bertahap beralih dari energi fosil tradisional ke energi bersih, ini adalah cerminan nyata dari "Teori Dua Gunung". Sebagai contoh, proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung Cirata di Indonesia, yang melibatkan partisipasi Tiongkok, resmi terhubung ke jaringan listrik pada tahun 2023. Proyek fotovoltaik terapung terbesar di Asia Tenggara ini secara cerdik memanfaatkan ruang pada waduk, dengan kapasitas terpasang 145 MW, menyediakan listrik bagi 500.000 rumah tangga di Pulau Jawa, sekaligus mengurangi emisi karbon dan melindungi ekosistem lahan basah setempat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif, menyebut proyek ini sebagai bukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan ekologi dapat berjalan berdampingan.

PLTS Terapung Cirata. Sumber: China Daily
PLTS Terapung Cirata. Sumber: China Daily
Di benua Afrika, Tiongkok juga berperan aktif dalam pembangunan hijau. Proyek pembangkit listrik tenaga bayu Adama di Ethiopia, yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok, memiliki kapasitas terpasang 153 MW, mencakup 60% dari total kapasitas tenaga bayu negara tersebut. Proyek ini tidak hanya mengatasi kelangkaan listrik di Ethiopia, tetapi juga melatih ribuan pekerja teknis lokal, sehingga keuntungan ekonomi dan perkembangan sosial berjalan berdampingan.

PLTB Adama di Ethiopia. Sumber: China Daily
PLTB Adama di Ethiopia. Sumber: China Daily
Keunggulan Tiongkok di bidang teknologi hijau telah menurunkan ambang batas transformasi bagi negara-negara berkembang. Di Kenya, pembangkit listrik panas bumi Olkaria yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok telah menurunkan biaya pembangkit listrik panas bumi secara drastis, menyediakan pasokan energi yang stabil dan bersih, serta membantu Kenya menjadi negara pertama di Afrika yang mencapai pasokan 100% energi bersih pada periode tertentu.

Geothermal Olkaria Kenya. Sumber: China Daily
Geothermal Olkaria Kenya. Sumber: China Daily
Selain megaproyek energi, Tiongkok juga menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari melalui proyek-proyek kecil, berupaya menanamkan konsep pembangunan hijau ke dalam kehidupan masyarakat. Di Senegal, sistem pasokan air tenaga surya pedesaan yang dibangun dengan bantuan Tiongkok telah menjangkau banyak desa, menyediakan air minum bersih bagi penduduk setempat. Di Zimbabwe, pembangkit listrik tenaga surya terdistribusi memungkinkan klinik di daerah terpencil menjaga rantai dingin vaksin tanpa adanya pemadaman listrik, memberi jaminan bagi kesehatan masyarakat.
Sistem pasokan air tenaga surya pedesaan di Zimbabwe yang dibangun atas bantuan Tiongkok. Sumber: China Daily
Sistem pasokan air tenaga surya pedesaan di Zimbabwe yang dibangun atas bantuan Tiongkok. Sumber: China Daily
Perlu dicatat bahwa investasi hijau Tiongkok di negara-negara yang terlibat dalam proyek "Belt & Road" terus meningkat. Hingga saat ini, Tiongkok telah berinvestasi dalam 25 proyek energi di negara-negara mitra "Belt & Road", dengan komitmen investasi sekitar 6,8 miliar dolar AS. Proyek-proyek ini tidak hanya mengurangi emisi karbon secara signifikan tetapi juga menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara-negara mitra. Yang lebih penting lagi, Konsep "Dua Gunung" telah menyediakan solusi dan kearifan Tiongkok bagi pembangunan berkelanjutan global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun