Mohon tunggu...
Rudi Saputra
Rudi Saputra Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Siber Asia

Manusia biasa yang melakukan hal hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Industry 4.0 dan Society 5.0 di Masa Pandemi Covid-19

26 Juli 2021   16:37 Diperbarui: 27 Juli 2021   09:45 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://tekno.kompas.com

 

Dilansir dari Wikipedia.com pandemi covid-19 adalah peristiwa menyebarnya covid-19 di seluruh dunia di hampir semua negara. Pandemi ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-cov-2. Wabah ini pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019 dan menyebar ke berbagai belahan negara didunia, sehingga pada tanggal 11 Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit covid-19 sebagai pandemi. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini secara langsung memberikan dampak dalam kehidupan sehai hari yang mengubah kebiasaan manusia dalam beraktivitas.

Pandemi Covid-19 telah memaksa semua pihak untuk mengubah kebiasaan dan perilaku dalam kehidupan sehari hari. Dalam situasi pandemi Covid-19 ini para karyawan, guru, dosen bahkan mahasiswa dan siswa dianjurkan menggunakan teknologi seperti gadget untuk melanjutkan kegiatan selama keadaan masih belum kondusif agar tidak berinteraksi diluar rumah. Hal ini sejalan dengan aturan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan WHO. Pemerintah telah mengeluarkan aturan seperti penerapan kebijakan untuk Work From Home (WFH), Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan yang sekarang ini adalah Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di Indonesia (PPKM) dalam rangka mengurangi angka penyebaran covid-19 yang semakin hari makin bertambah. Dengan adanya aturan tersebut memaksa setiap orang mau tidak mau untuk menjalani aktivitasnya dari rumah saja dengan menggunakan teknologi seperti gadget.

Saat ini kita telah masuk pada industri 4.0  yang dimulai pada abad ke-21. Hal ini ditandai dengan pemanfaatan internet of thing (lot) di setiap benda sehingga memungkinkan interkoneksi antar mesin, big data, acquisition yang mengarah ke machine learning, smart factory dan artifical intelegence. Fase Industri 4.0 adalah fase ketika manusia mulai menggunakan teknologi sehingga terjadilah transfer informasi. Di fase ini masyarakat bekerja dengan menggunakan internet. Semua manusia terbiasa bekerja menggunakan internet atau yang disebut dengan era informasi. Kalau dulu kita bekerja menggunakan mesin tik, dimasa sekarang semua sudah serba online dan bahkan sejak era pandemi covid 19 Semua orang terbiasa bekerja dengan zoom meeting / online meeting karena kita tidak boleh bertemu secara langsung. Selain itu pandemi covid-19 juga mempercepat penggunaan teknologi di kalangan masyarakat maupun industri. Mungkin di Indonesia masih banyak yang belum paham apa itu era industry 4.0 meski sudah sering dibicarakan.

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 kita diminta untuk bersiapagar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Tenaga kerja harus makin bersiap menghadapi persaingan lapangan kerja dengan teknologi dan robot pintar di tengah revolusi industri 4.0. Kondisi pandemi covid 19 justru memaksa seluruh kalangan terutama industri untuk segera menggunakan teknologi yang lebih efisien. Revolusi industri 4.0 lebih menantang dari revolusi industri yang sudah ada sebelumnya karena tenaga kerja harus berhadapan dengan robot pintar atau AI di bidang industri untuk dapat bersaing. Tenaga kerja saat ini perlu meningkatkan skill kreativitas serta imajinasi yang tidak dimiliki oleh teknologi dan robot. Kita juga harus juga merancang bagaimana desain ketenagakerjaan kita di masa depan yang harus kita persiapkan sejak sekarang sehingga ketika otomasi itu berlangsung, maka kita tidak lagi ada gap antara permintaan tenaga kerja yang memang harus mempunyai skill dan memerlukan kreativitas imajinasi.

Setiap masyarakat dan industri yang tersentuh covid-19 ditantang untuk beradaptasi dengan kenyataan baru. Ketika individu dan perusahaan mencari solusi, teknologi Industri 4.0 menjadi bagian integral dari tidak hanya tentang bagaimana kita bertahan dari pandemi yang terjadi saat ini melainkan juga bagaimana kita akan ada di dunia pasca-pandemi. Penerapan Teknologi Industri 4.0 tidak lagi diukur kemampuannya untuk menambah nilai dalam kehidupan sehari hari namun sebaliknya, Industri 4.0 diharapkan untuk dapat membuktikan kemampuanya untuk dapat membuat masayarakat dapat bertahan masa-masa sulit seperti krisis Covid-19 yang terjadi saat ini.

Belum berakhir revolusi industri 4.0 sekarang kita masuk lagi namanya Society 5.0 yang merupakan suatu konsep yang dipaparkan oleh pemerintah jepang yaitu sebuah konsep bagaimana hubungan manusia, bagaimana semua apapun terjadi terpusatkan kepada manusia. Teknologi dan kecanggihan semuanya digunakan untuk mendukung manusia itu sendiri. Jadi pada fase ini bukan berfokus pada teknologi tapi berfokus pada manusia yang artinya apapun teknologi yang ada semua digunakan untuk Manusia. Konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern (AI, Robot, Iot) untuk kebutuhan manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman. Society 5.0 sendiri baru saja diresmikan 2 tahun yang lalu, pada 21 Januari 2019 dan dibuat sebagai resolusi atas resolusi industri 4.0. Society 5.0 adalah masyarakat yang berfokus pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah-masalah sosial dengan sistem yang sangat terintegrasi antara dunia digital dan ruang fisik.

Tercetusnya konsep Society 5.0 menjadikan manusia sebagai pusat pengendali teknologi. Dalam society 5.0 manusia berperan lebih besar dalam proses intraksi dan pengolahan big data dan teknologi. Society 5.0 yang sudah mulai dijalankan di tengah pandemi covid-19 saat ini berkonsep pada masyarakat super pintar bertumpu pada teknologi IT canggih termasuk AI, iot dan robot yang akan dimanfaatkan oleh berbagai sektor seperti sektor pendidikan, Kesehatan, bisnis dan sektor lainnya dalam menjalankan operasinya. Ketersediaan data yang begitu luas dapat mengubah masyarakat menjadi yang berpusat pada manusia. covid-19 dan penggabungan Society 5.0 dapat membawa dampak positif pada langkah-langkah pembangunan di masyarakat. Manfaat tak terduga dari pandemi covid-19 adalah kemampuan untuk bereksperimen dengan pendekatan kooperatif terhadap teknologi lintas batas yang mengarah pada masa depan global yang lebih berkelanjutan, lebih aman, dan inklusif. Society 5.0 lebih mengutamakan keefektifan dan keefisienan kerja agar waktu dan tenaga yang dibutuhkan jauh lebih sedikit yang akan berdampak pada lebih cepatnya pemenuhan suatu kebutuhan.

Rujukan

Mengenal Lebih Jauh Tentang society 5.0. (2021, April 19). BINUS Online Learning. https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/04/19/mengenal-lebih-jauh-tentang-society-5-0/

Pandemi COVID-19. (2020, January 22). Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Retrieved July 26, 2021, from https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun