Pada akhirnya, tindakan KPU ini meninggalkan luka mendalam bagi perjalanan demokrasi kita. Dengan tanpa rasa malu, mereka sempat menggelar karpet merah bagi Gibran, meskipun akhirnya terpaksa mencabutnya. Luka itu akan terus membekas dalam ingatan rakyat bahwa demokrasi bisa dipermainkan begitu mudah. Pertanyaan “ada apa?” akan terus menghantui, karena publik tahu bahwa persiapan kontestasi 2029 sudah berjalan sejak sekarang. Demokrasi tidak boleh dibiarkan jadi panggung elitis yang penuh manipulasi. Jika etika dan rasa malu tak lagi jadi pedoman, maka demokrasi hanya akan menjadi topeng dari otoritarianisme baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI