Revolusi Messi di Amerika: Sepak Bola Kini Jadi Gaya Hidup
Ketika Amerika Terpesona oleh Sepak Bola
Selama puluhan tahun, Amerika Serikat dikenal sebagai tanah subur bagi olahraga-olahraga khas mereka: American Football yang keras dan heroik, Basketball yang cepat dan dinamis, serta Baseball yang penuh warisan sejarah. Ketiga cabang itu bukan sekadar hiburan; mereka adalah bagian dari identitas nasional Amerika. Sementara itu, sepak bola, atau "soccer" sebagaimana mereka menyebutnya, bertahun-tahun hanya menjadi permainan pinggiran. Ia hidup di antara komunitas imigran, sekolah dasar, atau kalangan minoritas yang menjadikannya sebagai jembatan kenangan dengan tanah leluhur. Tapi bukan budaya arus utama.
Meskipun Piala Dunia 1994 pernah digelar di negeri ini, dan meski Timnas Wanita AS mendominasi panggung global, sepak bola pria di Amerika selalu gagal menciptakan daya pikat yang benar-benar menggigit publik luas. MLS, liga domestik mereka, tumbuh perlahan tapi belum benar-benar mencuri perhatian dunia.
Namun segalanya berubah pada musim panas 2023, saat seorang pria mungil dari Rosario, Argentina, yang namanya telah menjadi legenda hidup, mengambil keputusan mengejutkan: Lionel Messi bergabung dengan Inter Miami, sebuah klub yang bahkan sebagian besar rakyat AS belum pernah dengar. Dunia terperangah, dan Amerika pun mulai menoleh. Apa yang awalnya dianggap sekadar manuver karier di ujung usia emas, justru menjelma menjadi momen revolusioner bagi sepak bola Amerika.
Kehadiran Messi bukan hanya peristiwa transfer pemain. Ia seperti memasukkan semangat Maradona ke jantung New York, membawa napas Camp Nou ke stadion-stadion plastik Amerika, dan menyulap MLS dari liga kelas dua menjadi panggung kelas dunia. Messi datang membawa magnet budaya, energi ekonomi, dan sentuhan keajaiban yang jarang disaksikan dalam lintasan sejarah olahraga Amerika.
Dalam hitungan minggu, stadion-stadion penuh sesak, harga tiket melonjak, dan media arus utama mengubah prioritas liputan mereka. Anak-anak mulai mengoleksi kaus Inter Miami. Orang tua, yang sebelumnya hanya tahu Tom Brady atau LeBron James, kini ikut menyebut nama Messi dengan bangga. Tak berlebihan jika dikatakan bahwa paradigma warga Amerika terhadap sepak bola bergeser secara revolusioner.
Sepak bola kini tak lagi menjadi "olahraga asing" di tanah Paman Sam. Ia menjadi pertunjukan yang layak ditunggu, identitas yang ingin dipeluk, bahkan cita-cita baru yang ingin diraih oleh generasi mendatang. Dan semua itu dimulai dari satu keputusan seorang legenda: datang, bermain, dan mencintai tanah yang sebelumnya nyaris tak mengenalnya.
1. Dari Acuh Tak Acuh Menjadi Euforia Massal
Sebelum 2023, sebagian besar warga Amerika Serikat, khususnya mereka yang tidak tumbuh dalam keluarga imigran, memandang sepak bola sebagai olahraga yang membosankan. Pertandingan yang minim gol, aturan yang dianggap membingungkan, dan tempo permainan yang kurang eksplosif dibanding NFL atau NBA membuat banyak orang menganggap sepak bola bukan bagian dari budaya utama. Soccer hanya hidup di lapangan-lapangan sekolah dan komunitas lokal, tanpa benar-benar menembus arus utama budaya populer Amerika.
Namun itu semua berubah drastis ketika Lionel Messi menginjakkan kakinya di Amerika. Debutnya bersama Inter Miami pada 21 Juli 2023 melawan Cruz Azul di ajang Leagues Cup menjadi titik balik sejarah. Tiket pertandingan yang sebelumnya hanya dihargai $30-$50, melonjak menjadi lebih dari $500-$1.000 hanya untuk bisa menyaksikan sang maestro bermain. Bahkan, dalam beberapa laga tandang, tiket mencapai harga $2.000, dan penonton rela antre berjam-jam demi melihat Messi secara langsung.