Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Music

Mencipta Lagu : Antara Rasa, Seni dan Keterampilan yang Tak Main Main

8 April 2025   11:54 Diperbarui: 8 April 2025   11:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Superlive id)

Pernahkah kita terdiam saat mendengarkan sebuah lagu, lalu tanpa sadar mata berkaca-kaca atau semangat kita bangkit kembali? Mungkin lagu itu sederhana, tak penuh ornamen, tapi ada sesuatu yang dalam di dalamnya, seperti suara hati yang menyapa langsung ke nurani. Dalam momen seperti itulah kita sadar bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan bahasa universal yang mampu menembus batas budaya, usia, dan bahkan keyakinan.

Tapi, apakah kita pernah membayangkan bagaimana lagu itu tercipta? Apakah ia muncul begitu saja dari langit? Atau hasil dari keisengan seniman di waktu senggang? Jawabannya: tidak sesederhana itu.

Menciptakan lagu adalah proses kreatif yang kompleks. Ia membutuhkan keahlian, latihan, rasa, dan yang paling penting: sensitivitas terhadap kehidupan. Lagu lahir dari pergumulan batin, dari kepekaan sosial, dari pengalaman pribadi yang diluapkan dalam bentuk nada dan kata.

Sebagian orang mungkin berpikir, "Ah, bikin lagu tinggal tulis lirik, cari nada, selesai!" Padahal, kenyataannya jauh dari itu. Lagu yang benar-benar menyentuh hati membutuhkan perpaduan yang pas antara syair, melodi, irama, dan emosi. Seorang pencipta lagu bukan hanya seniman, tapi juga perenung dan perancang. Ia harus tahu kapan diam itu jadi kekuatan, dan kapan satu kata bisa mewakili seribu rasa.

Lagu We Are the World adalah contoh nyata dari kekuatan lagu yang bukan hanya indah, tapi juga penuh makna dan dampak. Lagu ini bukan cuma dinyanyikan, tapi juga dirasakan, bahkan dikenang lintas generasi. Dan untuk menciptakan karya seperti itu, diperlukan lebih dari sekadar bakat, dibutuhkan jiwa.

Nah, lewat tulisan ini, kita akan menyelami lebih jauh apa saja yang tersembunyi di balik proses menciptakan lagu. Apa yang membuat sebuah lagu bisa menjadi abadi? Bagaimana seni, rasa, dan keterampilan bersatu dalam sebuah karya musik? Mari kita gali bersama.

Lagu Itu Rasa yang Diungkapkan dengan Irama

Coba bayangkan begini: seseorang yang patah hati duduk di kamar, memegang gitar, dan mulai memainkan beberapa akor. Tidak ada yang ia rencanakan, tidak ada teori musik yang ia pikirkan saat itu. Yang ada hanyalah perasaan, perasaan kehilangan, rindu, dan harapan yang belum usai. Lalu dari jari-jarinya mengalun nada-nada lirih, dan dari mulutnya mengalir kata-kata. Itulah awal dari sebuah lagu.

Lagu, sejatinya, adalah bahasa emosional. Ia tidak berbicara dengan logika, melainkan dengan rasa. Setiap not yang dimainkan, setiap jeda, setiap aksen ritmis, semuanya punya tujuan, yaitu menyampaikan perasaan yang barangkali terlalu sulit diungkapkan dengan kata biasa.

Lagu juga bukan sekadar untuk didengar, melainkan untuk dirasakan. Seorang pendengar yang sedang galau bisa merasa "ditemani" oleh lagu tertentu, seakan lagu itu mengerti isi hatinya. Di sinilah keajaiban musik: ia bisa menyentuh sisi terdalam manusia, melampaui kemampuan narasi tulisan atau percakapan lisan.

Itu sebabnya banyak lagu besar justru lahir dari pengalaman personal yang sangat kuat. Dari cinta yang tak sampai, dari perjuangan hidup, dari kesedihan yang tak bisa ditahan. Karena dari rasa yang otentik itulah muncul kejujuran artistik. Dan kejujuran itulah yang kemudian meresonansi hati jutaan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun