Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Seni

"Divine Comedy" Karya Agung Dante tentang Perjalanan Jiwa Manusia Menuju Surga

13 Oktober 2024   01:37 Diperbarui: 13 Oktober 2024   08:21 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Divine Comedy, karya agung Dante Alighieri, tidak hanya menjadi tonggak dalam sejarah sastra dunia, tetapi juga mencerminkan pandangan mendalam tentang politik, teologi, filsafat, dan budaya sosial abad pertengahan. Ditulis sekitar awal abad ke-14, puisi epik ini masih relevan hingga saat ini, mempengaruhi pemikiran tentang kehidupan, moralitas, dan masyarakat.

Divine Comedy terdiri dari 3 (tiga) bagian besar :

1. Inferno (Neraka)

Inferno adalah bagian pertama dari Divine Comedy yang menggambarkan perjalanan Dante melalui neraka, di bawah bimbingan penyair Romawi, Virgil. Neraka dalam karya ini digambarkan sebagai kerucut terbalik yang terbagi menjadi sembilan lingkaran, masing-masing mewakili berbagai jenis dosa, dengan hukuman yang semakin berat di setiap lingkaran.

Lingkaran-lingkaran tersebut diatur berdasarkan teori teologis yang didasarkan pada hukum keadilan ilahi. Mereka yang berdosa ringan, seperti kaum Limbo yang belum menerima baptisan, berada di lingkaran pertama, sementara pendosa berat seperti para pengkhianat ditempatkan di lingkaran kesembilan, yang paling dalam dan dekat dengan Lucifer, simbol kejahatan mutlak.

2. Purgatorium ( Tempat Penyucian)

Purgatorium adalah bagian kedua dari Divine Comedy karya Dante Alighieri, yang menggambarkan tempat penantian dan penyucian jiwa-jiwa yang bertobat sebelum mereka dapat memasuki surga. Dalam teologi Katolik, purgatorium adalah sebuah tempat atau keadaan sementara di mana jiwa-jiwa orang beriman yang belum sepenuhnya bersih dari dosa-dosa kecil atau dari akibat dosa-dosa besar, menjalani hukuman sementara untuk menyucikan diri.

Dalam Purgatorium, Dante melanjutkan perjalanannya setelah melewati neraka (Inferno), didampingi oleh penyair Romawi, Virgil. Gunung Purgatorium digambarkan sebagai gunung raksasa yang terdiri dari tujuh tingkatan, yang mewakili tujuh dosa mematikan: kesombongan, iri hati, kemarahan, kemalasan, keserakahan, kerakusan, dan nafsu. Setiap tingkatan adalah tempat di mana jiwa-jiwa harus menebus dosa-dosa tersebut melalui penyucian spiritual, hingga mereka siap untuk naik ke surga.

Perjalanan di Purgatorio mencerminkan proses pengampunan dan penebusan, di mana jiwa-jiwa di sini memiliki harapan untuk akhirnya mencapai keselamatan di Paradiso (Surga), berbeda dengan Inferno di mana jiwa-jiwa dihukum selamanya.

3. Paradiso (Sorga)

Paradiso adalah bagian ketiga dan terakhir dari Divine Comedy, di mana Dante melanjutkan perjalanan spiritualnya dari Purgatorio menuju Paradiso (Surga). Berbeda dengan Inferno, yang penuh dengan kegelapan dan hukuman, Paradiso menggambarkan puncak kebahagiaan spiritual dan penyatuan dengan Tuhan.

Surga dalam Paradiso digambarkan sebagai sembilan lapisan (juga disebut sebagai  "sphere"), yang melingkari bumi dan mewakili tingkat kebahagiaan serta kedekatan dengan Tuhan. Setiap lapisan dihuni oleh jiwa-jiwa yang memiliki kebajikan tertentu atau yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang suci.

Devine Comedy sebagai karya epik  Dante  oleh para kritikus sangat dihormati karena menggambarkan hal hal yang prinsip dalam hidup perjalanan hidup manusia antara lain : .

1. Teologi dalam Divine Comedy: Jalan Menuju Keselamatan

Secara keseluruhan, Divine Comedy adalah perjalanan spiritual Dante melalui tiga alam kehidupan setelah mati: Inferno (neraka), Purgatorio (purgatorium), dan Paradiso (surga). Dalam konteks teologi, karya ini menggambarkan perjalanan manusia untuk mencapai keselamatan jiwa, yang hanya dapat tercapai melalui penebusan dosa dan kasih karunia Tuhan.

Dante menggambarkan neraka sebagai tempat hukuman kekal bagi mereka yang tidak bertobat, dengan berbagai lapisan yang menunjukkan hukuman untuk berbagai dosa. Purgatorium adalah tempat bagi jiwa-jiwa yang telah bertobat tetapi masih harus menyucikan diri sebelum masuk surga. Di surga, Dante mencapai puncak spiritualitas dan bersatu dengan Tuhan.

Menurut ahli teologi dan filsuf, Giuseppe Mazzotta, Divine Comedy merupakan "narasi teologi yang dikemas dalam seni puitis, di mana pandangan Dante tentang cinta ilahi dan keadilan menjadi pusat dari pengalaman spiritualnya." Karya ini tidak hanya mengajarkan penebusan personal tetapi juga mengkritik kekuasaan spiritual yang korup, seperti para pemimpin Gereja yang disinggung secara eksplisit di dalam Inferno.

2. Perspektif Politik: Kritik terhadap Kekuasaan Sekuler dan Gerejawi

Pada zamannya, Dante hidup dalam ketegangan antara otoritas kekaisaran dan Gereja Katolik. Konflik politik di Italia mempengaruhi banyak aspek kehidupannya, termasuk pengasingannya dari Florence akibat pertarungan faksi antara Guelfi (pendukung Paus) dan Ghibellini (pendukung kekaisaran). Dalam Divine Comedy, Dante sering menyuarakan kritik terhadap pemimpin politik dan agama yang dianggap korup.

Di Inferno, Dante menempatkan banyak tokoh sejarah terkenal, termasuk Paus Bonifasius VIII, dalam siksa neraka. Tokoh-tokoh tersebut dianggapnya sebagai pengkhianat ideal politik yang ia junjung, yaitu perdamaian dan keadilan. Dante juga menggambarkan sosok Kaisar Romawi, Henry VII, sebagai figur mesianik yang ia harapkan bisa membawa kedamaian politik ke Italia.

Harold Bloom, seorang kritikus sastra terkemuka, mengatakan bahwa Divine Comedy adalah "salah satu karya paling politis dalam sejarah sastra Barat." Dante menggunakan karya ini untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap rezim politik pada masanya, sekaligus memberikan pandangannya tentang bentuk pemerintahan yang adil. Melalui narasi epik ini, Dante menawarkan gambaran tentang utopia politik di mana kekuasaan sekuler dan spiritual seimbang dalam keharmonisan.

3. Filsafat: Mencari Makna Hidup dan Moralitas Universal

Di antara lapisan-lapisan teologis dan politik, Divine Comedy juga merupakan eksplorasi filsafat yang mendalam tentang moralitas, kebebasan manusia, dan pencarian makna hidup. Dante secara eksplisit mengutip filsafat Aristoteles dan Thomas Aquinas, yang menjembatani antara pemikiran Yunani Kuno dan teologi Kristen.

Dalam pandangannya, kehidupan adalah perjalanan yang penuh cobaan, dan manusia memiliki kebebasan moral untuk memilih jalannya sendiri, baik itu kebaikan atau kejahatan. Inferno menggambarkan konsekuensi dari pilihan moral yang salah, sementara Paradiso menunjukkan harmoni yang tercapai ketika manusia hidup dalam kehendak Tuhan.

Menurut Erich Auerbach, seorang ahli filologi, "Dante melalui Divine Comedy tidak hanya memberikan penggambaran religius, tetapi juga sebuah visi filsafat moral di mana manusia bertanggung jawab penuh atas tindakannya. Karyanya mengajarkan kebebasan dengan tanggung jawab yang sangat mendalam."

4. Budaya dan Sosial: Cermin Masyarakat Abad Pertengahan

Secara budaya, Divine Comedy adalah potret yang hidup dari kehidupan sosial di abad pertengahan. Dante memasukkan banyak tokoh kontemporernya dalam cerita, baik mereka yang ia puji maupun yang ia kutuk. Struktur masyarakat saat itu---di mana otoritas gereja sangat dominan, dan konflik antara kaum bangsawan dan rakyat biasa menjadi nyata---terlihat jelas dalam penggambaran tokoh-tokoh yang tersebar di seluruh tiga bagian epiknya.

Selain itu, penggambaran surga, neraka, dan purgatorium mencerminkan keyakinan religius yang mendalam di Eropa abad pertengahan, di mana kehidupan setelah mati merupakan aspek penting dari pandangan dunia orang-orang pada saat itu.

John Freccero, kritikus Dante dan ahli sastra abad pertengahan, berpendapat bahwa Divine Comedy adalah "dokumentasi budaya sosial Eropa pada abad pertengahan. Dante tidak hanya menyusun mitos tentang alam baka tetapi juga mengabadikan konflik-konflik sosial dan politik yang terjadi di Italia pada saat itu."

5. Warisan Budaya dan Pengaruh di Masa Modern

Dampak Divine Comedy terhadap budaya dan pemikiran dunia sulit untuk diukur. Dante tidak hanya membentuk sastra Italia, tetapi juga memperkenalkan bahasa Italia sebagai bahasa literatur. Karyanya telah diterjemahkan ke banyak bahasa dan terus dipelajari sebagai karya utama dalam literatur dunia.

Banyak seniman, dari Gustave Dor hingga Salvador Dal, terinspirasi oleh visualisasi Dante tentang alam baka. Film, musik, dan karya seni rupa telah mencoba mengadaptasi visi epiknya ke dalam berbagai media.

T.S. Eliot, seorang penyair modernis, menyatakan bahwa Divine Comedy adalah "karya sastra paling universal yang pernah ada," dengan alasan bahwa Dante berhasil menyentuh inti pengalaman manusia dengan cara yang melampaui batas ruang dan waktu.

Kesimpulan

Divine Comedy bukan hanya perjalanan pribadi seorang penyair menuju Tuhan, tetapi juga kritik sosial yang tajam, eksplorasi filsafat moral yang mendalam, dan cerminan budaya serta politik Eropa abad pertengahan. Dengan menggabungkan unsur-unsur ini dalam narasi puitis yang indah, Dante Alighieri tidak hanya menciptakan karya sastra besar, tetapi juga salah satu warisan budaya paling abadi dalam sejarah manusia.

Melalui karya ini, Dante mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan manusia adalah perjalanan kompleks yang dipenuhi dengan pilihan moral, perjuangan melawan kekuasaan yang korup, dan pencarian makna yang lebih tinggi di bawah pengawasan ilahi. Divine Comedy tetap menjadi karya yang menginspirasi, membimbing, dan memberi refleksi bagi pembaca dari generasi ke generasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun