Dalam pandangan Orang Melayu—untuk keperluan tulisan ini penulis memakai Orang Melayu Riau—pemimpin ideal itu digambarkan ibarat pohon besar yang manfaatnya berdimensi luas, dunia-akhirat.
Hal itu dapat dibaca dari ungkapan berikut:
Pemimpin itu ibarat pohon besar di tengah padang,
Tingginya tampak dari jauh,
Dekatnya mula bersua,
Daunnya rimbun tempat berteduh,
Buahnya lebat dapat dimakan,
Batangnya besar tempat bersandar,
Dahannya kuat tempat bergantung,
Uratnya banyak tempat bersila,
Datang tempat bertanya,
Pergi tempat berberita,
Undung-undung ke Madinah.
Payung panji ke Syurga.
Untuk mendapatkan kepemimpinan yang ideal itu perlu proses. Dengan demikian seseorang yang diangkat menjadi pemimpin tidak harus terlebih terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang diungkapkan di atas.
Syarat mendasar yang harus dimiliki seorang calon pemimpin sesuai dengan yang ditetapkan dalam ajaran Islam yaitu Siddiq/cinta kebenaran, Amanah/dipercaya, Tabliq /bijaksana, Fathanah/cerdas).
Kematangan kepemimpinan seseorang biasanya akan seiring sejalan dan berbenang-berkelindan dengan proses kepemimpinan yang dijalaninya itu.
Orang dipilih menjadi pemimpin dapat berasal dari mana saja (tidak harus turunan pemimpin juga), tetapi karena dipilih, maka sejak itu dia lebih tinggi “derajatnya” daripada orang-orang kebanyakan.
Dalam ungkapan disebutkan:
Yang didahului selangkah,
Yang ditinggikan seranting.
Karena calon atau yang sudah menjadi pemimpin itu belum “sempurna”, maka diperlukan tunjuk-ajar dalam berbagai hal.
Pengertian tunjuk-ajar adalah sebagai berikut:
yang disebut tunjuk ajar,
tunjuk menjadi telaga budi,
ajar menjadi suluh hati
yang disebut tunjuk ajar,
menujuk kepada yang elok,
mengajar kepada yang benar
yang disebut tunjuk ajar,
mencelikkan mata
menyaringkan telinga
membersihkan hati
menyempurnakan budi
membaikkan pekerti
yang disebut tunjuk ajar Melayu,
menunjuk dengan ilmu
mengajar dengan guru
yang disebut tunjuk ajar Melayu,
menunjuk kepada yang perlu
mengajar supaya tahu
yang dikatakan tunjuk ajar dari yan tua,
petunjukknya berfaedah
pengajarannya berguna
yang dikatakan tunjuk ajar dari yang tua,
memberi manfaat bagi manusia
yang dikatakan tunjuk ajar dari yang tua,
petunjuknya mengandung tuah
pengajarannya berisi marwah
petuahnya berisi berkah
amanahnya berisi hikmah
nasehatnya berisi manfaat
pesannya berisi iman
kajinya berisi budi
contohnya pada yang senonoh
teladannya di jalan Tuhan
Warga Masyarakat harus taat-setia kepada pemimpin yang telah “ditanam” itu, sepanjang dia berada di jalan yang benar.
Dalam ungkapan disebutkan.
bertuah rumah ada tuanya,
bertuah negeri ada pucuknya
elok kampung ada tuanya,
elok negeri ada rajanya
bila rumah tidak bertua,
celaka datang bala menimpa
bila negeri tidak beraja,
alamat hidup aniaya menganiaya
bila tidak ada yang dituakan,
banyaklah orang jadi menyeman
kalau tak ada yang memimpin,
naas menimpa hidup pun lenjin
ditinggikan seranting,
didahulukan selangkah
lidahnya asin,
pintanya kabul
mencoreng arang ke kening,
siapa durhaka kepada pemimpinnya,
aibnya tidak terbada-bada
siapa mendurhakai yan dirajakannya,
di sanalah tempat ia binasa
raja adil raja disembah,
raja zalim raja disanggah
apalah adat orang Melayu,
adat bertuah ianya malu
berbuat durhaka ianya malu
langgar dan kasar ianya tak mau
apalah tanda orang bertua,
taatnya tidak berbagi belah
setianya tidak mengada-ngada
adat hidup orang bertua,
pantang berlaku tidak semenggah
pantang ingkar pantang menyalah
pantang mengelak pantang berhelah
adat hidup orang bertua,
taat setia dengan ikhlasnya
tuanya tempat meminta amanah
tuanya penyuluh dalam gulita
tuanya dapat mencelikkan mata
tuanya dapat tempat bertanya
tuanya jadi penunjuk langkah
tuanya mengandung tuah dan berkah
adat hidup orang berilmu,
memuliakan pemimpin ianya tahu
adat hidup orang berbudi,
terhadap pemimpin ia hormati
adat hidup orang terhormat,
kepada pemimpin ianya taat
adat hidup orang terpuji,
pemimpinnya dijunjung tinggi
taatnya tak terbelah lagi
setianya kokoh menahan uji
adat hidup orang beriman,
kepada pemimpin mengambil teladan
taat setia tiada menyeman
tunjuk ajaranya ia amalkan
adat hidup orang mulia,
hormat kepada orang yang dituakannya
adat hidup orang berkeluarga,
wibawa pemimpinnya ianya jaga
adat hidup dalam keluarga,
yang dituakan sama dibela
adat hidup berkaum bangsa,
kepada pemimpin bertenggang rasa
sakit dan senang sama dirasa
silang selisih sama diperiksa
adat hidup orang bermasyarakat,
kepada pemimpin hormat dan taat
adat hidup sama senegeri,
memuliakan pemimpin sepenuh hati
adat hidup sama sekampung,
orang dihormati, pemimpin disanjung
adat hidup di dalam banjar,
terhadap pemimpin tak kasar langgar
adat hidup berorang ramai,
mentaati pemimpin tiada lalai
adat hidup di dalam banjar,
amanah pemimpin hendaklah dengar
adat hidup orang bahari,
membela pemimpin berani mati
adat hidup orang terbilang,
mentaati pemimpin tiada bersilang
adat hidup orang mulia,
kepada pemimpin taat dan setia
adat hidup orang pilihan,
terhadap pemimpin tertib dan sopan
adat hidup orang bertuah,
terhadap pemimpin pantang menyanggah
adat hidup orang bertuah,
terhadap pemimpin ia amanah
adat hidup orang bertuah,
terhadap pemimpin tiada menyalah
adat hidup orang bertuah,
terhadap pemimpin berbaik tingkah
adat hidup orang bertuah,
mentaati pemimpin tahan dilapa
adat hidup orang berakal,
mentaati pemimpin ianya kekal
adat hidup orang berakal,
mengikuti pemimpin tiada menyangkal
adat hidup orang ternama,
kepada pemimpin ia umpama
adat hidup orang bermarwah,
mentaati pemimpin tiada lengah
adat hidup orang yang bijak,
mentaati pemimpin tiada berganjak
adat hidup orang berbangsa,
mentaati pemimpin tiada berkira
adat hidup orang beriman,
mentaati pemimpin tahan dilendan
adat hidup orang beriman,
kepada pemimpin ia meneladan
adat hidup orang beriman,
pemimpin sejati ia muliakan
Seorang pemimpin harus menjaga harkat dan martabatnya. Karena semua tingkah-laku dan tindak-tanduknya akan diperhatikan oleh warga-masyarakatnya.
Demikianlah sedikit gambaran kepemimpinan dalam pandangan Orang Melayu Riau. Walaupun terbatas pada lingkungan Melayu, tetapi agaknya—sedikit-banyak—juga relevan dengan suku-suku lainnya di Tanah Air ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI