Mohon tunggu...
Rudi Hartono
Rudi Hartono Mohon Tunggu...

Ingin seperti padi: Semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepemimpinan Ideal dalam Pandangan Orang Melayu Riau

22 Mei 2015   10:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam pandangan Orang Melayu—untuk keperluan tulisan ini penulis memakai Orang Melayu Riau—pemimpin ideal itu digambarkan ibarat pohon besar yang manfaatnya berdimensi luas, dunia-akhirat.

Hal itu dapat dibaca dari ungkapan berikut:

Pemimpin itu ibarat pohon besar di tengah padang,

Tingginya tampak dari jauh,

Dekatnya mula bersua,

Daunnya rimbun tempat berteduh,

Buahnya lebat dapat dimakan,

Batangnya besar tempat bersandar,

Dahannya kuat tempat bergantung,

Uratnya banyak tempat bersila,

Datang tempat bertanya,

Pergi tempat berberita,

Undung-undung ke Madinah.

Payung panji ke Syurga.

Untuk mendapatkan kepemimpinan yang ideal itu perlu proses. Dengan demikian seseorang yang diangkat menjadi pemimpin tidak harus terlebih terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang diungkapkan di atas.

Syarat mendasar yang harus dimiliki seorang calon pemimpin sesuai dengan yang ditetapkan dalam ajaran Islam yaitu Siddiq/cinta kebenaran, Amanah/dipercaya, Tabliq /bijaksana, Fathanah/cerdas).

Kematangan kepemimpinan seseorang biasanya akan seiring sejalan dan berbenang-berkelindan dengan proses kepemimpinan yang dijalaninya itu.

Orang dipilih menjadi pemimpin dapat berasal dari mana saja (tidak harus turunan pemimpin juga), tetapi karena dipilih, maka sejak itu dia lebih tinggi “derajatnya” daripada orang-orang kebanyakan.

Dalam ungkapan disebutkan:

Yang didahului selangkah,

Yang ditinggikan seranting.

Karena calon atau yang sudah menjadi pemimpin itu belum “sempurna”, maka diperlukan tunjuk-ajar dalam berbagai hal.

Pengertian tunjuk-ajar adalah sebagai berikut:

yang disebut tunjuk ajar,

tunjuk menjadi telaga budi,

ajar menjadi suluh hati

yang disebut tunjuk ajar,

menujuk kepada yang elok,

mengajar kepada yang benar

yang disebut tunjuk ajar,

mencelikkan mata

menyaringkan telinga

membersihkan hati

menyempurnakan budi

membaikkan pekerti

yang disebut tunjuk ajar Melayu,

menunjuk dengan ilmu

mengajar dengan guru

yang disebut tunjuk ajar Melayu,

menunjuk kepada yang perlu

mengajar supaya tahu

yang dikatakan tunjuk ajar dari yan tua,

petunjukknya berfaedah

pengajarannya berguna

yang dikatakan tunjuk ajar dari yang tua,

memberi manfaat bagi manusia

yang dikatakan tunjuk ajar dari yang tua,

petunjuknya mengandung tuah

pengajarannya berisi marwah

petuahnya berisi berkah

amanahnya berisi hikmah

nasehatnya berisi manfaat

pesannya berisi iman

kajinya berisi budi

contohnya pada yang senonoh

teladannya di jalan Tuhan

Warga Masyarakat harus taat-setia kepada pemimpin yang telah “ditanam” itu, sepanjang dia berada di jalan yang benar.

Dalam ungkapan disebutkan.

bertuah rumah ada tuanya,

bertuah negeri ada pucuknya

elok kampung ada tuanya,

elok negeri ada rajanya

bila rumah tidak bertua,

celaka datang bala menimpa

bila negeri tidak beraja,

alamat hidup aniaya menganiaya

bila tidak ada yang dituakan,

banyaklah orang jadi menyeman

kalau tak ada yang memimpin,

naas menimpa hidup pun lenjin

ditinggikan seranting,

didahulukan selangkah

lidahnya asin,

pintanya kabul

mencoreng arang ke kening,

siapa durhaka kepada pemimpinnya,

aibnya tidak terbada-bada

siapa mendurhakai yan dirajakannya,

di sanalah tempat ia binasa

raja adil raja disembah,

raja zalim raja disanggah

apalah adat orang Melayu,

adat bertuah ianya malu

berbuat durhaka ianya malu

langgar dan kasar ianya tak mau

apalah tanda orang bertua,

taatnya tidak berbagi belah

setianya tidak mengada-ngada

adat hidup orang bertua,

pantang berlaku tidak semenggah

pantang ingkar pantang menyalah

pantang mengelak pantang berhelah

adat hidup orang bertua,

taat setia dengan ikhlasnya

tuanya tempat meminta amanah

tuanya penyuluh dalam gulita

tuanya dapat mencelikkan mata

tuanya dapat tempat bertanya

tuanya jadi penunjuk langkah

tuanya mengandung tuah dan berkah

adat hidup orang berilmu,

memuliakan pemimpin ianya tahu

adat hidup orang berbudi,

terhadap pemimpin ia hormati

adat hidup orang terhormat,

kepada pemimpin ianya taat

adat hidup orang terpuji,

pemimpinnya dijunjung tinggi

taatnya tak terbelah lagi

setianya kokoh menahan uji

adat hidup orang beriman,

kepada pemimpin mengambil teladan

taat setia tiada menyeman

tunjuk ajaranya ia amalkan

adat hidup orang mulia,

hormat kepada orang yang dituakannya

adat hidup orang berkeluarga,

wibawa pemimpinnya ianya jaga

adat hidup dalam keluarga,

yang dituakan sama dibela

adat hidup berkaum bangsa,

kepada pemimpin bertenggang rasa

sakit dan senang sama dirasa

silang selisih sama diperiksa

adat hidup orang bermasyarakat,

kepada pemimpin hormat dan taat

adat hidup sama senegeri,

memuliakan pemimpin sepenuh hati

adat hidup sama sekampung,

orang dihormati, pemimpin disanjung

adat hidup di dalam banjar,

terhadap pemimpin tak kasar langgar

adat hidup berorang ramai,

mentaati pemimpin tiada lalai

adat hidup di dalam banjar,

amanah pemimpin hendaklah dengar

adat hidup orang bahari,

membela pemimpin berani mati

adat hidup orang terbilang,

mentaati pemimpin tiada bersilang

adat hidup orang mulia,

kepada pemimpin taat dan setia

adat hidup orang pilihan,

terhadap pemimpin tertib dan sopan

adat hidup orang bertuah,

terhadap pemimpin pantang menyanggah

adat hidup orang bertuah,

terhadap pemimpin ia amanah

adat hidup orang bertuah,

terhadap pemimpin tiada menyalah

adat hidup orang bertuah,

terhadap pemimpin berbaik tingkah

adat hidup orang bertuah,

mentaati pemimpin tahan dilapa

adat hidup orang berakal,

mentaati pemimpin ianya kekal

adat hidup orang berakal,

mengikuti pemimpin tiada menyangkal

adat hidup orang ternama,

kepada pemimpin ia umpama

adat hidup orang bermarwah,

mentaati pemimpin tiada lengah

adat hidup orang yang bijak,

mentaati pemimpin tiada berganjak

adat hidup orang berbangsa,

mentaati pemimpin tiada berkira

adat hidup orang beriman,

mentaati pemimpin tahan dilendan

adat hidup orang beriman,

kepada pemimpin ia meneladan

adat hidup orang beriman,

pemimpin sejati ia muliakan

Seorang pemimpin harus menjaga harkat dan martabatnya. Karena semua tingkah-laku dan tindak-tanduknya akan diperhatikan oleh warga-masyarakatnya.

Demikianlah sedikit gambaran kepemimpinan dalam pandangan Orang Melayu Riau. Walaupun terbatas pada lingkungan Melayu, tetapi agaknya—sedikit-banyak—juga relevan dengan suku-suku lainnya di Tanah Air ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun