Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Remember Me"

2 September 2014   07:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:51 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Remember me,
not as the girl I used to be.
A lot has changed, you see?
Now I make sure you're no longer a powerful bully.

Remember me,
not as a girl whose life seems problem-free.
My drama never has to be anyone's prime-time show,
while you make sure that yours is for everyone to know.

Remember me,
even when I've never fit in your perfect (but) little world.
I've always been that little freak who gets on your nerves.
You still think you're too good to care about my problems.

Remember me,
but you only do when you need something.
Well, what do you think?
Other than that, to you I'm almost nothing.

Remember me,
even as you forget how often you've made me cry.
Now I'm way too tired to lie.
I'll just let you wonder why.

Remember me,
for I won't always be your saviour.
You were never around to make me feel better.
Who has nominated you as the centre of this universe?

Remember me,
as I try to forget your lame attempts at emotional blackmail.
How come it's my fault that you've failed?
Consider this my last bail.

Remember me,
as you're no longer on top of your game.
What's with the shame?
I'm not taking the blame.
After all, you're the one who chose to take his last name.

Remember me,
single, free, and happy.
Why do I have to put up with your endless misery?
You're way too old to remain irresponsible, you see?

Remember me,
for I no longer feel like talking to you.
You've never even listened to me too.
What are you going to do?

Remember me,
for I have my personal reasons to remain distant.
Complain all you like about me being cold, difficult, and cruel,
because avoiding you has been my only way to keep my cool.

R.

(Jakarta, 25/8/2014 - 5:00 pm)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun