Mohon tunggu...
Ruby Astari
Ruby Astari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, penerjemah, pengajar Bahasa Inggris dan Indonesia, pembaca, dan pemikir kritis.

"DARI RUANG BENAK NAN RIUH": Untuk menjelaskan perihal penulis yang satu ini, cukup membaca semua tulisannya di sini (dan mungkin juga di tempat lain). Banyak dan beragam, yang pastinya menjelaskan satu hal: Ruang benaknya begitu riuh oleh banyak pemikiran dan perasaan. Ada kalanya mereka tumpang-tindih dan bukan karena dia labil dan irasional. Seringkali daya pikirnya melaju lebih cepat dari tangannya yang menciptakan banyak tulisan. Penulis juga sudah lama menjadi ‘blogger yang kecanduan’. Samai-sampai jejak digital-nya ada di banyak tempat. Selain itu, penulis yang juga pengajar bahasa Inggris paruh-waktu, penerjemah lepas, dan penulis lepas untuk konten situs dapat dipesan jasanya secara khusus di Kontenesia (www.kontenesia.com). Bisa sekalian beramal lagi untuk setiap transaksi (terutama selama bulan Ramadan ini) : http://kontenesia.com/kontenesia-donasi-ramadan/ https://www.facebook.com/kontenesia/posts/287945154884094?__mref=message R.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya "Galau" Nusantara, Kemuakan Bersama dan Standar Ganda

3 Juli 2018   01:16 Diperbarui: 3 Juli 2018   01:30 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gimana kalau ternyata ada yang nggak simpatik dan menganggap kita baperan? Bisa jadi kita langsung menganggap mereka nggak pengertian. Ada yang cukup ekstrim sampai mencoret mereka dari daftar pertemanan.

Masalah selesai? Nggak juga. Yang kelar hanya pertemanan. Rugi, 'kan? Siapa tahu suatu saat kalian masih akan saling membutuhkan. Kalau enggak ya, masalah pilihan.

Sekarang mari dibalik. Bila masih tahan dan berempati melihat kegalauan orang lain, selamat. Kalau enggak juga nggak apa-apa. Asal siap-siap aja dituduh penganut standar ganda sama mereka yang udah tahu, Anda pun dulunya tukang galau. Heu...

Yah, mau gimana lagi? Manusia emang beda-beda.

Mengapa saya berani menulis ini? Karena saya sendiri sudah pernah di banyak posisi. Saya sudah pernah galau sampai bikin orang muak, benci banget sama penggalau lebay yang menurut saya cengeng banget dan caper (cari perhatian), hingga keganggu juga sama mereka yang hobi mencela tukang galau tanpa ampun -- karena menurut saya mereka 'sok kuat' dan mungkin diam-diam juga masih 'in denial'.

Yah, begitulah orang Indonesia terkadang. Doyan galau, sekaligus paling semangat ngatain sesama 'baperan'. Nggak konsisten, ya?

Sekarang, jadi pengamat sajalah. Saya juga lebih suka cari solusi. Berhubung nggak mungkin ngatur-ngatur semua orang agar jangan galau, mending mulai dari diri sendiri sebagai panutan. Kenapa enggak? Anggap saja pengingat buat semua orang:

Hidup ini nggak cuma tentang elo, kali.

R.

(quickmeme.com)
(quickmeme.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun