Mohon tunggu...
Elyon School
Elyon School Mohon Tunggu... -

Elyon Christian School is a leading Christian School that was founded in 2002. ECS is owned by GKA Elyon (one of the largest churches in Surabaya). ECS are commited to educating our children to be victorious leader in Christ where Christian values, holistic learning and wise characters are rooted in each child's academic, social, emotional, and spiritual development.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Learning is a Never Ending Process"

21 Februari 2018   08:54 Diperbarui: 21 Februari 2018   09:04 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: avpn.asia

Seorang siswi berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas. Ibu siswi ini adalah orang tua tunggal, beliau berupaya menghidupi anak-anaknya dengan bekerja keras. Sejak kecil siswi ini melihat perjuangan ibunya dan mengingat harapan ibunya agar anak-anaknya memiliki masa depan yang lebih baik.  Sejak duduk di bangku SD, dia memiliki dorongan membantu ibunya dengan berjualan barang-barang yang dibutuhkan teman-teman sekelasnya, mulai alat tulis, manik-manik, bando, mainan dll. 

Keuntungan yang diperoleh ditabung dan bisa membantu ibunya meringankan biaya sekolahnya, namun gadis kecil ini tidak sekalipun mengabaikan tugas dan pelajaran sekolah. Alhasil dia meraih prestasi yang membanggakan. Pola ini terus berlanjut sampai gadis kecil ini menjadi murid saya di SMA. Setiap hari dia tanpa ragu selalu berusaha menyediakan kebutuhan yang diinginkan teman-temannya, mulai makanan, cemilan sampai perlengkapan tugas. 

Satu hal yang saya kagumi, siswi ini selalu gembira dan bersemangat dalam belajar, kegembiraan dan semangat yang sama dia juga tunjukkan ketika berjualan pada jam istirahat atau pulang sekolah. Pengalaman sejak kecil telah menjadi sebuah proses belajar membentuk tingkah laku tertentu. Menurut  Hilgard dan Bowel;  

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.

Seorang siswa yang manja dari keluarga berada memiliki pola hidup hedonis dan serba mudah. Dari pengalaman sekolah sebelumnya banyak sekali catatan negatif yang ada di rapornya. Saat duduk di bangku SMA berulang kali siswa ini melakukan pelanggaran mulai yang ringan sampai berat, yang menyebabkan dia harus keluar dari sekolah. 

Pada saat kritis itulah hati nurani siswa ini terbuka, dia teringat akan ibunya yang selalu berdoa untuknya, sehingga dia berjanji untuk berubah. Lingkungan sekolah yang kondusif, ketegasan dan kesabaran para guru diikuti dengan dukungan penuh orang tua, membuat siswa ini dapat menyadari kesalahannya, mengendalikan sikap dan mengarahkan diri untuk memilih perilaku yang bsa diterima lingkungannya,  yang mana selama ini dia selalu gagal. Ini adalah sebuah proses belajar yang mengoreksi perbuatan seseorang. Gagne menyimpulkan; 


Belajar itu merupakan proses mempengaruhi pikiran (ingatan) seseorang supaya dapat berubah dari suatu perbuatan yang kurang baik ke arah perbuatan yang lebih baik.

Seorang ibu yang sederhana datang dari sebuah kota kecil. Dengan pengalaman terbatas ibu ini bekerja di kota besar. Sikap yang menutup diri, kurang mau berusaha, mudah panik, kecakapan kerja yang sangat terbatas, membuat ibu ini memiliki performa kerja jauh dibawah standar. Kesalalahan demi kesalahan terjadi, hasil kerja mengecewakan. 

Pada titik tertentu ketika ibu ini harus memilih untuk berubah atau mundur dari pekerjaannya, pada saat itulah tekanan tersebut membuat ibu ini keluar dari zona nyamannya. Keterbukaan, keikhlasan untuk dikoreksi, kemauan untuk belajar membentuk perubahan sikap, kebiasaan, cara pandang dan lambat laun membuahkan peningkatan kecakapan yang signifikan. Hal ini ditegaskan Witherington yang mengatakan bahwa; 

Belajar merupakan perubahan kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang ada dalam kepribadian seseorang.

Dari ke tiga contoh makna belajar tersebut, kita melihat bahwa belajar adalah sebuah proses dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mau menjadi mau, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak biasa menjadi biasa. Belajar tidak dibatasi oleh waktu, usia, tempat, peralatan dan hasil tertentu. Dalam seluruh perjalanan kehidupan kita, terjadi proses belajar tanpa henti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun