Mohon tunggu...
Rubaida Rose
Rubaida Rose Mohon Tunggu... Guru - Teacher

No time without sharing and growing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duhai Tuan Pujaan

1 Februari 2021   18:29 Diperbarui: 1 Februari 2021   18:42 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuan

Dalam diam aku bercerita tentang caraku memupuk kegilaan ini pada dirimu. Kau ajari aku menjadi wanita berhati bening. Dan aku membuka diri akan semua hujatan, cacian dan semua bentuk kekerasan ucapan yang kau daratkan di diriku.

Tuan
Aku butuh waktu bertahun lamanya. Sampai kau bosan mengajari diriku yang penuh kekurangan. Kurasakan kelembutan di antara hantaman kekerasan yang berulang kali kau berikan.

Tuan
Aku tak pernah merasakan kesakitan saat melihatmu mengajariku mencari pasangan hidup yang penuh kesempurnaan. Di kejauhan kusimpan rekahan kemarahan bibirmu. Namun rasanya begitu nikmat dan penuh madu asmara.

Tuan
Saat kau terlepas dari sisi baik yang diidamkan semua hati. Aku masih setia menghiburmu dengan penuh rasa sayang. Aku meletakkanmu di tempat paling indah di kehidupanku.

Tuan
Kau ingin berkata apa lagi?
"Hai gadis, kaulah anak Adam terbuang yang mampu menjatuhkan seluruh kesombonganku, izinkan aku menaruh makhota cinta ini hanya untuk mu."

Kuantan Singingi, 01 02 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun