Mohon tunggu...
Mamik Rosita
Mamik Rosita Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Supervisor, Praktisi Pendidikan

Blok ini berisi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bukan Kelahiran atau Pernikahan, Justru Kematian yang Harus Kita Persiapkan

13 April 2021   22:10 Diperbarui: 13 April 2021   22:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, aku masih bertemu dengan beliau, tokoh agama dan masyarakat yang disegani di desaku. Kami sama- sama naik motor dari arah yang berlawanan. Beliau mengendarai motornya pelan- pelan dengan gagah dan penuh wibawa, berbaju takwa putih serta bersongkok putih juga. Aku pun melaju pelan dengan si kecil Fadiyah. Kami berhenti dan menyapa beliau dengan penuh hormat," Takbiran bah?".

Beliaupun mengangguk sambil tersenyum aneh. Aku heran... biasanya beliau sangat supel sama siapa saja. Kalau ketemu, beliau pasti nggojlok2 atau bercanda apalah apalah. Anehnya, tadi malam kok diam sja. Ah, mungkin karena malam hari, beliau tidak begitu jelas siapa yang mengajaknya bicara. Akhirnya akupun berlalu.

Pagi tadi, selepas shalat 'Iedul Adha, aku mendengar kabar yang sungguh meluluh lantakkan hatiku. Dengan jelas aku mendengar pengumuman dari suara speaker masjid, bahwa beliau sudah tiada. Innalillahi wa inna ilaihi roji"uun. Masih tidak percaya dengan kabar tersebut, aku memastikan ke saudara- saudara yang masih berkerumun di depan masjid. Yeaaahh..ternyata benar. Beliau sudah tiada. Rabbiii...begitu cepat Engkau memanggilnya. Bukankah semalam beliau masih terlihat sehat, gagah dan berwibawa diatas motornya? Bahkan senyum penuh misteri yang menghias wajahnya malam itu, masih melekat diingatanku.

Inilah kematian. Tidak akan ada yang tahu, kapan akan datang, dan siapa yang akan dihampirinya lebih cepat. Saat dia memilih sesuai titah Allah, maka tidak akan ada yang salah alamat. Cepat atau lambat, peristiwa itu akan datang pada kita. Cepat atau lambat, nama kita akan terukir di kayu panjang itu. Entah siapa yang akan mengukirnya...yang jelas bukan kita sendiri.

Dia akan datang dengan tanda- tanda sebelumnya ataupun tidak. Seperti peristiwa ini.. siapa yang sangka bahwa beliau akan dipanggil pagi ini. Jika tahu, pasti semalam aku mengajaknya mengobrol panjang lebar dan meminta petuah- petuahnya. Sayang tidak ada yang tahu sebelumnya, dan Allah tidak akan memberitahu. Kematian adalah rahasia Allah yang pasti akan datang kepada kita.

Maka sebelum saat itu datang, kita harus mempersiapkannya. Setiap saat harus kita prioritaskan persiapan menghadapinya. Karena dia datang bisa lambat ataupun mendadak. Jangan sampai kita sudah dijemput tapi ternyata kita belum siap. Sungguh akan merugi. Karena kematian adalah perkara besar yang harus kita persiapkan.

Selama ini banyak dari kita yang lebih mempersiapkan kelahiran, masa depan atau pernikahan. Hal- hal tersebut, meski sudah direncanakan sebelumnya, namun tetap lebih diprioritaskan persiapannya. Kita bekerja keras membanting tulang supaya dapat uang untuk persiapan kelahiran anak. Kita lembur- lembur, mengencangkan ikat pinggang, riwa riwi kesana kemari sampai menyita waktu dan pikiran hanya untuk menyiapkan sebuah pernikahan. Sedangkan untuk perkara besar yang bisa jadi kapan saja datang, tidak kita siapkan sama sekali.

Rabbiiiii..ampuni dosa- dosa kami. Berilah waktu yang cukup kepada kami untuk mempersiapkan diri, menghadapi peristiwa besar yang pasti akan datang. Jadikanlah kami orang yang husnul khotimah. Aamiiiiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun