Mohon tunggu...
Rustam
Rustam Mohon Tunggu... Jurnalis - Kuli tinta

Menulis dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hantu Perempuan Penasaran dan Gudang Penyimpanan

20 November 2019   17:10 Diperbarui: 20 November 2019   17:19 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Liputan6.com

"Di mana kejadiannya, Pak." 

"Kurang tahu, tapi katanya di Kota."

Saya tak lagi melanjutkan pertanyaanku. Tiba-tiba bulu kudukku merinding. Saya langsung membayangkan betapa mengerikan nasib perempuan itu: diperkosa lalu nyawanya dihabisi.

Perempuan malang itu dikubur di lahan bekas kebun Daeng Bassa, yang telah dibeli orang dari kota.

Lahan itu oleh pemilik barunya dijadikan pemakaman. Di sebelah pemakaman, empunya juga membangun gedung yang kata Daeng Bassa, difungsikan sebagai gudang. 

Letaknya tepat berada disebelah tempat kami mengadu jangkrik tadi. Hanya dipisah jalan selebar sekitar 3 meter yang kondisi aspalnya sudah rusak parah: lubang dimana-mana dan batu-batu bekas aspal berserakan dibadan jalan.

Jika musim kemarau, debu akan sangat menggangu pernapasan. Saat musim hujan, jalan itu lebih mirip disebut "sawah", karena jalan itu berlumpur hebat. Dan celetukan "ambil benih, jalan ini juga mau ditanami" jika musim tanam datang akan sering terdengar.

Saya membayangkan bagaimana nasib peseda dan orang yang naik motor saat hantu itu menampakan diri. Mau tancap gas juga rasanya akan berakibat fatal. Sungguh selalu ada yang lucu.

Saya juga langsung teringat Film Si Manis Jembatan Ancol, yang biasa ditonton ibu di televisi, yang nasibnya kira-kira sama dengan hantu perempuan yang kerap menakuti warga desa. 

Saya sebenarnya tidak tahu, betulkah orang yang mati tidak wajar maka arwahnya akan penasaran, seperti yang kudengar sepintas dari pembicaraan bapak-bapak beberapa hari yang lalu. Anak umur 12 tahun sepertiku, tahu apa?

Tapi yang jelas cerita ini telah tersebar, dan mungkin telah dipercayai semua orang. Meski, tak ada yang tahu pasti benarkan cerita-cerita yang telah berkembang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun