Mohon tunggu...
Faiz Badridduja
Faiz Badridduja Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menyukai sejarah, sastra dan studi-studi keislaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Feroz yang Malas dan Rencana Jin yang Jahat

4 Desember 2020   09:30 Diperbarui: 4 Desember 2020   09:52 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada zaman dahulu, di sebuah ladang, sepuluh mil dari Kota Kabul, tinggallah seorang Petani Miskin. Ia bekerja sepanjang hari di ladang untuk menghidupi istri dan anaknya. Sementara anaknya yang bernama Feroz hanya duduk-duduk di bukit. Ia tidak mau membantu ayahnya bekerja, seperti membajak sawah atau memberi makan hewan piaraannya. Ia ingin bekerja di kota besar Tehran, agar ia bisa mengirimkan uang kepada ayah dan ibunya.

"Sebetulnya yang kuinginkan dalam hidup ini hanya tiga."kata Feroz dalam hati.

Pada saat ia berkata, muncullah sesosok makhluk aneh tinggi dan besar. "Hai manusia, aku adalah Jin bukit ini. Kudengar kau menginginkan sesuatu." Kata Jin itu. "Sebutkanlah, apa-apa saja yang kau mau, aku akan mengabulkannya."

"Pertama, aku ingin ayahku mempunyai rumah yang besar juga megah dan ladang yang luas juga indah, serta beberapa hewan dan pembantu. Kedua, aku ingin ibuku memiliki pakaian yang bagus-bagus serta emas permata yang indah. Dan ketiga, aku ingin punya seekor kuda yang dapat mengerti bahasa manusia, sehingga ia patuh terhadap apa yang kuperintahkan." Jawab Feroz.

"Baiklah, akan aku turuti semua permintaanmu." Kata Jin itu. "tapi, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

"Apa yang harus kulakukan untukmu?." Tanya Feroz

"Nanti sajalah, setelah keinginanmu kupenuhi." Jawab Jin itu.

Dalam sekejap, Jin itu telah memenuhi apa yang diminta oleh Feroz. Ia punya seekor kuda yang pintar, rumah dan ladang yang besar dan bagus, beberapa binatang dan pembantu, emas permata, serta pakaian-pakaian yang serba bagus.

Sejak saat itu, mereka hidup berkecukupan. Tapi Feroz masih merasa tidak bahagia. Setelah semuanya berubah, ia merasa hubungannya dengan kedua orang tuanya menjadi jauh. Orang tuanya tak pernah punya waktu lagi baginya. Padahal, dialah yang menyebabkan semua itu terjadi. Satu-satunya yang dapat membuatnya bersemangat adalah kudanya itu.

Suatu sore, ketika ia sedang berjalan-jalan di bukit, Jin itu muncul lagi, ia datang untuk menanyakan, "Hai Feroz, apakah kau sudah puas dengan apa yang telah kuberi?."

"O tentu saja, Jin yang baik. Semua keperluan keluargaku telah kau penuhi, akan tetapi aku bosan hidup seperti ini terus, rasa-rasanya aku ingin sekali pergi jauh." Jawab Feroz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun