Mohon tunggu...
Ruang Diskusi
Ruang Diskusi Mohon Tunggu... Penulis - Meet the World

Ruang bersama untuk simak: 🌐 Update Internasional 📝 Studi Kasus 🎯 Diskusi anak HI Dengan gaya pembahasan yang santai dan ringan ✌🏻

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Hallyu in Your Area", Mengenal Budaya Korea Selatan yang Mendunia

5 Agustus 2021   19:02 Diperbarui: 5 Agustus 2021   19:18 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BTS menjadi bagian dari perkembangan Hallyu di dunia. Sumber: Noam Galai/Getty Images/AFP via Kompas

Siapa coba yang di sini tidak mengenal Blackpink, BTS, drakor, dan skincare-skincare Korea?

Kalian juga pasti heran kok budaya Korea Selatan bisa semasif ini perkembangannya. Budaya Korea ini disebut sebagai Korean Wave atau Hallyu.

Hallyu adalah sebuah fenomena dimana meningkatnya popularitas dunia hiburan Korea Selatan secara siginifikan di Asia dan berbagai belahan dunia, setelah krisis keuangan di Asia pada tahun 1990. 

Hallyu sendiri pelan namun pasti, berkembang menjadi bagian dari soft power yang dimiliki oleh Korea Selatan

Perjalanan Hallyu

Peran Hallyu dalam kebijakan ekonomi Korea Selatan pertama kali didengar pada tahun 2001 di era Presiden Kim Dae-jung, yang mana menamakan hallyu sebagai “chimney-less industry”. 

Hallyu juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan ekonomi yang menciptakan nilai lebih dengan investasi yang sedikit jika dibandingkan dengan pengembangan industri. 

Di era Presiden Roh Moo-hyun (2003–2007), Korea Selatan mendeklarasikan tujuan utama nasionalnya yaitu menjadi satu dari lima negara top content powers di tahun 2010.

Dalam upaya mencapai hal tersebut pada tahun 2009 Korea Selatan membuat Korea Creative Content Agency untuk mempromosikan dan mendukung produksi konten Korean popular culture. 

Para elit pengusaha Korea Selatan, atau yang dikenal dengan chaebol, juga turut mendekatkan diri kepada pemerintah supaya pemerintah fokus terhadap media dan industri kreatif.

Apakah kalian tahu, bahwa saat ini Hallyu sudah terdiri dari empat gelombang? 

Hallyu 1.0

Parasite berhasi memenangkan piala Oscar. Sumber: AFP/AMPAS/MATT PETIT via Kompas
Parasite berhasi memenangkan piala Oscar. Sumber: AFP/AMPAS/MATT PETIT via Kompas

Pada gelombang pertama (hallyu 1.0) K-drama dan film merupakan produk utama yang pasarkan oleh Korea Selatan. 

Film seperti What is Love All About (1997), Stars in My Heart (1997), Winter Sonata (2002), dan Dae Jang Geum (2003), merupakan beberapa film yang meramaikan gelombang hallyu pertama dan berhasil sukses di beberapa negara Asia Timur seperti Jepang. 

Hingga saat ini K-drama menjadi salah satu hiburan favorit banyak orang di dunia sebut saja film-film seperti Descendant of the Sun (2016), Sky Castle (2018), Vagabond (2019), The World of Married (2020), dan lainnya. 

Salah satu pencapaian terbesar dari adanya hallyu sendiri yaitu ketika film Bong Joon-ho yaitu “Parasite” memenangkan empat kategori penghargaan Oscars pada 9 Februari 2020 silam. 

Film “Parasite” merupakan film foreign-language pertama yang memenangkan title ‘Best Pictures’ dan film Korea Selatan pertama yang memenangkan penghargaan Oscars. 

Selain Parasite, serial K-drama “Descendants of the Sun” menjadi salah satu film drama yang memberikan dampak kepada Korea Selatan. 

Menurut laporan Bank Ekspor-Impor yang dikelola pemerintah, dampak ekonomi langsung dan tidak langsung serial TV militer-romantis KBS 2TV tersebut diperkirakan menghasilkan di atas 1 triliun won (USD 880 juta).

Hallyu 2.0

BTS bekerja sama dengan UNICEF melakukan kampanye. Sumber: Unicef
BTS bekerja sama dengan UNICEF melakukan kampanye. Sumber: Unicef

Pada gelombang hallyu ke-2, K-pop menjadi titik tumpu penyebaran hallyu. 

Perusahaan seperti S.M. Entertainment (EXO, f(x), Girl’s Generation/SNSD, Red Velvet, Super Junior, SHINee, NCT), YG Entertainment (Bing Bang, Blackpink, iKON, Psy, Sandara Park, SECHSKIES, WINNER), dan JYP Entertainment (2AM, 2PM, Miss A, Twice, GOT7).

Hallyu generasi ini melahirkan para idola yaitu boy-band, girl-band, bahkan penyanyi solo yang bukan hanya memiliki penggemar di Korea Selatan namun juga di berbagai belahan dunia. 

Salah satu bukti kesuksesan Hallyu gelombang kedua yaitu ketika Psy dengan Gangnam Style-nya yang mendunia pada tahun 2012. 

Ban Ki Moon, mantan Sekretaris Jenderal PBB, memuji lagu Psy dan mendeskripsikan lagu tersebut sebagai path to cultural understanding.

Blackpink, BTS, dan Girls’ Generation/SNSD juga merupakan contoh grup K-pop yang memiliki pengaruh. 

Pencapaian viewers music video Blackpink yang terbaru merupakan sebuah hal yang menjadi sorotan dunia, karena kurang dalam 24 jam musik video tersebut sudah ditonton oleh ratusan juta orang. 

Pada tahun 2019 Blackpink juga mencetak sejarah sebagai artis K-pop pertama yang tampil di Festival Musik dan Seni Amerika Serikat, Coachella. 

Selanjutnya yaitu BTS, grup boy-band yang memulai karir pada tahun 2013 ini, memiliki dampak besar terhadap ekonomi dan pariwisata Korea Selatan. 

Pada tahun 2018, BTS menjadi ‘most popular boy-band’ dengan dua albumnya yang merajai the Billboard Top 200 dan memenangkan Top Social Artist award.

Berdasarkan Institut Penelitian Hyundai, BTS diperkirakan menyumbang lebih dari USD 3,6 miliar untuk perekonomian Korea Selatan setiap tahunnya. 

Penjualan musik, merchandise, dan tiket konser BTS dapat merefleksikan jumlah turis yang bertambah untuk mengujungi Korea Selatan karena ketertarikannya dengan BTS. 

Pada tahun 2017, diperkirakan sekitar 800.000 turis yang datang ke Korea Selatan atau 7% dari kedatangan turis yang ada di Korea Selatan beralasan karena ketertarikannya dengan BTS. 

Para anggota BTS bahkan dinobatkan sebagai Seoul’s Honorary Tourism Ambassadors. 

Dalam website pariwisata pemerintah Korea Selatan “Imagine Your Korea”, pemerintah bahkan menyediakan daftar lokasi pengambilan gambar untuk video musik dan juga album cover BTS. 

Pada tahun 2019, Presiden Monn Jae-In memuji kesuksesan BTS yang menyebarkan budaya Korea di seluruh dunia.

Ada yang menarik...........

Hallyu dalam bentuk K-pop sebagai soft power bahkan pernah berperan dalam hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara. 

Kali ini melibatkan grup girl-band legendaris Girls’ Generation/SNSD. 

Pada Agustus 2015, pemerintah Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa pihaknya menyediakan 11 pengeras suara di perbatasan dan memutarkan lagu-lagu K-pop dengan suara kencang ke arah Korea Utara. 

Hal ini terjadi karena sebelumnya dua tentara Korea Selatan terluka karena ranjau Korea Utara. 

Setiap harinya pada siang dan malam hari, Korea Selatan memutarkan lagu girl-band Girls’ Generation atau SNSD. 

Lagu yang sering diputar ialah “Tell Me Your Wish” yang merupakan lagu terhits SNSD di tahun 2009. 

Lagu tersebut diputar berulang kali sebagai bentuk penyerangan dari perang psikologis. 

Seoul mengklaim suara propaganda tersebut dapat didengar sejauh 6,2 mil melintasi perbatasan dan hingga 15 mil pada malam hari. 

Para ahli mengatakan suara tersebut bukan hanya dapat didengar oleh tentara Korea Utara saja, namun juga para penduduk yang tinggal disekitar perbatasan di Korea Utara. 

Pyongyang kemudian marah bahkan hingga peristiwa ini memicu serangan artileri dan rocket fire yang melintasi perbatasan.

Hallyu 3.0

Model Laneige. Sumber: Koreatimes
Model Laneige. Sumber: Koreatimes

Di gelombang Hallyu ketiga, K-lifestyle yang berfokus pada tren kecantikan, kosmetik, makanan, dan kesehatan menjadi highlight pada gelombang ini. 

Tidak jarang aktris atau aktor dalam K-drama menyisipkan iklan pada adegan-adegan tertentu untuk mempromosikan brand kosmetik maupun kecantikan. 

Sebut saja seperti aktris Song Hye-kyo yang menjadi face of Laneige dan menyisipkan iklan di beberapa adegan pada film Descendants of the Sun. 

Industri kosmetik Korea sendiri sangat popular saat ini, dengan produk yang menggunakan teknologi canggih dan represents good value untuk kualitas yang menjanjikan.

Brand seperti Skin Food, Etude, Miss Ha, Innisfree saat ini terkenal secara internasional, terlihat dari banyaknya store mereka di pusat perbelanjaan di luar Korea Selatan. 

Pada tahun 2015, Korea Selatan mengekspor kosmetik dengan total nilai USD 2,64 miliar. Pasar Korean beauty sendiri diperkirakan memiliki nilai USD 13,1 miliar pada tahun 2018.

Hallyu 4.0

Stasiun televisi Korea tvN Movies. Sumber: korea.kaigai-drama-board
Stasiun televisi Korea tvN Movies. Sumber: korea.kaigai-drama-board

Setelah tiga gelombang Hallyu, pada saat ini Korea Selatan tengah berupaya membuka gelombang Hallyu keempat yang mana sebagai aksi kelanjutan respon perkembangan Hallyu gelombang pertama hingga ketiga. 

Hallyu gelombang keempat akan berfokus pada K-ubiquity yaitu upaya dari sektor swasta untuk membuat strategic partnership dengan pemerintah lokal dan institusi di China atau Asia Tenggara untuk melokalkan dan meningkatkan konsumsi terkait Hallyu. 

Sebagai contoh perusahaan media massa dan hiburan Korea Selatan, CJ E&M mulai melakukan adanya strategic partnership dengan negara-negara Asia Tenggara. 

Pada bulan Januari tahun 2017 silam, CJ E&M meluncurkan stasiun televisi (tvN Movies) di Singapura, sebagai channel yang berfokus menyiarkan film-film Korea Selatan. 

Tiga bulan setelah itu, pada April 2017, CJ E&M mengumumkan akan membukan channel eksklusif untuk mengudarakan konten hallyu di Malaysia, Vietnam, dan Hongkong.

Korea Foundation dalam publikasinya terkait Hallyu menyebutkan bahwa penggemar hallyu secara global meningkat sebesar 11% pada tahun 2019. 

Institusi yang berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan ini, membuat studi terkait komunitas hallyu yang tersebar di 98 negara. 

Pada Desember 2019, terdapat 1.799 basis klub penggemar hallyu dengan 99,32 juta penggemar.

Angka tersebut meningkat 11% jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang mana berada pada 89,19 juta orang penggemar. 

Proporsi penggemar terbesar yaitu berada di Asia dan Oceania sekitar 72 juta orang, diikuti oleh Eropa 15 juta orang dan 12 juta di Amerika. 

K-pop merupakan komoditi utama yang digemari dan selanjutnya yaitu K-drama. 

Perkembangan Hallyu sendiri didukung dengan adanya platform seperti Youtube, Netflix, SNS, dan platform digital lainnya.

Hallyu merupakan bentuk nyata kolaborasi antara sektor swasta dengan pemerintah Korea Selatan, yang membuat posisi Korea Selatan menjadi mitra potensial yang berharga dalam hubungan internasional, khususnya pada sektor ekonomi dan pariwisata. 

Hallyu bukan hanya menjadi konten global namun juga merupakan aset penting diplomasi publik dan diplomasi budaya Korea Selatan. 

Dengan adanya ketertarikan pada hallyu, secara tidak langsung dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat internasional untuk mempelajari Bahasa Korea, meningkatkan perekonomian Korea Selatan melalui ekspor kosmetik, meningkatnya turis di sektor pariwisata, dan keuntungan lainnya.

Melalui Hallyu juga turut muncul adanya diplomasi “people to people”, secara tidak langsung hal ini membuat soft power Korea Selatan semakin besar. 

Diplomasi people-to-people terjadi ketika perasaan positif tentang suatu negara disebarkan melalui pengalaman bersama antara individu-individu lintas budaya. 

Sebagai contoh antusiasme fanbase BTS “ARMY” dan fanbase Blackpink “Blink” merupakan faktor penting yang membuat idola mereka menjadi semakin terkenal di dunia internasional (bottom-up).

Promosi para idol K-pop ini menjadi bagian dari diplomasi budaya karena terdapat nilai ataupun budaya serta pengetahuan tentang Korea Selatan yang disebarkan oleh pada idol. 

Hal tentang Korea Selatan yang disebarkan dapat mempengaruhi pemikiran serta persepsi masyarakat internasional terhadap Korea Selatan. 

Soft power Korea Selatan dalam bentuk popular culture terbukti berhasil membawa Korea Selatan mendapatkan keuntungan khususnya di sektor ekonomi dan pariwisata. 

Menurut kalian, apakah Indonesia punya potensi seperti Korea Selatan ini?

Catatan: artikel ini tayang juga di laman medium kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun