Mohon tunggu...
Ruang Paham
Ruang Paham Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

hallaw~~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Paham: Krisis Edukasi PAUD di Daerah Terpencil

10 Juni 2023   12:04 Diperbarui: 10 Juni 2023   12:10 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak bisa dipungkiri bahwa edukasi terkait pendidikan anak usia dini terutama untuk orang tua yang memiliki anak di daerah terpencil masih sangat rendah. Sulit dan terbatasnya akses menjadi tantangan tersendiri untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini bagi tumbuh kembang anak. Kompleksnya permasalahan mulai dari kondisi geografis tempat anak tersebut tinggal, rendahnya edukasi, hingga sara prasarana yang terbatas, akses informasi, bahkan keterbatasan tenaga didik yang kompeten menjadi suatu permasalahan yang terjadi pada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Keterbatasan tersebut memunculkan masalah yang semakin berkembang hingga menjadi hambatan. 

Menurut data Dapodik 2021, di lapangan terdapat sekitar 19.000 desa yang belum memiliki satuan PAUD. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Muhammad Hasbi mengatakan, bahwa akses anak usia dini untuk berpatisipasi PAUD baru berkisar 42%. Nasruddin, Kemendikbudristek mengungkapkan bahwa layanan PAUD masih mengandalkan peran serta masyarakat yaitu sebesar 98% dan hanya 2% milik pemerintah. Dilihat dari kualifikasi pendidikan, guru PAUD yang sudah S1 masih di bawah 50%. 

Permasalahan tersebut sungguh memprihatinkan, dimana hal ini menjadi suatu tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan pastisipatif aktif Pendidikan Anak Usia Dini.  Mari kita kulik satu persatu permasalahan yang ada sehingga kita bisa paham dan dapat membukakan celah solusi untuk kedepannya. 

1. Rendahnya Edukasi Orang Tua

Di daerah yang masih jauh dari jangakauan perkotaan, masih banyak orang tua yang belum sadar akan pentingnya Pendidikan Usia Dini bagi anak. Ia menganggap bahwa PAUD tidak memberikan manfaat karena pembelajarannya hanya bermain saja. Mereka datang kemudian bertepuk tangan riang dan orang tua menganggap lebih baik belajar sendiri di rumah, tidak menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan uang. Mereka menganggap bahwa pendidikan yang penting ya mulai sejak SD dan PAUD atau TK hanyalah pendidikan tambahan yang tidak wajib dilakukan dan tidak seurgen itu untuk diberikan kepada anak. 

2, Lingkungan Budaya atau Masyarakat

Lingkungan juga memberikan pengaruh dimana biasanya di daerah yang masih mengalami kesulitan akses, tidak banyak program layanan PAUD, bahkan dalam satu kabupaten hanya ada satu program layanan PAUD.  Selain itu, berdasarkan keterbatasan program yang ada tersebut terbentuknya stigma di masyarakat bahwa anak yang sekolah di PAUD adalah anak-anak orang yang memiliki ekonomi lebih. Kemudian munculnya anggapan yang menyebar luas di masyarakat bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang penting dan lebih baik bekerja karena langsung mendapatkan hasil nyata berupa uang, jangankan PAUD pendidikan formal wajib belajar 9 tahun yang wajib diikuti oleh anak saja tidak didapatkan oleh anak tersebut. Karena pada kenyataannya angka putus sekolah di daerah terpencil masih sangat besar. 

3. Keterbatasan Tenaga Didik

Di daerah terpencil tenaga didik yang kompeten cukup terbatas jumlahnya, padahal apabila kita amati di daerah perkotaan tenaga pendidik yang kompeten lebih dari cukup bahkan sampai kelebihan jumlahnya. Hal ini sangat berbanding terbalik, banyak guru dari lulusan S1 yang sulit mendapatkan pekerjaan di daerah perkotaan, sedangkan di daerah terpencil keterbatasan guru membuat guru yang seharusnya mengajar anak SD ia juga mengajar anak SMA. Itulah kenyataan yang terjadi sebenarnya terkait permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia. Apalagi untuk Pendidikan Anak Usia Dini yang belum cukup penting dalam pemikiran masyarakat yang di daerah terpencil. Tentu saja PAUD lebih dikesampingkan, karena dalam pendidikan yang umum saja mengalami banyak hambatan dalam prakteknya. 

4. Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terbatas, tidak tersedianya program Pendidikan Anak Usia Dini dan sekolah-sekolah yang masih jauh dari kata layak. Membuat anak-anak tidak bisa belajar dengan semestinya. Sulitnya akses informasi seperti akses internet, jaringan yang tidak stabil menghambat kemajuan pengetahuan yang seharusnya diketahui. Kondisi geografis yang sulit menjangkau program Pendidikan Anak Usia Dini juga menjadi hambatan seperti akses jalan yang tidak mudah dilalui. Keterbatasan saluran fasilitas dan kebutuhan masyarakat dalam sarana prasarana pendidikan turut mewarnai permasalahan pendidikan saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun