Mohon tunggu...
PKRS RSKO
PKRS RSKO Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Akun PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Akun Resmi PKRS Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. One Stop Service Layanan Pengobatan dan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba dan kesehatan lainnya. Web : www.rsko-jakarta.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Meningkatkan Kualitas Hubungan Interpersonal dengan Mengenali Attachment Style Diri Sendiri

6 Juni 2020   17:49 Diperbarui: 6 Juni 2020   17:51 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Mengenali Attachment Style Diri Sendiri I Sumber Foto: Dian Fatmawati

Mereka sering terlihat fokus pada diri mereka sendiri dan mungkin terlalu memperhatikan kenyamanan dirinya. Bahkan dalam situasi yang memanas atau emosional, mereka mampu mematikan perasaan mereka dan tidak bereaksi. Misalnya, jika pasangan mereka tertekan dan mengancam untuk meninggalkan mereka, mereka akan menjawab dengan mengatakan, "Saya tidak peduli."

4. Fearful Avoidant Attachment : Pola ini merupakan campuran atau ambivalen. Anak dengan pola kelekatan ini terkadang melihat orang lain sebagai ancaman sehingga menimbulkan perilaku-perilaku agresif-defensif. Biasanya anak dengan pola ini tumbuh di lingkungan keluarga yang lazim dengan tindakan kekerasan. 

Alih-alih mendapatkan kasih sayang dari orang tua, upayanya mencari afeksi justru membuatnya menerima perilaku kasar atau bahkan pukulan. Anak akan tumbuh dewasa menjadi individu yang pada umumnya cepat mengalami perubahan suasana hati, satu waktu ia merasa cemas sangat ingin disayangi namun berubah merasa tidak pantas disayangi. 

Hal ini berdampak pada sulitnya mereka membangun suatu hubungan yang sehat dengan orang lain. Orang dengan pola kelekatan Fear Avoidance, mereka takut terlalu dekat atau terlalu jauh dari orang lain. Mereka berusaha untuk menjaga perasaan mereka tetapi tidak mampu. Mereka tidak bisa menghindari kecemasan mereka atau lari dari perasaan mereka. 

Sebaliknya, mereka kewalahan oleh reaksi mereka dan sering mengalami badai emosional. Perasaan mereka cenderung campur aduk atau tidak terduga dalam suasana hati mereka. Mereka butuh orang lain untuk memenuhi kebutuhannya namun juga khawatir apabila terlalu dekat, mereka akan disakiti. 

Dengan kata lain, orang yang ingin mereka dekati untuk memberikan rasa aman adalah orang yang sama yang mereka takuti. Akibatnya, mereka tidak memiliki strategi yang terorganisir untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sebagai orang dewasa, orang-orang ini cenderung menemukan diri mereka dalam hubungan yang dramatis, dengan banyak suka dan duka. Mereka sering takut ditinggalkan tetapi juga berjuang untuk menjadi intim. 

Mereka mungkin berpegang teguh pada pasangan mereka ketika mereka merasa ditolak, kemudian merasa terjebak ketika mereka dekat. Seringkali, waktunya sepertinya tidak tepat antara mereka dan pasangannya. Seseorang dengan pola kelekatan Fear Avoidance ini bahkan mungkin berakhir dalam hubungan yang kasar.

--...---

Dari penjelasan diatas, diharapkan kita semua dapat memahami dan menyadari pola kelekatan  yang selama ini dimiliki, apakah secure attachment ataukah insecure attachment, dan sejauh mana hal tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita di masa dewasa dalam berinteraksi baik dengan pasangan maupun dengan rekan kerja.

Gaya kelekatan yang kita kembangkan sebagai seorang anak berdasarkan hubungan kita dengan orang tua atau pengasuh awal, tidak harus menentukan cara kita berhubungan dengan orang-orang yang kita cintai dalam kehidupan di masa dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun