Mohon tunggu...
Ronald Roger Rohrohmana
Ronald Roger Rohrohmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Opini yang ditulis dalam laman Kompasiana ini adalah semata-mata opini penulis dan/ atau para penulis dan tidak mewakili sikap atau pendapat organisasi atau institusi atau perusahaan yang berkaitan dengan penulis dan/ atau para penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelusuri Kompleksitas Konflik Papua: Mengenali Akar Masalah dan Solusi

12 Juli 2023   08:15 Diperbarui: 12 Juli 2023   08:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbeda dengan narasi konflik dan perselisihan yang ada, sangat penting juga untuk menyadari bahwa fokus hanya pada hal-hal negatif seputar Papua dapat merusak potensi wilayah ini untuk berkembang dan maju. Hal ini disoroti oleh komentar Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini, di mana beliau berusaha untuk mengalihkan fokus pada aspek-aspek positif dari Papua.

Secara khusus, Jokowi menekankan kreativitas anak muda Papua, segmen populasi yang dinamis di wilayah ini yang sering terabaikan di tengah gejolak yang terjadi. Kaum muda Papua telah menunjukkan ketahanan dan inovasi yang luar biasa, menunjukkan potensi yang sangat besar untuk menjadi pendorong perubahan positif di wilayah tersebut. Memanfaatkan kreativitas ini, mungkin melalui pembentukan program kewirausahaan dan pengembangan keterampilan, dapat menjadi langkah signifikan untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi yang dihadapi Papua.

Selain itu, Jokowi juga menekankan keamanan relatif di wilayah ini, sebuah aspek yang sering dibayangi oleh narasi konflik. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa kantong-kantong kerusuhan memang ada, sangat penting untuk memahami bahwa hal ini tidak mendefinisikan keseluruhan wilayah tersebut. Mayoritas masyarakat Papua menjalani kehidupan sehari-hari seperti warga negara Indonesia lainnya, berpartisipasi dalam perayaan-perayaan komunal, mendukung bisnis lokal, dan berkontribusi pada tatanan sosial di wilayah tersebut.

Namun, meskipun narasi-narasi positif ini memberikan sudut pandang yang menyegarkan, sangat penting untuk tidak meremehkan atau mengabaikan keluhan dan keprihatinan yang sesungguhnya yang menjadi inti dari perjuangan Papua. Pandangan optimis Presiden Jokowi seharusnya tidak berfungsi sebagai lapisan yang menyembunyikan masalah-masalah mendesak yang perlu ditangani, tetapi sebagai lensa yang mengungkapkan potensi yang belum dimanfaatkan di wilayah tersebut sekaligus mengakui tantangannya.

Mencapai keseimbangan yang sulit ini tetap menjadi tugas penting bagi Presiden dan pemerintahannya. Mengakui hal-hal positif dari Papua seharusnya tidak berarti mengabaikan masalah-masalah penting yang ada di sana, seperti ketidakadilan historis, pelanggaran hak asasi manusia, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Demikian pula, mengakui hal-hal negatif seharusnya tidak membuat pemerintah lengah.

Mengatasi inti konflik Papua membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai konteks sejarah yang telah membentuk dinamika wilayah tersebut saat ini. Bagian penting dari proses ini adalah mengakui peran ingatan kolektif. Ingatan kolektif bawah sadar masyarakat Papua, yang dipenuhi dengan pengalaman ketidakadilan sejarah dan ketegangan sosial-politik, menjadi bahan bakar konflik yang ada. Mengenali ingatan yang tertanam kuat ini dan dampaknya dapat membantu menginformasikan intervensi yang bertujuan untuk mendorong rekonsiliasi dan perdamaian yang berkelanjutan.


Selain itu, proses resolusi harus mewujudkan kemauan yang teguh untuk mengejar solusi jangka panjang dan berkelanjutan. Langkah-langkah paliatif jangka pendek dapat memberikan bantuan sementara tetapi tidak dapat mengatasi masalah-masalah yang sudah mengakar yang mendasari konflik. Solusi yang berkelanjutan harus bertujuan untuk mendorong dialog, mempromosikan pendidikan tentang sejarah Papua, mengakui dan menghormati keanekaragaman budaya, dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat lokal dalam inisiatif pembangunan.

Jalan menuju perdamaian dan rekonsiliasi di Papua tidak diragukan lagi merupakan jalan yang rumit dan penuh dengan tantangan. Kehadiran berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, pemerintah nasional, dan entitas internasional, menambah kerumitan ini. Setiap pihak memiliki perspektif dan kepentingan yang unik, dan menemukan titik temu yang dapat memuaskan semua pihak bisa menjadi tugas yang sangat besar. Namun, hal ini merupakan tugas yang harus dilakukan, mengingat biaya manusia yang terus meningkat akibat konflik.

Melewati jalan yang penuh tantangan menuju perdamaian ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah regional; ini tentang memastikan masa depan yang harmonis dan damai bagi Indonesia secara keseluruhan. Pertaruhannya melampaui batas-batas geografis Papua dan memiliki implikasi yang signifikan terhadap lanskap sosial, politik, dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu, keberhasilan menavigasi jalan ini juga dapat berfungsi sebagai model untuk menyelesaikan konflik-konflik lain yang telah berlangsung lama di seluruh dunia. Hal ini dapat menunjukkan bahwa konflik yang paling kompleks dan mengakar sekalipun dapat diselesaikan jika ada pemahaman yang tulus mengenai isu-isu yang mendasarinya, pendekatan yang komprehensif dan inklusif terhadap pembangunan solusi, dan komitmen yang berkelanjutan terhadap perdamaian.

Sebagai kesimpulan, konflik Papua yang tak kunjung usai menggarisbawahi sebuah pelajaran penting bagi komunitas global - bahwa perdamaian dan rekonsiliasi membutuhkan waktu, kesabaran, pemahaman, dan yang terpenting, komitmen bersama terhadap keadilan, kesetaraan, dan martabat manusia. Mengatasi akar konflik Papua tidak dapat dipungkiri akan menjadi perjalanan yang menantang, tetapi ini adalah perjalanan yang harus dilakukan, demi Papua, Indonesia, dan cita-cita perdamaian dan keadilan yang lebih luas yang kita miliki bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun