Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Trump dan Air Force One Baru yang Hamburkan Uang Rakyat

9 Desember 2016   05:53 Diperbarui: 9 Desember 2016   11:16 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Force One ini masa baktinya sudah hampir mencapai 30 tahun. Sumber: media.graytvinc.com

Hampir semua orang pasti mengenal Air Force One, pesawat kepresidenan Amerika yang super canggih yang khusus diperuntukkan bagi alat transportasi sekaligus kantor presiden saat kunjungan ke manca negara. Pesawat kepresidenan ini diberi nama Air Force One karena merupakan bahasa panggilan yang digunakan oleh Air Traffic Controller bagi pesawat yang membawa panglima tertinggi Amerika. Kebiasaan penyebutan inilah yang membuat pesawat kepresidenan Amerika dikenal dunia sebagai Air Force One.

Kehebohan muncul ketika rencana penggantian Air Force One terjadi di era Presiden terpilih Trump. Apa sebenarnya yang membuat hal ini menjadi heboh ini?

Pesawat Air Force One yang ada saat ini masa baktinya memang sudah hampir mencapai usia pakai maksimal yaitu 30 tahun. Pesawat boeing 747 ini digunakan oleh para presiden Amerika sejak era presiden Reagan. Oleh sebab itu, memang pantas dan sudah waktunya diganti dengan pesawat yang baru.

Ada dua pesawat Air Force One yang digunakan saat ini. Kedua pesawat ini adalah pesawat Boeing tipe 747-200 yang dimodifikasi menjadi pesawat kepresidenan.

Design interior Air Force one. Sumber: listabuzz.com
Design interior Air Force one. Sumber: listabuzz.com
Walaupun usia pakainya  sudah hampir mencapai 30 tahun, namun pihak Boeing menyatakan bahwa masa pakai pesawat Air Force One yang ada masih dapat diperpanjang beberapa tahun. Jadi diperkirakan pada tahun 2024 sudah harus ada pesawat kepresidenan yang baru.

Namun kehebohan timbul ketika presiden Trump di twitternya menulis “We want Boeing to make a lot of money, but not that much money”. “More than US$4 billion. Cancel order!”

Reaksi keras Trump terhadap harga pesawat pengganti yang super mahal ini rupanya mengusik insting bisnisnya. Pesawat pengganti ini dianggap terlalu mahal, sehingga Trump mengatakan harga Air Force One pengganti ini di luar akal sehat. Jika angka yang dikutip oleh Trump mendekati harga kenyataan maka anggaran pengadaan pesawat Air Force One yang baru mencapai  4.000.000.000 x Rp 13.000 = Rp. 52.000.000.000.000,- (RP. 52 Trilyun).

Sontak saja reaksi keras Trump yang merencanakan untuk membatalkan kontrak pembelian Air Force One ini menggegerkan petinggi Pentagon dan juga pihak Boeing sebagai penyedia. Pihak Pentagon menyatakan bahwa anggaran pembaruan Air Force One ini adalah US$2,7 M sampai dengan tahun 2021 untuk mempersiapkan Air Force One pengganti ditambah dengan biaya pembangunan hangar pesawat yang mencapai US$378 juta.

Trump ketika menyatakan keinginannya untuk membatalkan kontrak. Sumber: www.abc.net.au
Trump ketika menyatakan keinginannya untuk membatalkan kontrak. Sumber: www.abc.net.au
Pada bulan Januari lalu pihak Pentagon dan Boeing sudah mengamankan kontrak pembelian Air Force One yang baru untuk menggantikan pesawat kepresidenan yang ada. Air Force One yang baru ini akan memiliki sistem komunikasi yang super canggih dan anti peluru kendali.

Pesawat yang baru ini juga dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara dan akan berfungsi sebagai pusat komando jika ada dalam situasi genting. Pesawat ini juga dilengkapi dengan ruang kesehatan lengkap dengan fasilitas operasi.

Sejak kampanye kelihatannya Trump sudah terusik dengan kontrak yang dilakukan oleh Pentagon  dan Boeing ini dengan mengatakan bahwa kontrak tersebut hanya menghambur hamburkan uang rakyat saja dan penuh kepalsuan serta penuh  manipulasi dalam penganggarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun