Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Demokrasi Thailand Berada di Persimpangan Jalan

12 Mei 2023   09:13 Diperbarui: 14 Mei 2023   09:40 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilu Thailand akan dilaksanakan hari minggu tanggal 14 Mei 2023.| Foto: BBC.com 

Thailand pada hari minggu tepatnya tanggal 14 Mei2023 akan melakukan pesta demokrasi yang akan menentukan tonggak sejarah baru bagi demokrasi negeri gajah putih ini.

Atmosfer politik di Thailand lebih kompleks dari Indonesia karena pihak militer masih memiliki pengaruh sangat kuat dalam mencampuri urusan politik. Disamping itu ada faktor lain yang juga membuat pemilu menjadi lebih kompleks yaitu pihak kerajaan.

Pada pemilu hari minggu, partai yang menjadi primadona sekaligus diprediksi akan memenangi pemilu dengan multak adalah partai Pheu Thai (partai untuk rakyat Thailand).

Dengan stategi pemenangan pemilu yang menggarap akar rumput dan generasi muda, partai ini dinilai berbeda dengan partai lain yang sedang bersaing.

Dalam catatan sejarah partai Pheu Thai ini memang tergolong partai yang terzalimi karena secara sistematis pihak militer berusaha memarjinalkan partai ini karena merupakan dianggap sebagai ancaman dan pesaing utama yang mengalahkan popularitas militer.

Selama 17 tahun partai ini mengalami tekanan demi tekanan dari militer dengan tujuan untuk mengilangkan pengaruh salah satu tokoh ternama partai ini yaitu Thaksin Shinawatra.

Thaksin yang merupakan milyader ternama Thailand ini mendirikan partai Thai Rak Thai di tahun 1998 yang nantinya kelak menjelma menjadi Pheu Thai

Kebencian pihak militer terhadap popularitas Thaksin memang sudah sampai ubun-ubun dan puncaknya di tahun 2002 pemerintahan Thaksin digulingkan oleh militer dan partai besutannya Thai Rak Thai dibubarkan.

Berbagai pengadilan digelar untuk "menghukum" Thaksin yang tidak dipungkiri bermotif karena partai penerus yang masih ada kaitannya dengan Thaksin dan keluarganya juga dibubarkan oleh pengadilan yang dikuasai militer pada tahun 2008.

Bahkan ketika melalui pemilu keluarga Thaksin bangkit kembali melalui saudara perempuannya yang bernama Yingluck memenangi pemilu tahun 2011 secara mutlak juga dijegal pihak militer dengan cara mendiskuslifikasinya melalui pengadilan dan pemerintahannya digulingkan melalui kudeta militer.

Puncak campur tangan militer Thailand terjadi tahun 2019 lalu ketika partai Pheu Thai memenangkan pemilu namun dicegah dan dihambat agar tidak dapat membentuk pemerintahan.

Pada pemilu kali ini partai Pheu Thai tidak tanggung-tanggung menurunkan putri bungsu Thaksin yang bernama Paetongtarn untuk memimpin dan menyusun strategi kampanye.

Kembalinya partai Pheu Thai untuk memperjuangkan demokrasi Thiland tampaknya mendapat simpati yang luar biasa dari masyarakat Thailand yang selama ini sudah muak dengan kudeta dan campur tangan militer.

Hal ini dicerminkan dari hasil survei yang memperediksi Phey Thai akan memenangi pemilu hari minggu mendatang secara mutlak.

Tema dan strategi kampanye serta isu yang diangkat oleh partai Pheu Thai ditata dengan sangat apik seperti misalnya mengangkat isu upah minimal dan pemberian dompet digital yang berisi uang sebenar Rp4.429.065.00 untuk setiap orang yang dapat dibelanjakan secara lokal menjadi daya tarik sendiri.

Strategi partai ini membantu kehidupan masyarakat dinilai sangat tepat karena selama ini rakyat Thaiand sudah muak dengan kudeta militer dan kesulitan hidup yang dialaminya.

Dari segi kegigihan berjuang partai Pheu Thai juga mendapat simpati masyarakat karena putri Thaksin ini tetap melakukan kampanye walaupun dengan hamil tua dan setelah melahirkan kembali melanjutkan kampanyenya.

Kegagalan pemerintah militer sebelumnya yang merupakan hasil kudeta memang dinilai gagal dalam memperbaiki perekonomian Thailand yang terpuruk akibat pandemi.

Strategi partai Pheu Thai yang memilih dan mementingkan berkomunikasi dengan masyarakat akar rumput menjadikan partai ini berbeda dengan partai peserta pemilu lainnya.

Ciri khas tema kampanye yang diangkat oleh keluarga Thaksin ini memang sangat khas karena menyangkut kebutuhan masyarakat seperti misalnya perawatan kesehatan dan kredit mikro berbasis desa memang benar benar menyentuh kebutuhan masyarakat.

Kekuatan lain yang dimiliki partai Pheu Thai adalah kemampuannya membangun jaringan yang sangat luas sampai ke tingkat akar rumput dan kemampuan ini tidak dimiliki oleh partai pesaingnnya.

Partai Pheu Thai memang berhasil membangun imej di msyarakat sebagai partai yang peduli dengan rakyat kecil, pejuang demokrasi yang berjuang melalui pemilu bukan melalui kudeta.

Kekuatan dan stategi jitu partai Pheu Thai dalam meniti kemenangan dalam pemilu kali ini adalah menghimpun generasi muda dan generasi Z untuk melakukan perubahan besar.

Namun tampaknya partai Pheu Thai dalam menggarap generasi muda dan generasi Z akan tidak maksimal karena ada partai saingan yang dimotori oleh generasi muda yang bernama Move Forward yang sedang naik daun.

Namun dari hitungan politik partai Move Forward ini hanya akan menggerogoti suara saja namun tidak akan sampai keluar sebagai partai yang menonjol.

Oleh sebab itu strategi partai Pheu Thai menggandeng partai Move Forward ini akan menjadi masa depan Thailand karena diperkirakan akan menguasai mayoritas dari 500 kursi di majelis rendah.

Kemunculan partai Move Forward yang mengusung tema kampanye dan program yang lebih berani seperti misalnya menghentikan campur tangan militer, mengakhiri wajib militer dan pembatasan anggaran memang mendapat simpati dari generasi muda.

Namun dalam kenyataannya partai ini diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk merealisasikan janji pemilunya di lapangan pasca pemilu nantinya.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah pihak militer akan kembali menjegal suara rakyat Thailand jika nantinya partai Pheu Thai menang mutlak?

Saat ini konstitusi yang dirancang oleh militer memberikan jatah 250 kursi secara otomatis yang semuanya diisi oleh militer.

Demokrasi Thailand kini sedang ada dipersimpangan jalan dengan dua plihan yaitu pertama melestarikan tradisi cengkeraman militer dengan jurus pembubaran partai atau kedua keluar dari lingkaran setan dengan mengedepankan demokrasi dan mempertahankan suara rakyat hasil pemilu yang telah dikebiri oleh kudeta militer dalam purun waktu 20 tahun terakhir ini.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun