Terkait dengan hal ini badan kesehatan dunia WHO  mencatat bahwa setiap tahunnya ada sebanyak 32 ribu kasus kanker usus yang terkait langsung dengan nitrit ini dan  angka ini setiap tahunnya meningkat terus.
Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa tidak semua daging olahan terkait dengan kejadian kanker ini, namun sampai saat ini hanya daging olahan yang menggunakan nitrit sebagai bahan pengawet yang terkait langsung dengan kejadian kanker.
Pada kenyataannya sebagian  besar daging olahan yang beredar  di pasaran termasuk di Indoneisa mengandung nitrit.
Terkait dengan hasil penelitian ini, negara negara di Eropa saat ini sedang  membuat aturan untuk melarang penggunaan nitrit pada semua makanan.
Mengapa Nitrit Digunakan?
Biasanya Nitrit sintetik sering digunakan untuk pengawetan karena biayanya yang rendah dan aplikasi yang lebih mudah untuk daging. Namun, penggunaan nitrit ini terkait dengan produksi nitrosamine yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Nitrit digunakan sebagai feed aditif serbaguna dalam industri daging. Penggunaan nitrit dalam pengolahan daging juga berfungsi membuat warna daging menjadi lebih menarik  yang berwarna merah muda. Disamping itu penggunaan nitrat pada daging olahan menimbulkan rasa yang  gurih  dan khas.
Nitrit juga berfungsi sebagai sebagai antioksidan  untuk menghambat perkembangan bakteri  yang mematikan seperti Clostridium botulinum yang menghasilkan racun botulinum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi nitrit secara berlebihan akan menyebabkan methemoglobinemia pada anak-anak dan meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal pada orang dewasa.
Nitrat sintetik yang berdampak negatif  pada kesehatan industri pengolahan daging tentunya menjadi kehawatiran tersendiri bagi industri pengolahan daging.
Saat ini industri pengolahan daging sedang berusaha meminimalkan penggunaan nitrit sintetik ini dengan mengkombinasikannya dengan ekstrak dari tumbuhan seperti asam organik (laktat, sorbat, dll.) dan juga teknik pemrosesannya sehingaa ke depan diharapkan  efek antimikroba terhadap  bakteri patogen mikroba masih dapat dipertahankan dan juga karakteristik daging olahannya yang disukai konsumen.
Keinginan konsumen akan produk daging yang lebih sehat yang diolah dengan sumber nitrit alami semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kesadaran akan dampak negatif nitrit sintetik ini.