Pihak Oposisi dari Partai Buruh jelas jelas menentang terpilihnya Sunak dengan alasan Sunak tidak memiliki mandat dari rakyat Inggris karena terpilihnya Sunak bukan melalui pemilihan umum. Hal ini berarti bahwa tantangan eksternal dari pihak oposisi akan tetap ada.
Saat ini perekonomian Inggris memang sedang terpuruk akibat dari rangkaian peristiwa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Reputasi Inggris sebagai kekuatan ekomoni nomor 5 di dunia kini sudah mulai terancam akibat turbulensi yang terjadi dalam waktu 5 tahun terakhir ini.
Serangkaian peristiwa seperti Brexit, pandemi, dan perang Rusia dan Ukriana membuat mata uang Inggris yang terkenal digdaya akhirnya rontok, demikian juga dengan pasar obligasi Inggris.
Berdasarkan laporan dari OECD pertumbuhan ekonomi Inggris di tahun depan sangat suram yaitu 0% alias tidak tumbuh.
Situasi yang tidak menguntungkan ini disebabkan harga bahan baku dan pangan meningkat rata-rata 40% yang tentunya membuat rakyat Inggris panik.
Peningkatan harga kebutuhan pokok dan bahan bakar ini menyebabkan tingkat inflasi yang dialami Inggris merupakan salah satu yang tertinggi diantara kelompok negara maju.
Semua tantangan inilah yang akan dihadapi oleh Sunak ke depan yang jika nantinya tantangan ini tidak dapat diatasinya maka akan menimbulkan krisis politik yang lebih dalam lagi.
Sebagai gambaran bagaimana mantan perdana menteri dengan masa jabatan terpendek Inggris, Liz Truss tidak berdaya mengatasi krisis ekonomi dan politik Inggris akibat besarnya masalah yang sedang dihadapi oleh Inggris.
Terpilihnya Sunak sebagai Perdana Menteri Inggris tentunya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi para penganut faham tradisional white supremacy.
Sebagaimana yang kita ketahui Inggris merupakan salah satu mantan negara kolonial yang menjunjung tinggi white supremacy, sehingga terpilihnya Sunak akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pemegang faham tradisional.
