Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kerikil Tajam Diplomasi Joe Biden di Timur Tengah

17 Juli 2022   08:12 Diperbarui: 18 Juli 2022   06:40 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joe Biden berbicara di pertemuan GCC.| Photo: Mandel Ngan/AFP

Ketiga, Amerika menekankan kembali bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia di negara-negara Timur Tengah tidak boleh terjadi.

Dalam hal HAM ini bahkan dalam pertemuannya dengan Pangeran Saudi Mahammad Bin Salman (MBS) Amerika menyinggung dan mengingatkan kembali kasus pembunuhan Jamal Khashoggi yang menurut versi Amerika meilibatkan langsung pangeran Saudi ini.

Pernyataan Joe Biden ini tentu saja mengundang reaksi keras dari Arab Saudi yang langsung disampaikan oleh menteri luar negerinya bahwa Pangeran MBS tidak terlibat dan Amerika harus ingat akan pelanggaran HAM yang masif dengan adanya fasilitas penahanan khusus di Guantanamo yang menangkap dan menahan tanpa pengadilan orang-orang yang diduga terlibat dalam serangan 9/11 yang mencoreng nama Amerika.

Kunjungan Joe Biden ini memang disengaja bertepatan dengan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang sedang berlangsung dan dihadiri oleh Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Kuwait, Oman, Uni Emirat Arab, dan Jordania untuk mencari celah penanaman kembali pengaruh Amerika di kawasan ini.

Namun seperti yang telah disampaikan di atas, pertemuan Amerika dengan negara teluk ini lebih pada kepentingan Amerika untuk menghalau pengaruh Tiongkok, Rusia, dan Iran di kawasan ini bukan untuk kepentingan negara di kawasan ini.

Invasi Amerika ke Irah dan Afghanistan memang telah merusak kepercayaan negara teluk kepada Amerika. Bahkan sampai saat ini Amerika masih aktif menggunakan drone mengacak acak kawasan ini.

Joe Biden memang ingin agar negara-negara di kawasan ini untuk menghormati dan menerapkan Hak Asasi sesuai dengan standar Amerika.

Jadi tidak heran jika Joe Biden menyatakan bahwa negara-negara di Timur Tengah harus demokratis dan tidak refresif, mengizinkan warga secara terbuka termasuk mengkritik pemerintah dan menghargai hak wanita.

Apa yang disampaikan oleh Joe Biden ini menegaskan kembali bahwa Amerika belum sepenuhnya memahami tradisi dan budaya yang telah mengakar di negara Timur Tengah dan tidak mungkin sepenuhnya mengikuti keinginan Amerika dalam hal pemenuhan HAM ini.

Kerikil Tajam

Kerikil tajam memang harus dilalui oleh Joe Biden dalam upaya memperbaiki citra dan pengaruhnya di kawasan yang selalu bergejolak ini.

Salah satu ganjalan terbesar adalah masalah pembunuhan Jamal Khashoggi yang menurut intelejen Amerika, Pangeran Mohammad bin Salman menyetujui operasi pembunuhan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun