Mbak Nia tercatat sebagai dosen di ANU pada tahun 1983 di departemen tersebut dan kemudian pindah ke Faculty of Asian Studies.
Pada tahun 1998 beliau menjadi guru besar dalam Indonesia studies dan selanjutnya mendedikasikan dirinya dalam pengajaran Bahasa Indonesia dan juga studi tentang Asia Tenggara.
Mbak Nia memasuki masa pensiunnya pada tahun 2007 dan sekarang tercatat sebagai Emeritus Professor di Department of Political and Social Change.
Selama mengabdikan dirinya sebagai professor di ANU beliau sangat bangga dan terkesan dengan para muridnya yang luar biasa. Banyak diantara bimbingan beliau terutama yang mengambil doktor telah menjadi orang penting dan berpengaruh setelah kembali ke negaranya masing.masing
Saat ini Mbak Nia memang sudah pensiun, namun tampaknya hatinya sudah terlanjur jatuh cinta dengan Indonesia.
Di tengah waktu kosongnya menikmati hari tuanya Mbak Nia masih secara teratur berkunjung dan berdiskusi di ANU dan sesekali mengajar Bahasa dan Budaya Indonesia.
Pernah pada suatu saat ketika bertemu di Australia National University, Mbak Nia meminta saya untuk mengadakan buku pegangan siswa sekolah dasar untuk mata ajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganeraan PPKN.
Saat beliau meminta hal itu sebenarnya saya bertanya tanya akan diapakan buku itu?
Singkat cerita kami berhasil mengadakan satu paket buku PPKN yang biasa digunakan siswa Indonesia dan mengirimkannya ke Mbak Nia yang kini tinggal di wilayah pedesaan di Australia.
Reaksi beliau sangat luar biasa sekali senang dan bangga. Mbak Nia menyampaikan bahwa tidak ada buku sebagus ini yang diajarkan pada siswa primary school di Australia yang memperkenalkan harmonisi kehidupan dengan falsafah Pancasila dan sistem ketatanegaraan di Indonesia.
Dengan berbekal buku inilah Mbak Nia memperkenalkan Indonesia dan falsafah hidup orang Indonesia di sekolah dasar terpencil di wilayah New South Wales secara sukarela alias tidak dibayar.