Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Awan Hitam Child Abuse Olahraga Gymnastic

11 Mei 2021   08:58 Diperbarui: 15 Mei 2021   08:42 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atlit Uni Soviet muda belia Olga Korbut peraih medali emas olimpiade di era tahun 1970 an. Photo Getty Images.

Ketika di tahun 1933 the International Gymnastics Federation membentuk gymnastic khusus untuk wanita ada asa  yang muncul akan adanya wahana  khusus bagi wanita untuk menunjukkan prestasi nya dalam bidang olah raga.

Di era tersebut memang masih berkembang  pendapat masyarakat umum akan kekhawatiran bahwa jika wanita berolah raga maka sisi feminimnya akan hilang karena wanita akan menyamai pria dalam hal perototan dan kekuatan.

Oleh sebab itu gymnastic dianggap sebagai wadah yang paling pas bagi wanita untuk menunjukkan kekebatannya namun masih mempertahankan kelembutnya.

Setahun setelah diluncurkan gymnastic khusus wanita langsung diadakan kompetisi internasional di Budapest.

Di era awal gymnastic khusus wanita ini semuanya dikelola oleh wanita juga termasuk kepengurusan pelatih dan juri nya.

Oleh sebab itu kesan dunia terhadap olahraga gymnastic ini sangat positif karena akhirnya wanita mendapat tempat yang sangat prestigius dalam olah raga.

Kepopuleran gymnastic wanita ini terus meningkat dan penggemar serta peserta olah raga ini tumbuh dengan subur.

Pergeseran visi

Dengan semakin populernya gymnastic wanita ini akhirnya di tahun 1952 cabang olah raga ini masuk ke dalam ajang olah raga bergengsi dunia olimpiade. Saat itu Uni Soviet (catatan : sekarang sudah pecah, salah satuny adalah Rusia) untuk pertama kalinya diperbolehkan untuk mengikuti ajang  olahraga terakbar dunia ini

Bagi yang masih ingat sejarah, era tersebut merupakan era perang dingin yang hampir memicu perang dunia ke tiga di mana Uni Soviet dan sekutunya secara frontal berhadapan dengan Amerika dan sekutunya dalam perlombaan senjata termasuk senjata pemusnah massal bom atom.

Perang dingin ini secara langsung berdampak pada persaingan dalam dunia olahraga karena dianggap bahwa olah raga merupakan pertarungan ideologi ini dengan tujuan saling mengalahkan dan meningkatkan supremasinya.

Di tahun 1970 an peran Uni Soviet dalam olah raga  gymnastic wanita ini sangat dominan karena berhasil menggabungkan dua unsur yaitu sirkus dan balet sehingga menghasilkan gaya gymnastic yang indah dan menawan.

Pengaruh Uni Soviet ini dapat kita lihat pada olah raga gymnastic wanita saat ini yang diwarnai dengan gerakan akrobatik, kelenturan, kecepatan, keindahan dan juga tentunya kekuatan.

Gaya mempersona yang dipertunjukkan oleh atlit wanita. Photo : Getty Images
Gaya mempersona yang dipertunjukkan oleh atlit wanita. Photo : Getty Images
Free style. Photo: nbcnews.com
Free style. Photo: nbcnews.com
Simone Biles. Photo: Alex Livesey/Getty Images
Simone Biles. Photo: Alex Livesey/Getty Images
Pengaruh Uni Soviet saat itu pada olah raga gymnastic wanita ini sangat besar sehingga gaya dan trik trik baru dalam gymnastic terus berkembang.

Situasi seperti inilah yang mengubah olahraga gymnastic ini menjadi olah raga super kompetitif yang memerlukan training yang sangat intensif.

Dalam situasi yang seperti inilah akhirnya di era tahun 1970 an mulai masuk pelatih pria dalam olahraga gymnastic perempuan yang semakin professional  ini.

Hal lain yang menjadi tren adalah semakin mudanya usia atlet yang mengikuti olahraga ini. Sebagai perbandingan jika di era olimpiade tahun 1952 rata rata usia atlet wanita olah raga gymnastic ini sekitar 20-30 tahunan, maka 18 tahun kemudian di tahun 1970-an usia atletnya semakin muda belia.

Faktor utama yang menyebabkan semakin mudanya atlit gymnastic ini adalah fisik perempuan pada usia muda belia lebih ideal jika dibandingkan dengan fisik wanita yang sudah melewati fase remajanya.

Kelenturan dan kecepatan tubuh perempuan yang pinggul dan buah dadanya belum berkembang dalam olah raga ini sangat menentukan performanya. Dalam kondisi seperti ini perempuan muda akan dapat   memperlihatkan kehebatannya yang  menyamai laki laki.

Oleh sebab itu dalam olahraga gymnastic wanita ini dengan semakin bertambahnya usia, maka tekanan semakin besar pada atlet karena harus menjaga kondisi tubuhnya agar seprima ketika dia belum mencapai pubertasnya.

Dalam situasi seperti ini celah child abuse dalam cabang olahraga ini mulai tampak ketika pelatih pria semakin fokus melatih atlet muda belia dalam kesehariannya secara intensif.

Situasi ini sangat memungkinkan atlet muda belia ini mengalami abuse emosi, mental dan fisik demi mengikuti program training dan mengikuti kehendak pelatih pria.

Metode training yang sangat tergantung pada pelatih ini akhirnya membentuk kultur baru dalam olah raga ini di mana dominasi pelatih dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan harus dijalani oleh para atlet yang dilatihnya.

Pelatih pria dengan mudah dapat mengkondisikan atlet muda belia ini baik secara emosi maupun fisik untuk tunduk pada instruksinya.

Dalam situasi seperti inilah abuse fisik dan sexual mulai terjadi.  Bagi atlet muda belia yang telah dikondisikan pola pikirnya bahwa untuk mencapai prestasi dan mimpinya mereka harus patuh pada instruksi pelatih pria.

Dalam usia muda belia atlet gymnastic ini pola pikirnya masih belum berkembang dengan baik sehingga abuse fisik dan sexual terkadang dianggap sebagai budaya yang harus dipatuhinya dan juga masih dikuasai rasa takut untuk menceritakan apa yang dalaminya.

Dalam perkembangannya tidak hanya pelatih pria yang terlibat secara internsif dalam olah raga gymnastic wanita ini namun juga unsur penting lainnya seperti dokter pria.

Dalam situasi seperti inilah abuse sexual, fisik, emosi dan mental menjadi fenomena gunung es dalam olah raga gymnastic ini.

Skandal terbesar yang terjadi  pada olah raga gymnastic wanita ini terjadi di Amerika yang menghebohkan dunia di tahun 2018 lalu yang melibatlan Larry Nassar seorang dokter ternama yang menangani persiapan atlit  gymnastic Amerika  ke olimpiade.

Larry Nassar  secara fisik tampak sebagai dokter yang sangat baik dan lemah lembut, namun dibalik kelembutannya   Larry Nassar merupakan predator dengan melakukan sexual abuse lebih dari 150 atlet gymnastic ternama Amerika dalam jangka waktu yang lama.

Terbongkarnya kejahatan yang dilakukan oleh Larry Nassar ini menunjukkan betapa rentannya atlit muda belia dalam olahraga gymnastic ini terhadap sexual abuse.

Larry Nassar dokter yang menangani persiapan atlit gymnastik wanita Amerika ke Olympiade. Photo:Rena Laverty/EPA
Larry Nassar dokter yang menangani persiapan atlit gymnastik wanita Amerika ke Olympiade. Photo:Rena Laverty/EPA
Tindakan tidak terpuji Larry Nassar yang seharusnya menjadi pelindung alit muda Amerika ini akhirnya oleh pengadilan Amerika diganjar hukuman yang sangat berat yaitu  175 tahun penjara.

Rupanya child abuse dalam olah raga gymnastic ini tidak hanya terjadi di Amerika namun juga terjadi di Australia.

Secara resmi minggu lalu Gymnastic Australia mengungkap sekaligus meminta maaf atas terjadinya abuse fisik, emosi, sexual dang psikologi yang terjadi pada atlet gymnastic Australia.

Terbongkarnya skandal di Australia ini akhrnya merembet kepada pemerintah Australia yang dianggap bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa memalukan dalam dunia olah raga ini dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

Sangat besar kemungkinan selain di Amerika dan Australia child abuse dalam olahraga gymnastic ini terjadi di belahan dunia lainnya.

Dunia sedang berpikir keras saat ini untuk mengatasi permasalahan child abuse ini termasuk dialamnya pertimbangan batasa usia atlit gymnastic wanita ini minimal 18 tahun.

Di balik keindahan olahraga Gymnastic ini ada awan hitam yang menyelubunginya.

Rujukan: Satu, dua, tiga, empat, lima, enam , tujuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun