Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Australia Tersengat Tawon Tiongkok

4 Desember 2020   09:23 Diperbarui: 5 Desember 2020   09:28 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak ketidak harmonisan hubungan politik luar negeri antara Australia dan Tiongkok terjadi minggu ini ketika Kementerian Luar Negeri Tiongkok memposting photo seorang tantara Australia dengan latar belakang bendera Australia memegang pisau berlumuran darah dengan seorang anak di depannya  sebagai simbul pelanggaran hak asasi manusia Australia   di Afghanistan.

Dengan judul photo: Shocked by murder of Afghan civilian and prisoners by Australian soldiers.  We strongly condemn such act and call for holding then accountable. - don't be afraid we are coming to bring peace!

Melalui posingan resmi ini tampaknya pemerintah Tiongkok ingin meluapkan kekesalannya kepada Australia terkait Hak Azasi Manusia karena  diduga Tentara Khusus Australia telah  melakukan kesalahan sasaran di Afghanistan yang menyebabkan korban jiwa warga  sipil sebanyak 39 0rang.

Jika dilihat dari kronologisnya  publikasi photo yang sangat menganggu kredibilitas Australia ini tampak nya memang sudah ditunggu tunggu dan direncanakan secara sistematis untuk menghantam sikap dan prilaku  "superiority" hak azasi manusia Australia di kawasan Asia.

Sudah lama Australia yang merupakan sahabat kental Amerika menggoyang Tiongkok dengan isu Hak Asasi Manusia terkait Tibet,Taiwan,  Hongkong, Uighur dan kaum minoritas lainnya.

Namun di lain pihak jika dilihat perjalanan sejarah dan juga sampai sekarang, Australia memang tidak pernah bersih dari masalah Hak Asasi Manusia, termasuk sejarah kelam perlakukan terhadap penduduk Aborigin yang ketidakadilannya dirasakan oleh kaum minoritas ini sampai sekarang.

Momen kejadian yang sangat tidak diharapkan Australia di Afghanistan terkait "kesalahan"  serangan terhadap warga sipil yang memakan cukup banyak  korban jiwa menjadi symbol fenomena gunung es ketidak harmonisan hubungan Australia Tiongkok.

Keberadaan dan sikap Australia di kawasan regional memang cukup unik, karena negara yang dalam banyak hal menyatakan dirinya sebagai negara maju dan lebih dekat dengan Eropa dan Amerika, namun secara geografis  dan ekonomi negaranya berada dan tergantung di wilayah yang bersentuhan dengan wilayah Asia.

Sikap politik mendua yaitu merasa superior karena menjadi bagian dari negara maju, namun ekonominya sangat tergantung pada kawasan ekonomi Asia ini seringkali menimbulkan ketidak harmonisan politik dan budaya dengan negara negara di wilayah sekitarnya termasuk dengan Indonesia.

Bara  ketidak harmonisan hubungan politik luar negeri antara Australia dan Tiongkok ini mulai tidak terbendung ketika Australia yang ketika itu  sehati dan sejalan dengan hampir segala kebijakan Amerika yang dipimpin oleh Presiden Trump menginginkan penyelidikan internasional terkait Covid-19 dan jika terbukti bersalah maka Australia menjadi bagian dari kelompok negara yang akan menuntut ganti rugi.

Ditambah lagi sikap Australia yang sampai saat ini masih mengikuti haluan politik Amerika dalam  melakukan perang dagang dengan Tiongkok termasuk melarang segara perangkat 5G buatan Huawei Tiongkok karena dianggap mengancam keamanan dalam negeri Australia, walaupun sampai saat ini tidak ada satu bukti pun yang mendukungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun