Uji klinis fase 3  yang dilewatkan dalam memproduksi vaksin Sputnik V diangap sangat kritikal  karena akan sangat menentukan  pertama apakah vaksin menimbulkan efek samping dan kedua untuk menentukan  efeftivitas vaksin yang berbeda pada kelompok masyarakat yang berbeda.
Vaksin Sputnik V memang telah melawati uji klinis fase 1 dan fase 2 yang dilakukan di bulan Juni lalu di Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology di Moskow.
Cara Rusia menghasilkan vaksin ini memang mengundang kritik tajam karena dipercaya bahwa dalam ujicoba fase 1 dan 2 hanya menggunakan sangat sedikit orang yaitu kurang  200 orang saja.
Berdasarkan  data empiris memang tidak ada satupun vaksin yang dihasilkan aman bagi semua orang walaupun sudah melalui uji coba 4 fase sekalipun karena ada saja kelompok orang yang memberikan reaksi yang berbeda terdapat vaksin yang diterimanya.
Kritik pedas yang diluncurkan oleh pakar vaksin dunia barat bisa saja salah karena ada rumor yang berkembang bahwa Rusia berani meluncurkan vaksin Sputnik V ini karena sudah melakukan uji tantang langsung yaitu dengan cara mengekspos  orang yang telah divaksin  pada virus covid-19 untuk menentukan kinerja vaksin.
Cara Rusia melewati fase 3 uji klinis dan menggantinya dengan uji tantang memang tidak lazim dilakukan sangat beresiko karena walaupun sudah divaksin jika diekpos langsung pada virus Cpvid-19 belum tentu memberikan perlindungan yang cukup.
Jika rumor ini benar terjadi maka keberanian ilmuwan Rusia melewatkan uji klinis fase 3 dan menggantinya dengan uji tantang membuahkan hasil.
Jika melihat ekspresi dan pernyataan Putin ketika mengumumkan peluncuran Vaksin Sputnik V ini maka kita dapat melihat ekspresi kebanggan yang luar biasa bagi Rusia dapat mengalahkan kecepatan dunia barat dalam mengahasilkan vaksin anti korona. Bahkan dalam pernyataannya Putin menyatakan bahwa vaksin ini sudah dicobakan pada putrinya.
Namun jika ditinjau lebih dalam lagi Rusia memang sangat berkepentingan menghasilkan vaksin untuk mengatasi krona dalam waktu sesingkat singkatnya karena Rusia merupakan salah satu negara di dunia yang paling terdampak virus ini.
Sampai saat ini jumah orang terjangkit Covid 19 di Rusia telah mencapai 898.000 orang dengan jumlah angka kematian mencapai 15,000 orang.