Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perkataan Kasar Merusak Budaya Bangsa

1 Januari 2019   10:32 Diperbarui: 1 Januari 2019   11:02 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir akhir ini kata kata kasar diluar batas kewajaran berhamburan dari mulut dan tulisan elit, pejabat maupun orang terpandang lainnya  yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Hal yang lebih parah lagi adalah bukan penyesalan yang dinyatakan setelah mengeluarkan kata kata kasar namun sebaliknya seperti menjadi kebanggaan tersendiri.

Kebanggaan akan berkata kasar  yang dipertontonkan ini tampaknya bukan merupakan tindakan pencilan semata, namun mencerminkan fenomena gunung es karena banyak juga orang yang mendukung tingkah laku tersebut dengan cara membenarkan dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar wajar saja.

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah mengapa dapat  keluar kata kata kasar dari seseorang yang notabene terpelajar, berpendidikan, berpengalaman dan berstatus sosial tinggi?  Jika dinilai dari norma ketimuran jelas tingkah laku dan kata kasar yang keluar dari mulut mereka jelas menyimpang dari norma dan  budaya timur.

Menurut Prof. Michael P. Leiter, PhD pakar psikologi dari  Deakin University, Australia.  Sesuatu dikategorikan sebagai kasar apabila seseorang berprilaku sedemikian rupa di luar batasan norma  yang diakui  oleh masyarakat berbudaya. Di dalam ilmu psikologi kekasaran ini dikenal sebagai "incivility".

Secara tidak sadar orang yang berilaku kasar ini menurun produktivitasnya dan sekaligus  merusak orang lain karena dalam banyak hal biasanya tindakan kasar baik prilaku maupun ucapan akan dibalas dengan tindakan serupa oleh orang lain.

Pakar psikologi mengibaratkan kekasaran ini sebagai "virus " yang berarti apabila kita melakukan tindakan atau perkataan kasar maka secara tidak sadar  akan menularkan tindakan kasar tersebut kepada orang lain.

Orang yang berprilaku kasar ini biasanya motovasinya untuk melakukan sesuatu yang posistif baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupannya di masyarakat  akan menurun karena terkait langsung dengan  kognitif  .  Penurunan motivasi ini akhirnya akan berujung pada menurunnya prestasi dan juga performanya.

Tindakan kasar termasuk ucapan biasanya memicu reaksi yang kasar  dan juga memicu tindakan agresif , sehingga seperti lingkaran setan yang berakibat timbulnya budaya spiral negatif.

Kekasaran dalam ilmu psikologi digolongkan  sebagai salah satu "stressor" yang berpengaruh pada kesehatan dan juga kenyamanan kita karena akan mempengaruhi  emosi yang memicu zona nyaman.

Hal yang membuat lebih parah adalah kita cenderung akan  memikirkan tindakan kasar  tersebut secara terus menerus jika dikasari oleh seseorang yang dikenal dalam ilmu psikolosi sebagai rumination. 

Biasanya apabila seseorang mengalami tindakan kasar dari seseorang maka orang tersebut cenderung menceritakannya pada orang lain dan terus memikirkannya sepanjang hari yang pada akhirnya menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun