Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Wanita Arab Saudi Menyongsong Perubahan

11 Februari 2018   08:46 Diperbarui: 11 Februari 2018   09:28 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sheikh Abdullah Al-Mutlaq. Photo: saudigazette.com.sa

Arab Saudi mungkin merupakan salah satu negara yang paling ketat di dunia  dalam hal pembatasan hak dan ruang gerak wanita.  Berbagai pembatasan ini merupakan bagian dari apa yang dinamakan  guardianship system yang berlaku di Arab Saudi yang sejalan dengan aturan ketat  yang dikenal dengan Wahhabi.

Dengan  adanya aturan ini wanita Saudi harus ditemani oleh anggota keluarga dekatnya jika berada di tempat umum. Pria anggota keluarga wanita ini bertindak sebagai representasi pemerintah dalam penerapan sistem ini.

Namun tampaknya serangkaian perubahan cukup drastis akan terjadi dalam waktu dekat sejak diluncurkannya gerakan perubahan oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman sebagai bagian dari program transformasi Arab Saudi yang mengacu pada visi barunya yang dinamakan "transformasi Arab Saudi menuju 2030".

Minggu ini hal yang cukup mengejutkan kembali terjadi ketika salah satu ulama ternama Arab Saudi Sheikh Abdullah al-Mutlaq menyatakan bahwa wanita Saudi tidak harus mengenakan Abaya di tempat umum, namun wanita tetap harus  menggunakan pakaian yang moderat dan tidak berlebihan untuk menutup auratnya.

Sheikh Abdullah Al-Mutlaq. Photo: saudigazette.com.sa
Sheikh Abdullah Al-Mutlaq. Photo: saudigazette.com.sa
Pernyataan ulama ternama ini kemungkinan besar akan menjadi landasan baru terkait dengan pengaturan cara berpakaian wanita di masa mendatang di Arab Saudi.

Sheikh Abdullah Al-Mutlaq : "More  than 90 percent of pious Muslim women in the Muslim world do not wear  abayas, So we should not force women to wear abayas,".

Pernyataan Sheikh Abdullah al-Mutlaq tampaknya merupakan bagian dari arus perubahan dan modernisasi  yang digulirkan oleh Pengeran Mohammed bin Salman termasuk di dalamnya melonggarkan pembatasan  yang selama ini berlaku bagi wanita.

Sejak digulirkan arus perubahan ini, memang sudah mulai tampak para wanita Saudi menggunakan Abaya berwarna warni di tempat umum.  Sebelumnya penggunaan Abaya berwarna hitam memang diwajibkan berdasarkan hukum bagi para wanita di tempat umum atau tempat lainnya yang kemungkinan akan dilihat laki laki yang bukan anggota keluarganya.

Abaya terbuka yang dikombinasikan dengan Jean sudah mulai digunakan. Photo: i.pinimg.com
Abaya terbuka yang dikombinasikan dengan Jean sudah mulai digunakan. Photo: i.pinimg.com
Bagi wanita yang tidak menggunakan Abaya tentunya akan ditangkap polisi karena dikategorikan sebagai tindakan melanggar hukum. Aturan penggunaan Abaya di tempat umum inilah yang membuat seorang wanita Saudi pada tahun 2016 lalu ditangkap dan ditahan karena tidak menggunakan Abaya di tempat umum di ibukota Saudi Riyadh

Perubahan itu terus bergulir

Arus perubahan yang menyangkut kaum wanita ini tempaknya mulai mengalir deras sejak Pangeran Pangeran Mohammed bin Salman menggulirkan apa yang dunamakan pemberian kebebasan bagi wanita pada bulan September 2017 lalu yang dimulai dengan pencabutan larangan mengemudi bagi kaum wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun