Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mamaknai Kasus Doktor Karbitan

21 September 2017   12:06 Diperbarui: 21 September 2017   13:24 1894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: previews.123rf.com

Dunia pendidikan tinggi kembali dihebohkan dengan dugaan kasus produksi doktor karbitan yang terjadi di salah satu universitas negeri yang tekemuka.  Kasus ini secara gamblang diungkap oleh investigasi.tempo.com yang kini kasusnya masih dalam penyelidikan dari pihak Kemristek Dikti.

Menurut laporan investigasi tersebut kampus ini dalam kurun waktu 2012-2016 perguruan tinggi ini telah meluluskan sebanyak 2100 doktor dan salah satu dosen di perguruan tinggi ini dalam periode tersebut berhasil membimbing sebanyak 327 mahasiswa doktor, yaitu jika dihitung persentasenya dosen ini telah membimbing dan melulusakan 31.05% dari total produksi doktor perguruan tinggi ini.

Hal ini berarti dosen yang bersangkutan dalam setiap tahunnya rata rata membimbing sebanyak 65 kandidat doktor. Menurut laporan tersebut bahkan pada tahun 2016 dosen tersebut meluluskan doktor sebanyak 118 orang.

Pembimbingan mahasiswa program doktor memerlukan pengalaman dan rekam jejak pembimbing yang yang sangat khusus, karena program ini memerlukan kualitas prima karena produk akhir dari proses pembimbingan ini adalah menghasilkan insan yang menguasai filosofi keilmuan.

Membentuk dan menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan  filosofi keilmuan tidaklah mudah karena sistem pembimbingannya jauh berbeda dengan pembimbingan strata 1 dan strata 2.

  Lulusan program doktor disamping dituntut memahami filosofi keilmuan, juga dituntut untuk bisa menjawab fenomena "mengapa" dalam bidang keilmuan dan juga keterbaruan keilmuan yang dinamakan "state of the arts"dari keilmuan yang didalaminya.

Hal ini berarti untuk meneliti topik yang memiliki keterbaruan dia harus menguasai state of the art keilmuan yang didalaminya dengan cara secara rutin dan terus menerus membaca dan mengikuti perkembangan keilmuan.

Sebagai konsekuansinya dalam mencapai kualitas lulusan program doktor yang berkualitas diperlukan acuan standar mutu mulai dari input mahasiswanya, proses pembelajaran, proses penelitian, proses penulisan hasil yang memerlukan proses berpikir dan berargumentasi yang berkualitas.  Kesemua proses yang harus dilalui oleh kandidat doktor inilah yang akan  menentukan kualitas keilmuan nya.

Proses pembimbingan mahasiswa program doktor yang normal dan benar paling tidak mengharuskan terjadinya pertemuan dan diskusi intensif dengan pembimbing sebanyak 10 kali mulai dari penyusunan ide penelitian sampai dengan ujian akhir. Sebelum penelitiaan kandidat doktor juga diharuskan mengikuti beberapa mata kuliah yang akan mendukung penelitiannya nanti.

Jika kita asumsikan bahwa sekali pertemuan memerlukan waktu 2-3 jam, maka paling tidak seorang kandidat doktor pernah bertemu dan berdiskusi dengan dosen pembimbingnya sebanyak minimal 20 jam selama proses pembimbingan.  Jika ada lima pembimbing maka dapat dibayangkan berapa banyak waktu yang diperlukan mahasiswa untuk berdiskusi dengan seluruh pembimbingnya.

Jadi dapat dibayangkan betapa sibuknya jika seseorang pembimbing memiliki 118 mahasiswa bimbingan program doktor selama setahun. Jika hal ini benar benar terjadi maka sudah dapat dipastikan ada sesuatu yang salah di perguruan tinggi ini karena proses penjaminan mutu tidak berjalan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun