Serial Squid Game yang fenomenal di seluruh dunia bukan hanya dikenal karena permainannya yang menegangkan, tetapi juga karena keberadaan tokoh-tokoh unik dengan peran penting yang membangun narasi kompleks. Setiap peran membawa pesan tersirat tentang ketimpangan sosial dan kekuasaan yang menjadi tema besar serial ini. Mari kita bahas lebih detail peran-peran tersebut:
VIP
Ketidakpedulian VIP terhadap kehidupan peserta menunjukkan betapa jauhnya empati manusia bisa terkikis ketika uang dan kekuasaan menjadi segalanya. Salah satu adegan paling mencolok adalah saat mereka berbincang dengan Frontman, memperlihatkan bagaimana mereka memandang permainan ini semata sebagai "bisnis yang menguntungkan".
Frontman
Karakter ini semakin menarik ketika identitasnya terungkap sebagai Hwang In-ho (yang diperankan oleh Lee Byung-Hun), seorang mantan pemenang permainan sebelumnya. Fakta ini memberikan dimensi moral yang kompleks: Bagaimana seseorang yang pernah menjadi korban akhirnya bergabung dengan sistem itu sendiri? Pilihan hidupnya mencerminkan tema besar dalam serial ini tentang bagaimana kekuasaan dapat mengubah seseorang menjadi alat sistem yang ia benci. Frontman juga menjadi simbol dari hierarki sosial yang kejam. Meski ia memegang kendali, ia masih tunduk pada VIP, menunjukkan bahwa bahkan di puncak kekuasaan, seseorang tetap menjadi pion dalam permainan yang lebih besar.
Penjaga Merah & Pink
- Lingkaran: Bertugas untuk pekerjaan fisik seperti membersihkan, mengurus mayat, dan menjaga fasilitas.
- Segitiga: Berfungsi sebagai tentara bersenjata untuk menjaga keamanan dan mengeksekusi hukuman.
- Kotak: Memiliki otoritas untuk memberikan perintah kepada penjaga lainnya.
Salah satu aspek menarik dari para penjaga adalah bagaimana mereka dilucuti dari identitas individu mereka. Tidak ada yang boleh berbicara tanpa izin, dan pelanggaran sekecil apa pun berujung pada hukuman mati. Sistem ini mencerminkan otoritarianisme di mana kontrol total menghancurkan kebebasan individu.
Meski penjaga tampak tidak berperasaan, serial ini memberikan petunjuk bahwa mereka juga adalah bagian dari sistem yang sama-sama menindas. Mereka, seperti peserta, kemungkinan direkrut dari orang-orang putus asa yang tidak punya pilihan lain.
Perekrut/'Sales Man'
Metode perekrutannya sangat manipulatif. Ia memanfaatkan rasa putus asa dengan pendekatan personal yang membuat calon peserta merasa dihargai, sebelum akhirnya mereka terseret ke dalam permainan mematikan. Kehadirannya menunjukkan bagaimana sistem seperti Squid Game tidak hanya kejam tetapi juga sangat terencana dalam memanfaatkan kerentanan manusia.'Sales Man' juga menjadi simbol dari kekuatan persuasi dalam sistem eksploitasi, memperlihatkan bagaimana sistem ini bekerja dari lapisan yang paling bawah, yaitu merekrut korban yang tidak menyadari jebakan di depan mereka.
Peserta Squid Game
Setiap peserta memiliki latar belakang yang mencerminkan berbagai masalah sosial, seperti:
- Seong Gi-hun (No. 456): Ayah tunggal yang terlilit utang karena kecanduan judi.
- Kang Sae-byeok (No. 067): Pembelot Korea Utara yang ingin menyatukan kembali keluarganya.
- Cho Sang-woo (No. 218): Lulusan universitas elit yang terjerat dalam skandal keuangan.
- Ali Abdul (No. 199): Imigran yang dieksploitasi di tempat kerja dan kesulitan menghidupi keluarganya.
Melalui perjalanan mereka, serial ini mengeksplorasi sisi gelap manusia ketika dihadapkan pada situasi hidup dan mati. Hubungan yang terjalin di antara mereka menunjukkan bahwa dalam situasi ekstrem, moralitas dan kepercayaan dapat diuji hingga batasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI