Mohon tunggu...
Rayzha Rafikasari
Rayzha Rafikasari Mohon Tunggu... -

God is a Director, put your believe to Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sistem Religi dan Kepercayaan Masyarakat

19 Mei 2014   14:05 Diperbarui: 4 April 2017   16:53 2569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata agama menurut bahasa Sansekerta memiliki arti tradisi. Secara terminology memiliki arti sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan dalam pengertiannya, agama memiliki tiga unsur yaitu, manusia, penghambaan dan Tuhan.

Menurut Haviland, berdasarkan cara beragama, agama dibagi menjadi tiga :

1.Tradisional, beragama semata-mata karena terikat oleh tradisi atau garis keturunan. Biasanya penganutnya memiliki keyakinan akan kebenaran agama yang dianutnya. Ia akan sukar untuk menerima pembaruan, apalagi bertukar agama lain.

2.Formal, yaitu beragama karena terpengaruh oleh lingkungan atau kebiasaan yang ada disekitarnya. Kebanyakan penganutnya tidak kuat dalam memegang prinsip keagamaan yang dianut. Ia akan medah sekali terpengaruh oleh lingkungan bila suatu saat ia berpindah pada tempat yang baru.

3.Rasional, yaitu beragama berdasarkan penggunaan akal pemikirannya. Ia akan mencoba memahami dan menghayati setiap ajaran agama dengan ilmu pengetahuan dan pegalamannya.

4.Metode pendahulu, cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati di bawah wahyu. Penganutnya bersifat ingin mencari ilmu kepada seseorang yang dianggap lebih mengerti tentang agama, sebelum ia memegang teguh ajarannya.

Dalam praktiknya, ciri agama adalah kepercayaan kepada makhluk dan kekuatan supernatural. Dalam usaha yang tidak dapat diusahakan. Manusia lebih begantung pada do’a dan kegiatan upacara keagamaan. Ada yang beranggapan bahwa adanya makhluk yang menaruh perhatian kepada manusia, sehingga bila manusia meminta kepadanya akan dikabulkan.

Dewa dan dewi adalah makhluk yang dianggap mengendalikan alam semesta. Mereka dianggap memiliki bidang-bidang tertentu dalam alam semesta. Contohnya , Zeus dianggap dewa langit, Poseidon berkuasa atas lautan dan lain sebagainya.

ANIMISME dan ANIMATISME

Salah satu kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat adalah animisme, menganggap alam semesta dijiwai oleh berbagai macam roh. Misalnya, dalam adat dayak dipercayai bahwa padi memiliki jiwa, dan mereka mengadakan perayaan untuk mempertahankan jiwa tersebut sebagai wujud antisipasi kegagalan panen.

Kepercayaan animisme cocok bagi penganutnya yang mempercayai bahwa dirinya bagian dari alam, bukan sebagai superior bagi alam. Bagi mereka, dewa dan dewi kurang penting bila dibandingkan dengan roh-roh dalam hutan. Bilapun ada, dewa dan dewi hanya dianggap sebagai pencipta bumi dan menjadikannya layak dihuni manusia.

Sedangkan animatisme adalah kepercayaan pada manna, manna tidak bersifat fisik namun dapat mengungkapkan diri secara fisik. Contonya, seorang prajurit yang menang dalam perang dianggap bukan berasal dari dirinya melainkan karena manna yang terdapat pada jimat yang tergantung pada lehernya. Jika kalah, dianggap bahwa doanya tidak dikabulkan karena adanya dewa yang marah terhadapnya.

ISLAM

Islam memiliki arti “penyerahan” diri sepenuhnya kapada Tuhan. Para pengikutnya (disebut : muslim) meyakini bahwa Allah menurunkan firman-NYA kepada manusia melalui para nabi dan rosul utusanNYA. Kepercayaan dasar islam dikemukakan melalui du kalimat syahadatain atau kalimat persaksian. Bila seseorang meyakini dan melafalkan kalimat ini, dianggap sebagai muslim atau muallaf.

Kaum muslim mempercayai bahwa Allah mewahyukan Al-Quran sebagai sumber fundamental Islam kepada Nabi Muhammad. Islam memberikan banyak amalan keagamaan, seperti kewajiban memegang teguh lima rukun islam :

1.Mengucapkan dua kalimat syahaddad

2.Mendirikan lima waktu sholat wajib dalam sehari

3.Berpuasa saat Ramadhan

4.Membayar zakat kepada yang membutuhkan

5.Menunaikan haji bagi yang mampu, mampu baik secara fisik ataupun materi

Sumber Referesi : Ahmad, Beni.Saebani. 2012. Pengantar Antropologi. Bandung : CV Pustaka Setia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun