Prokrastinasi akademik merupakan fenomena umum yang sering ditemui di kalangan mahasiswa. Prokrastinasi ini mengacu pada penundaan yang disengaja dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik meskipun menyadari konsekuensi negatif yang akan dihadapi. Hal ini dapat menyebabkan dampak buruk terhadap performa akademik, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan tingkat stres di kalangan mahasiswa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faiz Abdillah dan Siti Fitriana, teknik self-management dalam Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat membantu mengatasi prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian tugas-tugas yang berhubungan dengan studi. Faktor penyebab utama prokrastinasi ini adalah keyakinan dan asumsi yang salah, serta persepsi negatif terhadap tugas yang harus diselesaikan. Persepsi yang salah ini memicu menculnya pemikiran otomatis negatif yang memengaruhi emosi dan perilaku mahasiswa.Â
Cognitive Behavior Therapy (CBT) adalah bentuk psikoterapi yang menggabungkan terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh pemikiran, perasaan, proses fisiologis, serta konsekuensinya terhadap perilaku. CBT telah terbukti efektif dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik. Dalam konteks ini, teknik self-management dalam CBT digunakan untuk membantu mahasiswa mengatur dan mengontrol perilaku mereka sendiri sehingga dapat mengurangi prokrastinasi akademik.
Tahapan pelaksanaan teknik self-managemnt terdiri dari tiga tahap utama :
1. Self-Monitoring : Tahap ini melibatkan pengamatan dan pencatatan perilaku serta situasi yang memicu prokrastinasi. Mahasisiwa diajarkan untuk mencatat waktu, tempat, dan kondisi emosional yang menyertai perilaku prokrastinasi mereka.
2. Stimulus Control : Tahap ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh stimulus eksternal yang dapat memicu prokrastinasi. Mahasiswa diajarkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, seperti mengurangi gangguan dari media sosial dan menetapkan waktu khusus untuk belajar.
3. Self-Reinforcement : Tahap ini melibatkan pemberian penghargaan kepada diri sendiri setelah berhasil menyelesaikan tugas tertentu. Penghargaan ini bisa berupa waktu luang, aktivitas menyenangkan, atau hal lain yang disukai.
Manfaat Teknik Self-Management dapat membantu mahasiswa dalam beberapa cara, yaitu:
* Peningkatan Kesadaran Diri : Melalui self-monitoring, mahasiswa menjadi lebih sadar akan kebiasaan dan faktor-faktor yang memicu prokrastinasi.
* Pengendalian Lingkungan : Dengab stimulus control, mahasiswa belajar mengelola lingkungan belajar mereka sehingga dapat mengurangi diatraksi.
* Motivasi Diri : Self-reinforcement membantu meningkatkan motivasi melalui penghargaan setelah menyelesaikan tugas, yang secara bertahap mengubah perilaku negatif menjadi positif.