Mohon tunggu...
Rozan Herdiwinata
Rozan Herdiwinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

suka ngegym

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bonus Demografi terhadap Pengangguran

23 Agustus 2023   15:30 Diperbarui: 23 Agustus 2023   15:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia secara pembagian demografi memasuki tipe populasi ekspansif, yaitu dimana natalitas atau angka kelahiran yang tinggi membuat demografi anak muda dan bayi lebih tinggi dari pada kaum tua. Terjadinya hal tersebut tentunya mengundang konsekuensi atau efek lain kepada suatu negara. Populasi ekspansif biasa kita jumpai di negara-negara berkembang seperti argentina dan negara-negara asia tenggara lain. Populasi ekspansif akan memberikan dampak yang disebut bonus demografi dimana usia dari natalitas yang banyak akan tumbuh dan berkembang memasuki kelompok usia produktif.

Secara sekilas banyaknya kaum produktif hanya akan meningkatkan produktivitas dan perkembangan ekonomi negara yang mana sangat baik untuk suatu negara. Hal yang terlihat sebagai "win-win" skenario justru memiliki dampak buruknya juga seperti setiap hal yang ada di dunia, tidak bagus berlebihan dan tidak juga bagus jika terlalu sedikit.

Setelah melalui sekilas riset dan membaca beberapa artikel, bonus demografi membawa dampak buruk yaitu, mengurangnya lapangan kerja dan meningkatnya angka pengagguran. Tentu jika suatu bonus demografi tidak dikendalikan atau dikelola dengan baik oleh pemerintah akan membawa dampak yang lumayan buruk untuk negara dimana bukan bonus demografi dikelola dengan pendidikan yang baik lalu penyaluran minat dan bakat yang sesuai, bonus demografi akan hanya membawa kriminalitas baru dan angka pengangguran yang meningkat dengan gelandangan yang semakin banyak muncul di jalanan dan banyaknya masyarakat hidup di garis kemiskinan.

Tetapi untuk mematokkan bahwa bonus demografi sebagai penyebab meningkatnya pengangguran adalah pandangan yang buruk dan pesimis menurutku, Memanahkan kesalahan terhadap hal yang tidak bisa dkendali, skenario "tangan yang kita hadapi" justru harus bisa melihat potensi dari bonus demografi yang tinggi pemaanfaatan hal tersebut untuk kesejahteraan masyarakat atau negaranya sendiri. 

Sebagai contoh mosi bahwa bonus demografi penyebab meningkatnya pengangguran dapat diganti dengan bonus demografi gencar untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Tidak hanya menyenderkan nasib untuk menjadi tenaga kerja namun mengendalikan hidup diri sendiri untuk membuat bisnis baru, lapangan pekerjaan baru, ide-ide baru, berinovasi, dan kreatif. Demi mewujudkan tujuan untuk membantu kebutuhan manusia karena itulah fundamental tujuan membuat bisnis.

Meningkatnya pengangguran bisa ku sebutkan dipengaruhi faktor lain juga, yaitu lemahnya mental atau kurang kegigihan usia produktif negara kita. Dari doktrin orang tua yang mengekang anaknya untuk berpikir jauh sampai kehidupan hari-hari yang semakin nyaman membuat kita malas untuk berjuang dan terkekang dengan pikiran dan ide-ide yang berada di dalam kotak-kotak saja.

Bisa disimpulkan kaum on the way produktif negara ini belum siap secara mental untuk megambil kembali hidupnya entah dari ketidaktahuan yang membutakan mata dan pikiran dari sebuah potensi atau dengan mata terbuka meilhat kesempatan-kesempatan tidak diraih atau dilaksanakan hanya karena malas atau masalah gengsi dan takut ini dan itu.

Lalu peran siapa yang dapat disalahkan jika terjadinya kurang maksimalnya pemanfaatan bonus demografi tersebut? Tak sepenuhnya salah rakyat, pemerintah, dan pemlik modal. Semua peran memiliki kontribusi kedalam skenario yang tidak diinginkan ini.

Dari rakyat yang berperan sebagai pendidikan primer suatu anak sejak kecil dalam bentuk keluarga yang bertanggung jawab membesarkan anak, memberi prinsip, dan memberikan kehidupan yang layak. Lanjut, ke pemerintah yang memegang wewenang dalam sistem pendidika untuk membangun kaum muda yang gigih dan tangkas. Lalu pemilik modal yang dapat melakukan kebijakan ekspansif untuk perusahaannya sejalan dengan bonus demografi yang akan seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, tak semestinya kita melihat bonus demografi sebagai tangan buruk yang kita hadapi tapi sebuah potensi untuk kita rauk dan manfaatkan semaksimal mungkin dengan peran seluruh warga negara Indonesia yang memiliki kedudukan yang berbeda-beda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun