Mohon tunggu...
Royyan Haykal
Royyan Haykal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalism Student at Padjadjaran University

Food Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Berkah Lebaran, Omset Pedagang Rujak Naik

16 April 2024   19:02 Diperbarui: 16 April 2024   19:03 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi. Seorang pedagang rujak di kawasan Metro Margahayu Raya Bandung sedang menyiapkan pesanan pelanggannya pada Jumat (21/04).

Bandung - Lebaran menjadi momen yang ditunggu karena situasinya yang unik dan terkandung berkah didalamnya. Dimulai dari mudik, bersilaturahmi, tradisi yang berbeda setiap daerah, dan tentunya kuliner khas yang disajikan pada saat lebaran.

Berbicara mengenai kuliner lebaran, akan ada makanan yang dicari ketika indra perasa sudah bosan dengan kuliner lebaran. Khususnya di siang hari saat mulai kelelahan beraktifitas di hari lebaran atau libur lebaran. Bakso mungkin menjadi hal pertama yang muncul di pikiran Anda dan biasanya hari lebaran menjadi harapan pedagang untuk mendapatkan berkah di dalamnya. 

Selain bakso, terdapat makanan yang sering dicari masyarakat saat lebaran atau libur lebaran yaitu rujak. Menurut Kartika (49), rujak sering menjadi opsi kedua baginya ketika sudah bosan dengan bakso. 

"Biasanya kalo bosen dengan bakso, rujak sih yang dicari pas lebaran"

Hidangan rujak muncul pertama kali pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 hingga ke-13. 

Rojak (rujak) dalam bahasa Melayu memiliki arti yaitu "campuran". Beragam keuntungan bisa anda dapatkan saat menyantap rujak, dimulai dari kaya akan nutrisi, lalu senyawa antioksidan dari buah-buahan, juga dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan, serta bumbunya yang pedas bercampur dengan rasa asam dan manis dari buah menjadi cita rasa khas rujak itu sendiri.  


Hidangan ini juga tersebar di beberapa negara Asia Tenggara dengan versinya masing-masing. Seperti di wilayah utara Semenanjung Malaysia, "pasembur" merupakan arti lain dari rujak atau sering disebut juga "rojak mamak" di wilayah selain Semenanjung Malaysia bagian utara. Negara tetangganya yaitu Singapura, memiliki rojak dengan sentuhan India dan rojak dengan sentuhan kuliner khas China. Thailand juga memiliki rujak yang dikenal sebagai "som tam". Begitu pula dengan negara Vietnam, Kamboja, dan Laos. 

Beralih ke nusantara, terdapat rujak khas yang dimiliki beberapa daerah. Misalnya rujak cingur yang berbahan utama cingur sapi khas Surabaya, rujak kuah pindang yang buahnya disiram kuah kepala pindang khas Bali, rujak juhi yang berbahan utama cumi-cumi khas Jakarta, rujak cuka khas Sunda, rujak soto khas Banyuwangi dan masih terdapat jenis rujak lainnya di Indonesia.

Tapi bagaimana kondisi asli penjualan rujak di hari atau libur lebaran bagi pedagang rujak? 

Euforia berkah lebaran dirasakan seorang pedagang rujak, Adah (63) di kawasan Metro Margahayu Raya Bandung. Selama lima belas tahun lamanya Adah sudah berjualan di kawasan tersebut. Ia membuka dagangannya bersamaan dengan warung yang tepat di belakang gerobak dagangannya.

"Buka dari jam setengah 6 pagi sampai jam 9 malam sambil buka warung juga," kata Adah saat ditemui di lokasi tempat ia biasa berjualan, Sabtu (13/4/2024).

Saat situasi lebaran seperti ini, Adah yang berasal dari Garut memilih untuk tetap berjualan rujak dan membuka warung seperti biasa. Ia mengatakan jika ia akan mudik pada H+10 lebaran nanti. Selama kurang lebih 15 jam berjualan rujak di kawasan metro Margahayu Raya Bandung, Adah mengaku saat masa-masa lebaran ia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 500 ribu, sedangkan dalam kesehariannya berjualan ia bisa mengantongi Rp 300 ribu. Keuntungan tersebut dibagi untuk pembayaran tempat yang dikontraknya sebagai warung dan dagangan rujak miliknya. 

"Alhamdulillah, 500 per bulan, 300 per hari, kadang sehari bisa cuman 1 atau 2 rujak aja yang kejual, terus biaya kontrakan 3 juta 100 sebulannya karena sambil ngewarung di belakang " ujarnya.

Dalam dagangannya, Adah menjual aneka rujak seperti rujak cuka, rujak ulek, dan rujak banci. Harga yang ditawarkan juga bervariatif, dimulai dari Rp 18 ribu untuk rujak cuka, Rp 20 ribu untuk rujak uleg, dan Rp 25 ribu untuk rujak banci. Harga yang dibanderol untuk setiap rujak bisa naik mengikuti harga bahan rujak tersebut. 

Seorang pembeli rujak, Riana (50) mengaku membeli rujak karena terasa menyegarkan. 

"Beli rujak cuka karena seger dan deket rumah," tuturnya.

Pembeli rujak lainnya, Budhan (26) mengaku membeli rujak uleg karena keinginannya untuk memakan rujak.

"Siang-siang makan rujak enak gitu, jadi beli rujak uleg soalnya familiar dengan rujak uleg dibanding rujak lainnya dan emang kebetulan lagi nyari rujak juga," ujarnya.

Omset pedagang rujak lainnya di Bandung

Selain Adah, terdapat Asep (49) yang sama-sama memiliki profesi sebagai pedagang rujak. Asep yang juga berasal dari Garut mengatakan ia memilih berjualan saat libur lebaran dikarenakan dirinya sudah mudik di bulan ramadhan kemarin.

"Kalo puasa engga jualan, jadi dipake jualannya pas lebaran dan lebih rame gitu lumayan," tuturnya.

Asep yang berdagang rujak di sekitar Jalan Anggrek Kota Bandung ini menjual rujak buah biasa dengan dua ukuran, ukuran kecil dengan harga Rp 15 ribu dan ukuran besar dengan harga Rp 20 ribu. Asep mulai menjual dagangannya dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Menurut Asep pada saat lebaran dan libur setelah lebaran, omset yang didapatkannya bisa naik dari hari biasanya. 

"Seringnya gabisa ditentuin, tapi pas lebaran naik lumayan omsetnya, engga tentu kalo jualan mah," ujarnya.

Keuntungan Asep terbagi dengan biaya sewa yang harus dikeluarkannya sebesar Rp 35 ribu setiap bulan.  Asep juga memiliki lokasi lain untuk berjualan yaitu di Jalan Kemuning. Kedua lokasi yang dipilih Asep dekat dengan toko oleh-oleh khas Bandung. Saat Asep berjualan, biasanya pembeli membeli rujaknya di siang hari. Ia menambahkan di antara dua lokasi berdagangnya, jumlah pembeli rujaknya seimbang.

"Sama aja yang belinya mah kalo di Jalan Anggrek dan Jalan Kemuning," tuturnya.

Bagaimana, apakah Anda sudah tergiur untuk mencicipi rujak hari ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun